Lihat lebih banyak

Tak Mau Kalah dari Korea Selatan, Jepang Bakal Genjot Adopsi Web3 & Metaverse

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, akan menggenjot investasi dalam transformasi digital.
  • Langkah yang dilakukan termasuk dengan mendorong meningkatkan adopsi web3 & metaverse.
  • Japan Metaverse Association (JMA) diharapkan dapat membantu inisiatif pemerintah di Negeri Sakura.
  • promo

Pemerintah Jepang mulai menaruh fokus pada pengembangan web3 dan metaverse. Sikap itu ditunjukkan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, dalam pidato kenegaraan yang menyebutkan pemerintah akan menggenjot investasi untuk transformasi digital, dengan memperluas penggunaan layanan web3 yang memanfaatkan metaverse dan non-fungible token (NFT).

Salah satu hal yang akan dilakukan adalah dengan mengintegrasikan My Number yang merupakan nomor jaminan sosial dan keamanan dengan teknologi yang lebih mumpuni. Meskipun tidak menyebutkan berapa besaran dana investasi yang akan disiapkan, tetapi pemerintah Jepang akan mempercepat investasi dengan melibatkan perusahaan publik dan swasta yang berfokus pada sains, teknologi, startup, digital transformation (DX), dan green transformation (GX).

“Pemerintah akan fokus mendukung implementasi di bidang sosial teknologi digital,” ungkap Fumio Kishida.

Sebelumnya, pemerintah Jepang melalui Kementerian Ekonomi, Perdagangan, & Industri (METI) telah meluncurkan kantor baru yang bernama Web 3.0 Policy Office atau Kantor Kebijakan Khusus Web3. kehadiran kantor anyar ini dimaksudkan untuk memperkuat kerangka kerja Jepang di industri web3.

Dengan begitu, pemerintah bisa menerapkan aturan yang lebih ketat dnegan mewajibkan bursa kripto atau pihak manapun yang memiliki hubungan dengan aset kripto harus melakukan pendaftaran. Selain itu, kehadiran Web 3.0 Policy Office juga dimaksudkan untuk memitigasi hal negatif yang berpotensi terjadi. Apalagi, Jepang juga digadang-gadang akan menjadi salah satu pemimpin dalam industri kripto di Asia.

Melihat masifnya perkembangan industri kripto, pemerintah Negeri Sakura juga berencana memperketat aturan transfer berbasis kripto untuk tindakan pencucian uang dan aktivitas kejahatan lainnya. Untuk itu, amandemen akan dilakukan pada Undang-Undang Pencegahan Transfer Hasil Pidana yang sudah diajukan pada 3 Oktober kemarin.

Mendorong Perkembangan Bisnis Metaverse di Jepang

Dukungan pemerintah terhadap industri aset virtual cukup beralasan. Pasalnya, inisiatif yang datang dari para pelaku usaha untuk mengembangkan ekosistemnya juga terbilang cukup baik.

Pada akhir tahun lalu, ada 4 perusahaan kripto lokal yang sudah sepakat membentuk badan yang berfungsi untuk mengembangkan sektor metaverse Jepang. Entitas yang dinamakan Japan Metaverse Association (JMA) itu didirikan oleh FXcoon, provider dompet kripto Ginco, perusahaan aset manajemen kripto Coinbest, dan Intelligence Unit.

Terkait hal ini, Chief Executive Officer (CEO) FXcoin, Tomoo Onishi, mengungkapkan bahwa hanya sedikit orang yang benar-benar memahami teknologi blockchain dan NFT. Tidak hanya itu, terdapat kendala lain yang juga harus dihadapai, seperti informasi tentang metaverse sebagian besar masih dalam bahasa Inggris dan bukan dalam bahasa Jepang.

“Bahkan, jika teknologi tersebut sudah bisa dipahami, tidak mudah untuk mengembangkannya menjadi sebuah bisnis,” jelas Tomoo Onishi.

Lewat hadirnya JMA, entitas ini diharapkan dapat membantu Jepang untuk menjadi negara pelopor dalam kompetisi pengembangan ruang virtual.

96% Kalangan Profesional Global Siap Masuki Metaverse

Meskipun masih dalam proses pengembangan, riset dari Ciena menyebutkan bahwa 96% kalangan profesional di seluruh dunia sudah siap dengan metaverse. Survei yang dilakukan terhadap 15 ribu responden yang tersebar di berbagai negara ini memperlihatkan bahwa para profesional sudah siap untuk melakukan kolaborasi secara virtual.

Dalam riset tersebut juga terkuak temuan bahwa 87% responden menyatakan akan tetap merasa nyaman melakukan rapat dan juga kolaborasi di ruang virtual. Negara yang tengah menunggu pemanfaatan metaverse lebih masif adalah India. Sebanyak 97% kalangan profesional di sana siap menggelar kerja sama di metaverse.

Kemudian, Filipina berada di posisi kedua, dengan 94% kalangan profesional yang menyatakan kesiapan mereka terhadap metaverse. Sementara untuk Jepang, sebanyak 57% kalangan profesional sudah menyatakan kesiapan untuk melakukan pekerjaan di metaverse.

Negara lain yang juga sudah mempersiapkan pengembangan metaverse adalah Korea Selatan. Pemerintah setempat bahkan telah menyiapkan dana sekitar US$177,1 juta untuk membangun metaverse secara mandiri.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori