Lihat lebih banyak

Pakar yang Terlibat dalam Proyek Blockchain Nasional Cina: Kripto adalah Skema Ponzi Terbesar dalam Sejarah Umat Manusia

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Yifan He, CEO dari Red Date Technology perusahaan yang terlibat dalam pengembangan proyek Blockchain Service Network (BSN), menulis tentang cryptocurrency dan menilai sifatnya yang seperti Ponzi.
  • Dia juga mengkritik konsep mata uang virtual yang semakin populer dengan istilah ‘X to Earn’ (X2E), yang mengacu pada proyek seperti play-to-earn atau move-to-earn.
  • Kendati demikian, He masih memberikan apresiasi terhadap aset stablecoin yang didukung oleh aset nyata, seperti USDT atau USDC.
  • promo

Salah satu pakar yang terlibat dalam pengembangan proyek jaringan blockchain nasional Cina menyebut bahwa kripto sebagai skema Ponzi. Dia turut menyerang Bitcoin; tetapi mendukung stablecoin, karena menilainya bukan sebagai aset spekulatif.

Yifan He, CEO dari Red Date Technology perusahaan yang terlibat dalam pengembangan proyek Blockchain Service Network (BSN), menulis tentang cryptocurrency dan sifatnya yang seperti Ponzi. Sebagai catatan, proyek BSN diinisiasi oleh State Information Center of China, China Mobile, China UnionPay, dan Red Date Technology.

Diterbitkan di surat kabar lokal The People’s Daily pada hari Minggu (26/6), tulisan itu mengacu pada kripto swasta sebagai skema Ponzi terbesar dalam sejarah umat manusia. Sang penulis turut menyinggung runtuhnya proyek Terra-LUNA-UST pada pekan kedua Mei 2022. 

Dia juga mengkritik konsep mata uang virtual yang semakin populer dengan istilah ‘X to Earn’ (X2E) yang mengacu pada proyek seperti play-to-earn (P2E) atau move-to-earn (M2E). Dia menyebut proyek-proyek semacam ini sebagai phishing strategy.

“Jebakan tersembunyi di baliknya adalah, para developer proyek ini (terutama token yang tidak memerlukan penambangan) sama sekali tidak relevan. X2E sebenarnya adalah airdrop,” kata Yifan He.

Dia melanjutkan, “Satu-satunya perbedaan adalah hal ini memungkinkan pengguna untuk menghasilkan melalui beberapa aktivitas sehari-hari yang sederhana, sehingga pengguna merasa bahwa itu berharga karena mereka telah membayar dengan sejumlah tenaga kerja. Tujuan utamanya adalah menarik para pengguna ke hype trading of rights & interests.”

Bitcoin dan Aset Kripto yang Tidak Diatur adalah Skema Ponzi

Sang CEO Red Date Technology juga menyebutkan beberapa kritik terkenal terhadap Bitcoin dari Bill Gates dan Warren Buffett.

“Di antara 100 orang terkaya di dunia, setidaknya 90 telah secara terbuka menyatakan pernyataan negatif terhadap mata uang virtual. Warren Buffett percaya bahwa satu-satunya hal yang pasti tentang mata uang virtual adalah itu tidak menghasilkan nilai apa pun. Dia secara terbuka menyatakan bahwa ‘Bitcoin adalah racun tikus dan harus dihindari.’ Rekannya Charlie Munger bahkan dengan blak-blakan mengatakan bahwa berinvestasi di Bitcoin adalah hal yang ‘jahat dan bodoh.’”

Yifan He mengatakan bahwa saat ini semua cryptocurrency yang tidak diatur termasuk Bitcoin adalah skema ponzi berdasarkan pemahamannya.

“Hanya tingkat risiko yang berbeda berdasarkan kapitalisasi pasar dan jumlah pengguna,” ungkapnya.

Menurutnya, pemerintah seperti El Salvador yang memilih untuk mengadopsi Bitcoin sebagai legal tender atau sebagai alat pembayaran yang sah di negara itu sangat membutuhkan pelatihan basic financing.

“Jika tidak, mereka menempatkan seluruh negara dalam risiko kecuali niat awal mereka adalah untuk membangun crypto trading platform milik negara dan menipu warga mereka,” paparnya.

Sosok yang juga menempati posisi sebagai Executive Director BSN itu menambahkan bahwa dia tidak memiliki crypto wallet atau aset terkait.

“Saya tidak menyentuh mereka [kripto] dan tidak akan menyentuh mereka di masa depan, bahkan jika mereka diatur, karena saya tidak menganggap bahwa mereka memiliki nilai apa pun,” tegas Yifan He.

Berikan Pujian untuk Stablecoin

Saat mengkritik Bitcoin dan banyak proyek kripto lainnya, dia masih percaya bahwa beberapa bagian dari dunia kripto bisa baik-baik saja jika diatur dengan benar. Stablecoin yang didukung dengan uang tunai fiat yang nyata seperti Tether USD (USDT) dan USD Coin (USDC) tidak boleh dipandang seperti skema Ponzi.

“USDC dan USDT adalah mata uang terkait pembayaran, bukan aset spekulatif. Setelah mereka sepenuhnya diatur, mereka baik-baik saja,” jelas CEO Red Date Technology itu.

Dia sebelumnya pernah berencana untuk mengintegrasikan pembayaran stablecoin ke BSN pada 2021. Rencana itu akhirnya dibatalkan karena posisi Cina yang serius bermusuhan dengan industri kripto secara keseluruhan.

Pemerintah Cina yang Tidak Ramah Kripto

Pernyataan ini muncul di tengah upaya pemerintah Cina yang memanfaatkan kehancuran market kripto untuk menjustifikasi larangan mereka terhadap industri ini.

Larangan terkoordinasi telah diberlakukan mulai September 2021. Setidaknya ada 10 otoritas Cina, termasuk bank sentral Cina yaitu People’s Bank of China (PBoC), mengambil tindakan untuk melarang semua jenis transaksi kripto di negara tersebut.

Terlepas dari semua upaya itu, Cina terus menjadi pemasok penambangan Bitcoin yang dominan di seluruh dunia. Menurut data Cambridge Bitcoin Electricity Consumption Index, per Januari 2022, Cina merupakan produsen dengan tingkat hash penambangan BTC terbesar kedua setelah Amerika Serikat (AS).

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori