Trusted

Pasca FTX Bangkrut, Komite Senat Desak CFTC untuk Segera Mantapkan Regulasi Kripto

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Senate Agriculture Committee meminta Komisaris CFTC Rostin Behnam untuk mengklarifikasi bagaimana FTX runtuh dan hal apa yang bisa dilakukan untuk melindungi pelanggan ke depannya.
  • Behnam menyerukan agar pihak Kongres memberikan otoritas yang lebih besar kepada CFTC.
  • John Reed Stark, sosok yang terkenal dengan pandangan skeptisnya pada kripto, meyakini bahwa seruan industri untuk menerapkan regulasi yang lebih jelas hanyalah cara untuk mendapatkan izin untuk spekulasi berisiko.
  • promo

Sidang Komite Senat Amerika Serikat untuk Pertanian, Nutrisi, dan Kehutanan pada 1 Desember, menyerukan kepada Kongres agar segera mengesahkan undang-undang CFTC terkait kripto. Hal ini dilakukan untuk mencegah insiden kehilangan dana lanjutan di masa depan setelah keruntuhan FTX.

Komite tersebut menginterogasi kepala Commodities and Futures Trading Commission (CFTC) Rostin Behnam untuk memberi klarifikasi terkait penyebab bangkrutnya FTX yang terjadi begitu cepat. Selain itu, mereka juga membahas terkait bagaimana cara melindungi dana pelanggan Amerika ke depannya.

Kemudian, komite ini turut mengkritik kurangnya manajemen risiko di FTX, serta perlunya untuk segera menerapkan regulasi demi memastikan bahwa insiden seperti itu tidak akan terulang kembali.

BeInCrypto melaporkan pada 11 November 2022, FTX dan beberapa entitas terafiliasi telah mengajukan Kebangkrutan Bab 11 (Chapter 11 Bankruptcy). Pengajuan tersebut dilakukan setelah FTX gagal menerima sekitar US$5 miliar penarikan pelanggan sekitar lima hari sebelumnya.

RUU CFTC Memungkinkan Pembagian Tanggung Jawab Regulasi

Ketua komite Senator, Debbie Stabenow (D-MI), mengatakan bahwa dia berharap Undang-Undang Perlindungan Konsumen Komoditas Digital tahun 2022 akan memenuhi tujuan regulasi industri kripto yang lebih besar di bawah otoritas CFTC. Dalam prosesnya, Stabenow juga ikut menyusun RUU tersebut bersama dengan Senator John Boozman (R-Ark.) pada bulan Agustus 2022 lalu.

Lebih lanjut, dia juga secara kritis menekankan bahwa CFTC tidak akan menjadi badan eksklusif untuk meregulasikan kripto.

“Saya pernah mengatakan ini sebelumnya, dan saya akan mengatakannya lagi. Undang-Undang Perlindungan Konsumen Komoditas Digital tidak menggantikan peran otoritas regulator keuangan lainnya, juga tidak menjadikan CFTC sebagai regulator kripto utama, karena aset kripto dapat digunakan dalam berbagai cara,” tegasnya.

Klarifikasi ini disampaikan setelah ketua Komisaris Sekuritas dan Bursa (SEC), Gary Gensler, mempermasalahkan RUU tersebut. Dia berargumen bahwa RUU yang berpusat pada CFTC tidak akan cukup untuk melindungi investor.

Tahukah Kamu?

CFTC adalah lembaga yang bertugas mengatur pasar derivatif dan komoditas AS. Lalu, Komite Senat Amerika Serikat untuk Pertanian, Nutrisi, dan Kehutanan merupakan badan yang mengawasi CFTC.

Komisaris CFTC: “Lembaga Harus Diberi Wewenang”

Menurut Rostin Benham, FTX sebelumnya telah terlibat dengan CFTC untuk meregistrasikan bursa derivatif dan rumah kliring yang berbasis di AS, yakni LedgerX. Dia mengatakan bahwa operasi perusahaan tersebut tetap bisa bertahan di masa mendatang. Selain itu, dia berpendapat bahwa CFTC sangat penting dalam memastikan bahwa LedgerX lolos dari kebangkrutan 130 entitas yang terkait dengan FTX.

“Pelajarannya di sini sudah jelas, regulasi [yang] bijaksana dan komprehensif berfungsi untuk melindungi pelanggan dan mencegah [terjadinya] peristiwa yang serupa [dengan yang] menimpa entitas FTX lainnya,” kata Behnam.

Tahukah Kamu?

Pada 4 Januari 2022 lalu, Rostin Benham telah disumpah oleh Presiden Joe Biden sebagai Komisaris CFTC ke-15.

Sang komisaris CFTC mendesak Kongres untuk memberikan otoritas kepada pihaknya untuk meregulasikan industri kripto.

“Di CFTC, kami tidak memiliki wewenang untuk meregulasikan pasar aset digital secara komprehensif. Dan untuk mencegah hal ini terjadi lagi, kami harus diberi wewenang yang memadai dari Kongres.”

Selain itu, Behnam menolak anggapan bahwa CFTC adalah regulator yang tidak seketat agen federal lainnya. Dia menunjukkan bahwa lembaga tersebut bahkan telah menetapkan denda sebanyak dua setengah miliar dolar pada tahun 2022.

Di sisi lain, beberapa pemain industri telah mengungkapkan bahwa kurangnya kejelasan regulasi adalah alasan dari runtuhnya FTX. Namun, John Reed Stark, mantan pejabat SEC yang terkenal skeptis terhadap kripto, mengatakan bahwa seruan industri kripto untuk mewujudkan kejelasan regulasi tidak lebih dari langkah awal terselubung demi mendapatkan persetujuan bagi aset spekulasi berisiko.

Bagaimana pendapat Anda tentang desakan dari Komite Senat terhadap CFTC untuk menggodok regulasi kripto di Negeri Paman Sam? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia,Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori