Platform mining pool kripto AntPool mengatakan bahwa pihaknya tidak akan lagi mengelola akun Ethereum milik penggunanya setelah The Merge tayang. Selain itu, mereka juga meminta pelanggannya untuk menyetorkan alamat ETH pribadi mereka untuk menyelesaikan proses transfer aset mereka dari AntPool.
Keputusan tersebut AntPool jelaskan dalam pengumuman yang mereka publikasikan pada unggahan blog berjudul “ETH Maintenance Change Notice”. Pada pengumuman tersebut, AntPool berpendapat bahwa ETH 2.0 akan “tayang disertai dengan risiko penyensoran di berbagai negara”.
Maka dari itulah, platform mining pool ini memutuskan untuk tidak melanjutkan pengelolaan aset ETH di chain PoS demi menjaga keamanan pelanggannya. Sehubungan dengan keputusan tersebut, AntPool memberikan jangka waktu sampai dengan tanggal 3 September kepada penggunanya untuk memberikan alamat wallet ETH mereka. Selanjutnya, pengguna akan menerima transferan berupa aset ETH milik mereka yang ada di AntPool.
Sebagai informasi, AntPool sendiri adalah sebuah platform mining pool yang dioperasikan oleh Bitmain di jaringan Ethereum. Di platform ini, sekelompok orang dapat menggabungkan daya pemrosesan serta sumber daya komputasi mereka untuk menambang Ethereum.
AntPool Tetap Dukung PoW
Sementara itu, AntPool tetap melanjutkan dukungannya untuk proof-of-work (PoW) dalam unggahan blog tersebut. Hal tersebut mereka tunjukkan dengan mengatakan bahwa AntPool akan tetap menyediakan layanan mining pool Ethash bagi pelanggannya yang ingin menambang token-token Ethash, termasuk Ethereum Classic (ETC).
Meskipun demikian, langkah yang mereka ambil itu bukanlah berita yang mengejutkan, mengingat jaringan tersebut baru-baru ini telah mendedikasikan dana sejumlah US$10 juta untuk pengembangan ekosistem ETC sendiri.
Di samping itu, perusahaan ini juga mengungkapkan dukungannya terhadap token-token PoW lainnya serta konsensus PoW terdesentralisasi. Dalam unggahan blog tersebut, tertulis, “ANTPOOL senantiasa mendedikasikan diri untuk pengembangan dan pemeliharaan ekosistem PoW”.
Kekhawatiran Terkait Penyensoran Ethereum
Kekhawatiran terkait penyensoran Ethereum semakin diperparah sejak munculnya keputusan OFAC AS untuk memberikan sanksi kepada Tornado Cash. Mengenai hal ini, sebagian analis juga telah menekankan bahwa migrasi jaringan blockchain Ethereum ke mekanisme konsensus proof-of-stake secara lebih lanjut akan membuatnya lebih rentan terhadap risiko penyensoran.
Apalagi, dengan adanya sekitar 60% node validator di jaringan tersebut yang dikendalikan oleh provider layanan staking berbasis AS, maka tidak sedikit yang percaya bahwa pemerintah bisa saja memaksa provider terpusat ini untuk menyensor transaksi.
Sementara itu, CEO Coinbase Brian Armstrong sendiri mengatakan bahwa bursanya lebih memilih untuk berhenti menyediakan layanan staking Ethereum; ketimbang harus menyensor transaksi jaringan tersebut di platform perusahaan. Walau begitu, tetap saja ada kekhawatiran yang akan menghantui komunitas terkait dampak potensial dari peraturan baru tersebut bagi industri nantinya.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.