Selama akhir pekan, ketegangan geopolitik memuncak secara dramatis menyusul konflik yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Iran dan Israel. Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (13/4) malam itu sempat mengguncang pasar global, termasuk sektor kripto. Namun, telah terjadi pemulihan yang signifikan di pasar kripto pada saat publikasi.
Adapun rebound nilai kripto yang cepat ini mencerminkan ketangguhan pasar serta kemampuannya untuk bertahan dari peristiwa global yang tak terduga.
Bitcoin Masih Punya Support Kokoh di US$60.000
Kekhawatiran akan eskalasi konflik tak ayal memicu penurunan drastis harga Bitcoin (BTC), aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar. Harga BTC bahkan sempat turun menyentuh angka US$60.800 selama konflik berkecamuk. Di samping itu, BeInCrypto sebelumnya juga melaporkan bahwa sektor ini kehilangan sekitar US$962,40 juta selama keruntuhan pasar.
Analis kripto Ash Crypto mengaitkan penurunan ini dengan reaksi pasar terhadap potensi konsekuensi perang, yakni melambungnya harga komoditas seperti minyak dan emas. Konsekuensi ini dapat memicu inflasi yang tinggi. Pada gilirannya, ini membuat bank sentral semakin enggan untuk menurunkan suku bunga.
Menurut Ash Crypto, situasi ini menciptakan sentimen bearish untuk saham dan aset kripto.
“Begitu BTC dan altcoin mulai anjlok, mereka yang memiliki posisi leverage tinggi mulai terlikuidasi, yang mengakibatkan lebih banyak aksi jual paksa,” ujar Ash Crypto. Ash menggambarkan fenomena serupa yang terjadi pada awal pandemi Covid-19 tahun 2020 dan saat bermulanya konflik Rusia-Ukraina.
Akan tetapi, Bitcoin dan sejumlah altcoin utama telah menunjukkan pemulihan signifikan. Pada saat publikasi artikel ini, Bitcoin diperdagangkan seharga US$65.170, mewakili kenaikan 2,66% dalam 24 jam terakhir. Bahkan, Ethereum (ETH) dan Solana (SOL) mengalami rebound yang lebih signifikan, masing-masing naik 7% dan 12,8%.
Menanggapi dampak ketegangan geopolitik terhadap pasar kripto, CEO Galaxy Digital Mike Novogratz memprediksi pemulihan harga setelah aksi jual awal.
“Perang butuh banyak uang…. Berdoa agar kita tidak mengalami konflik yang lebih parah, tetapi setelah risiko mereda, BTC akan melanjutkan tren naiknya,” tulis Novogratz di X (sebelumnya Twitter).
Novogratz juga berharap adanya penanganan yang lebih bijaksana guna mencegah konflik regional yang serius. Sentimen semacam ini sangat penting untuk pertumbuhan yang berkelanjutan di pasar kripto. Sebab, pasar cenderung lebih mengutamakan stabilitas.
Terlepas dari volatilitas yang menerpa pasar, Ash Crypto tetap optimistis tentang kinerja Bitcoin dalam jangka pendek.
“Sekarang, BTC berkisar di atas US$63.000 dengan support kuat di level US$60.000. Jika level US$60.000 gagal bertahan, masih ada level support kokoh di kisaran US$56.000 – US$58.000, di mana sebagian besar whale baru (pembeli ETF) telah membeli BTC mereka,” terang Ash Crypto.
Lebih lanjut, sang analis juga menyoroti sejarah dan mengungkapkan bahwa “black swan” atau peristiwa tak terduga seringkali menjadi pendahulu untuk lonjakan parabolik di pasar kripto.
Bagaimana pendapat Anda tentang pasar kripto yang kembali pulih usai terimbas konflik Iran-Israel ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.