Pasar kripto hari Jumat (20/12) ini akan menyaksikan kedaluwarsa kontrak opsi Bitcoin dan Ethereum dengan total nilai US$2,62 miliar (Rp42,2 triliun). Kedaluwarsa besar ini dapat memengaruhi aksi harga jangka pendek, terutama karena kedua aset ini baru saja mengalami penurunan signifikan.
Dengan nilai opsi Bitcoin sebesar US$2,02 miliar dan Ethereum di US$598,99 juta, trader sedang menyiapkan diri untuk potensi volatilitas.
Trader Perlu Pantau Ini Saat Kedaluwarsa Opsi US$2,6 Miliar
Data Deribit menunjukkan bahwa kontrak opsi Bitcoin yang kedaluwarsa hari ini melibatkan 20.728 kontrak, sedikit menurun dari 20.815 kontrak minggu lalu. Adapun kontrak opsi Ethereum yang kedaluwarsa meningkat menjadi 174.863 kontrak, dibandingkan 164.330 kontrak pekan lalu.
Titik sakit maksimum untuk Bitcoin berada di US$101.000, dengan rasio put-to-call di angka 0,87. Rasio ini menunjukkan sentimen pasar yang cenderung bullish meskipun BTC baru saja mengalami koreksi.
Sementara itu, Ethereum memiliki titik sakit maksimum di US$3.700 dan rasio put-to-call 0,48. Sentimen optimistis yang serupa juga terlihat pada Ethereum.
Sebagai pengingat, titik sakit maksimum adalah metrik penting yang kerap memandu perilaku pasar. Ini merupakan harga di mana sebagian besar opsi akan kedaluwarsa tanpa nilai.
Selain itu, rasio put-to-call di bawah 1 untuk Bitcoin dan Ethereum menunjukkan optimisme di pasar, di mana ada lebih banyak trader yang bertaruh pada kenaikan harga. Namun, dengan volume opsi yang kedaluwarsa sebesar ini, trader dan investor harus bersiap menghadapi potensi volatilitas.
“Kedaluwarsa opsi bisa menyebabkan volatilitas meningkat karena trader menyesuaikan posisi mereka. Perhatikan potensi pergerakan di SPX dan BTC karena mereka mungkin bereaksi terhadap dinamika pasar ini,” ujar seorang pengguna di X .
Apakah Kedaluwarsa Opsi Bisa Picu Rebound Pasar?
Yang perlu diperhatikan, opsi yang kedaluwarsa ini datang setelah Bitcoin terkoreksi ke US$94.235. Pada waktu publikasi ini, crypto pionir ini diperdagangkan seharga US$97.157, turun hampir 4% sejak sesi perdagangan Jumat (20/12) dibuka.
Dengan titik sakit maksimum di US$101.000, Bitcoin berada jauh di bawah harga strike-nya. Di sisi lain, Ethereum diperdagangkan seharga US$3.392, jauh di bawah harga sakit maksimum US$3.700. Berdasarkan teori Max Pain, harga BTC dan ETH kemungkinan akan mendekati harga strike masing-masing, sehingga dapat memicu volatilitas.
Ini terjadi karena teori sakit maksimum dalam perdagangan opsi bekerja pada asumsi bahwa penulis opsi biasanya adalah institusi besar atau trader profesional. Oleh karena itu, mereka memiliki sumber daya dan pengaruh pasar untuk mendorong harga penutupan menuju titik sakit maksimum pada hari kedaluwarsa.
Untuk Bitcoin, ini berarti peluang pemulihan alias rebound, berpotensi merebut kembali tonggak historis US$100.000.
“Sesi perdagangan malam tidak terlihat bagus. Satu-satunya penyelamat mungkin banyaknya opsi yang akan kedaluwarsa tanpa nilai besok,” celetuk seorang pengguna di X.
Sementara itu, perlu dicatat bahwa meskipun kedaluwarsa opsi seringkali menyebabkan fluktuasi harga jangka pendek, pasar biasanya kembali stabil sesaat setelah para trader menyesuaikan diri dengan lingkungan harga baru. Dengan volume kedaluwarsa yang tinggi hari ini, trader dan investor bisa mengantisipasi hasil serupa, yang kemungkinan akan memengaruhi tren pasar kripto ke depan, terutama menjelang akhir pekan.
Bagaimana pendapat Anda tentang opsi BTC dan ETH yang kedaluwarsa ini dan efeknya ke pasar? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.