Pemerintah Kazakhstan melarang operasi tambang kripto di negaranya usai menyaksikan adanya kekurangan energi di awal tahun ini.
Dalam pengumuman resmi yang diterbitkan pada tanggal 15 Maret 2022 waktu setempat, pihak berwajib di Kazakhstan juga telah mengemukakan ancaman yang ditimbulkan oleh praktik mining atau penambangan kripto ilegal di negaranya. Dari hasil terjemahan dari pengumuman tersebut ditemukan pernyataan yang berbunyi:
“Kepala Negara, Financial Monitoring Agency (Badan Monitor Keuangan Kazakhstan -red.), bersama dengan badan pemerintahan lainnya, menyelenggarakan inspeksi menyeluruh terhadap kegiatan dari mining farm.”
Terkait pengumuman tersebut, 55 mining farm (lokasi penambangan kripto) secara sukarela menghentikan kegiatannya. Sementara itu, 51 mining farm lainnya ditutup secara paksa.
Hal yang perlu diperhatikan adalah para penambang ini segera menghentikan kegiatannya saat membokar peralatannya. Meski demikian, dalam pengumuman tersebut sudah tercantum bahwa “ada upaya yang sedang berlangsung untuk mencegah keterlibatan peralatan ini pada sirkulasi sekunder.”
Menariknya lagi, dilaporkan bahwa beberapa dari alat mining ini diselundupkan dari Cina, Korea Selatan, Singapura, Turki, dan Georgia.
Berkaitan dengan legalitas, pengumuman tersebut juga menyebutkan bahwa badan hukum di Kazakhstan tidak mengetahui tentang kegiatan itu. Pasalnya, para pelaku tambang ilegal ini terhubung dengan sumber energi secara ilegal pula. Beberapa di antaranya bahkan dilaporkan menempatkan bisnis mining farm-nya di zona ekonomi spesial agar terhindar dari pajak dan bea cukai. Contohnya, mining farm yang berada di daerah Karaganda. Laporan dari pemerintah Kazakhstan menyebutkan bahwa mining farm di sana melakukan aktivitas ilegal di wilayah Saryarka yang merupakan FEZ (free economic zone). Sementara itu, 2 perusahaan rumah kaca menjual kelebihan listrik mereka secara ilegal kepada penambang kripto pihak ketiga tanpa izin.
Secara keseluruhan, Financial Monitoring Agency telah mencatatkan 25 kasus kriminal saat menyita lebih dari 67.000 unit peralatan mining. Adapun alat yang disita bernilai 100 miliar tenge (sekitar US$194 juta atau Rp2,7 triliun). Tak lama setelah operasi dilakukan, tercatat ada penurunan konsumsi listrik sebesar 600 megawatt per jam di Kazakhstan.
Sebagai tambahan, aparat hukum di Kazakhstan telah meminta masyarakat untuk waspada terhadap penambangan kripto ilegal. Mereka mengimbau masyarakat segera menginformasikan kepada aparat hukum, apabila menjumpai kasus tersebut. Lebih lanjut, mereka juga mengingatkan bahwa kripto dapat menjadi sebuah alat untuk mendanai terorisme, serta pembelia senjata dan obat-obatan terlarang.
Sebuah kelompok antar departemen juga tengah mengolah kerangka kerja legislatif di Kazakhstan untuk menyelesaikan sebagian dari masalah-masalah ini. Kendati demikian, sebuah laporan menyatakan bahwa banyak penambang kripto Kazakhstan telah keluar dari negaranya.
Dikutip dari Wu Blockchain, ada sepertiga dari perusahaan mining legal yang pindah dari Kazakhstan.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.