Pasarina by Ranch Market bakal menjadi supermarket pertama di Indonesia yang mengadopsi teknologi metaverse di Indonesia. Pasar ritel modern yang berada di Sarinah, Jakarta Pusat itu akan memperkenalkan brand metaverse melalui aplikasi Trust Live yang bisa digunakan untuk berbelanja dengan menggunakan teknologi augmented reality (AR).
Lewat aplikasi tersebut, setiap pengunjung akan masuk dalam dunia 3 dimensi di Pasarina untuk mendapatkan informasi produk secara digital. Selain itu, juga akan tersedia guide bot yang menjadi pemandu saat melakukan aktivitas belanja.
Dengan pengembangan teknologi seperti itu, Pasarina by Ranch Market yang berada di bawah naungan PT. Supra Boga Lestari akan menjadi supermarket lokal pertama yang menggunakan teknologi AR dalam menjalankan bisnisnya.
Chief of Merchandising and Marketing Officer Supra Boga Lestari, Maria Suwarni, mengatakan lewat fitur guide bot akan memudahkan konsumen untuk berbelanja. Karena, dengan begitu, setiap pengunjung secara one-on-one akan dituntun untuk mengetahui lokasi promosi terbaik atas produk yang diinginkan.
“Fitur ini layaknya personal assistant. Jadi ketika store sedang ramai, konsumen bisa menggunakan layanan tersebut,” katanya dalam keterangan.
Meskipun akan mengadopsi teknologi canggih, Pasarina akan tetap menghadirkan pramuniaga guna memberikan pelayanan maksimal bagi para pengunjungnya.
Selain itu, setiap pengunjung juga bisa mendapatkan pengalaman menarik saat berbelanja yaitu dengan menggunakan quick response code (QR Code) untuk mendapatkan informasi produk yang tersaji secara virtual 3 dimensi.
Pasarina juga akan menyediakan fitur gamifikasi, di mana setiap pengunjung bisa berbelanja sambil bermain gim. Konsep yang ditawarkan mirip dengan treasure hunt dimana para pengunjung akan menikmati belanja lewat penggunaan teknologi virtual reality.
Untuk bisa menggunakan fitur tersebut, setiap pengunjung harus mengunduh aplikasi Trust Live di depan outlet Pasarina, Sarinah. Jika tidak ada aral melintang, penggunaan teknologi ini akan tersedia pada 1 Juli mendatang khusus untuk pengguna Android.
Metaverse dan Para Peritel
Meskipun konsep yang diusung agak berbeda dengan peritel lain dalam menapaki metaverse, tetapi langkah tersebut membuktikan bahwa industri ritel memang tengah bersiap untuk masuk dan memenuhi ruang virtual tersebut.
Salah satu peritel asal Amerika Serikat (AS), yaitu Walmart, bahkan berniat untuk menjelajah metaverse dengan membuat aset kripto dan aset digital yang akan dirilisnya sendiri. Rencananya, perusahaan juga akan membuat serta menjual barang virtual; termasuk barang elektronik, dekorasi rumah, mainan, peralatan olahraga, hingga produk perawatan pribadi.
US Patent and Trademark Office mengaku sudah menerima aplikasi pengajuan Walmart di 30 Desember tahun lalu. Dalam sebuah pernyataan, Walmart mengaku akan terus mengeksplorasi pemanfaatan teknologi untuk bisa menciptakan pengalaman belanja di masa depan.
“Perusahaan menguji ide-ide baru setiap saat. Beberapa ide menjadi produk atuau layanan yang bisa digunakan oleh pelanggan, dan beberapa diantaranya masih terus dilakukan pengujian,” tulisnya.
Tidak dapat dimungkiri, metaverse bakal mengubah cara masyarakat membeli produk ritel. Masuknya merek-merek kenamaaan seperti Adidas, Gucci, dan juga Vans membuktikan bahwa potensi bisnis yang ada sangat besar dan perusahaan-perusahaan tersebut sudah mempersiapkannya untuk hadir secara digital.
Alih-alih mengurangi penjualan fisik, metaverse dapat membuka peluang bagi peritel, sembari tetap menjadi jembatan bagi penjualan fisik dan digital. Setiap tahunnya, diprediksi sekitar US$54 miliar transaksi barang virtual akan dibukukan dan nilai pasar metaverse akan mencapai lebih dari US$1 triliun.
Penjualan di dunia metaverse juga terlihat lebih seksi. Terbukti dengan salah satu koleksi digital untuk merek tertentu yang mampu terjual lebih mahal dari versi aslinya. Adalah versi digital dari tas Dionysus Gucci yang dibuat untuk Roblox berhasil mencatatkan penjualan lebih dari US$4.000.
Peritel Lokal Tak Mau Ketinggalan Masuk ke Metaverse
Peritel lainnya di Indonesia, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, selaku pemegang merek Alfamart, juga baru saja menjajaki dunia metaverse. Perusahaan menggandeng WIR Asia sebagai mitra kerjasama untuk mewujudkan ambisinya. Jalinan kerjasama antara perusahaan dengan WIR Group bukanlah baru pertama terjadi. Sebelumnya di tahun 2015, Alfamart bersama WIR Group mengembangkan jaringan toko virtual yang bernama Alfamind.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.