Lihat lebih banyak

Pendapatan OpenAI Tembus US$1,6 Miliar di 2023

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • OpenAI, selaku pengembang ChatGPT, dilaporkan berhasil mencetak pendapatan sebesar US$1,6 miliar atau sekitar Rp24,62 triliun sepanjang tahun lalu.
  • Tingginya angka penjualan ChatGPT untuk segmen korporasi digadang-gadang menjadi salah satu pemantik moncernya kinerja perusahaan.
  • Menanjaknya kinerja OpenAI terjadi di tengah derasnya gempuran dari bot cerdas yang juga dirilis oleh para raksasa teknologi, seperti Alibaba dan Baidu.
  • promo

Platform generative artificial intelligence (AI generatif) ChatGPT berhasil mencetak kinerja yang mumpuni dalam debutnya di 1 tahun beroperasi. Laporan dari The Information menyebutkan, OpenAI, selaku pengembang ChatGPT, sukses meraup pendapatan sebesar US$1,6 miliar atau sekitar Rp24,62 triliun sepanjang tahun lalu.

Jumlah tersebut meningkat lebih dari 20% dari posisi Oktober kemarin yang sudah mencapai US$1,3 miliar. Tingginya angka penjualan ChatGPT untuk segmen korporasi digadang-gadang menjadi salah satu pemantik moncernya kinerja perusahaan.

Dalam catatan Bloomberg, di bulan November kemarin, OpenAI sudah merilis ChatGPT versi korporat untuk mendorong adopsi. Layanan tersebut diklaim memiliki fitur tambahan dan perlindungan privasi yang lebih baik untuk memaksimalkan penggunaan.

Platform bernama ChatGPT Enterprise itu merupakan salah satu strategi perusahaan untuk mendongkrak adopsi AI generatif menjadi jauh lebih masif. Selain itu, langkah tersebut sengaja dilakukan untuk bisa memanfaatkan ceruk dari mahalnya pengembangan chatbot bagi entitas yang ingin mengembangkan AI secara mandiri.

Sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa OpenAI mampu menghasilkan pendapatan bulanan sekitar US$80 juta.

Menanjaknya kinerja OpenAI terjadi di tengah derasnya gempuran dari bot cerdas yang juga dirilis oleh para raksasa teknologi. Alibaba, Baidu, Apple hingga Elon Musk tercatat sudah ikut serta dalam perebutan pasar generative AI di pasar global.

Meski demikian, jumlah pengguna ChatGPT tetap tidak tergoyahkan. Sampai dengan November kemarin, perusahaan sudah memiliki dan mengelola sekitar 100 juta pengguna aktif secara mingguan.

Chief Executive Officer (CEO) OpenAI, Sam Altman, menjelaskan saat ini, di atas 2 juta pengembang sudah menggunakan platform tersebut, termasuk lebih dari 92% entitas yang masuk dalam Fortune 500.

Galang Dana untuk Perkuat Bisnis

Demi memperbesar cakupan bisnisnya, OpenAI dikabarkan sedang dalam diskusi awal untuk menggalang pendanaan baru untuk mengejar valuasi lebih dari US$100 miliar.

Sumber lain menyebutkan, jika jadi terlaksana, maka pendanaan tersebut bakal mengukuhkan posisi OpenAI sebagai startup paling berharga di dunia setelah Space Exploration milik Elon Musk.

OpenAI akan menyelesaikan penawaran tender secara terpisah pada awal bulan ini, yang memungkinkan karyawan perusahaan melepas kepemilikan sahamnya dengan target dana sebesar US$86 miliar.

Tidak berhenti di situ, entitas yang didukung oleh Microsoft itu juga tengah mengadakan diskusi untuk melakukan penggalangan dana lainnya dengan entitas asal Abu Dhabi, yaitu G42. Aksi itu bertujuan untuk mendorong usaha baru perusahaan di bidang chip pintar untuk generative AI. Dari situ saja, OpenAI menargetkan dapat mengumpulkan dana segar mulai dari US$8 miliar hingga US$10 miliar.

OpenAI Hadapi Gugatan Pelanggaran Hak Cipta

Terlepas dari kinerjanya, OpenAI dan Microsoft tengah menghadapi gugatan dari salah satu perusahaan media yang berbasis di Amerika Serikat (AS), yakni The New York Times Company.

The New York Times menuduh masing-masing entitas melakukan pelanggaran hak cipta dengan menggunakan artikel yang diproduksinya sebagai bahan pembelajaran teknologi kecerdasan buatan.

Gugatan yang diajukan di Pengadilan Distrik Federal Manhattan itu meminta tanggung jawab moneter dari masing-masing perusahaan atas kerugian senilai miliaran dolar AS.

Sebelum akhirnya menempuh jalur hukum, The New York Times mengaku sempat menjajaki resolusi damai pada April kemarin. Dalam mekanisme tersebut, perusahaan menyampaikan kekhawatiran tentang penggunaan kekayaan intelektualnya. Namun, sayangnya perundingan yang dibangun belum mencapai resolusi.

Menariknya, juru bicara OpenAI, Lindsey Held, justru mengaku telah mengalami kemajuan secara konstruktif dalam pembicaraannya bersama The New York Times.

“Kami menghormati hak pembuat dan pemilik konten serta berkomitmen untuk bekerja sama dengan mereka guna memastikan manfaat dari teknologi AI dan model pendapatan baru,” pungkas Held.

Bagaimana pendapat Anda tentang kesuksesan OpenAI meraup pendapatan hingga US$1,6 miliar di tahun 2023? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori