Trusted

Pengguna Gemini Earn Ajukan Arbitrase Class Action terhadap Genesis & DCG

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Tiga pengguna Gemini Earn telah mengajukan permohonan arbitrase class action terhadap Genesis dan DCG pada 30 Desember 2022 lalu.
  • Pihak penggugat menuduh Genesis telah gagal mengembalikan aset digital mereka dan semua pengguna Gemini Earn seperti yang dipersyaratkan berdasarkan perjanjian utama.
  • Genesis kemudian dituduh terlibat dalam transaksi palsu dengan perusahaan induknya, yaitu DCG, untuk menyembunyikan kebangkrutan.
  • promo

Ternyata terdapat 3 pengguna Gemini Earn yang pada 30 Desember 2022 lalu telah mengajukan permohonan arbitrase class action terhadap Genesis Global Capital dan Digital currency Group (DCG).

Langkah ini diambil sebagai tanggapan usai Gemini menangguhkan program penebusan produk Earn mereka karena pembekuan penarikan di Genesis.

Tahukah Kamu?

Arbitrase class action merupakan ‘proses penyelesaian perselisihan’, ketika arbiter pihak ketiga yang netral menyelesaikan perselisihan antar pihak. Hal ini sering dilihat sebagai alternatif dari gugatan class action.

Proses arbitrase class action biasanya bersifat sukarela dan kurang formal. Namun, keputusan dari hal ini bersifat mengikat dan tidak dapat diajukan banding. Hal ini membuat prosesnya berpotensi lebih cepat dan lebih murah daripada gugatan class action.

Serangkaian Tuduhan terhadap Genesis

Pihak penggugat menuduh Genesis telah gagal mengembalikan aset digital mereka dan semua pengguna Gemini Earn seperti yang dipersyaratkan berdasarkan perjanjian utama (Master Agreement) antara perusahaan dengan pengguna.

Mereka mengklaim bahwa Genesis pertama kali melanggar perjanjian utama ketika perusahaan tersebut telah bangkrut pada musim panas 2022, tetapi menyembunyikan kebangkrutannya dari pelanggannya.

Genesis kemudian dituduh terlibat dalam transaksi palsu dengan perusahaan induknya, yaitu DCG, untuk menyembunyikan kebangkrutan. Caranya dengan ‘menukar hak untuk menagih utang’ US$2,3 miliar dari Genesis terhadap hedge fund kripto Three Arrows Capital (3AC) yang sekarang telah bangkrut ‘dengan promissory note’ senilai US$1,1 miliar yang jatuh tempo pada tahun 2033.

Penggugat juga mengklaim bahwa perjanjian utama Genesis secara efektif menciptakan penjualan sekuritas (efek) yang tidak terdaftar, dan berusaha untuk membatalkan kontrak penjualan dan kerugian terkait.

Di sisi lain, pada hari Selasa (3/1), co-founder 3AC, Su Zhu, memprediksi bahwa kreditur Genesis, termasuk Gemini, akan mendorong anak perusahaan dari DCG itu ke dalam jurang kebangkrutan dan mengambil aset DCG yang tersisa dalam beberapa hari mendatang.

“Mereka kemungkinan besar menuntut Barry Silbert untuk membayar kembali utang tunai dengan cara mudah daripada menunggu kasus pidana dengan hukuman restitusi,” catat co-founder 3AC itu.

Gemini yang Terseret dalam Krisis Genesis dan DCG

Ilustrasi Crypto Exchange Gemini

Sebelum pengajuan arbitrase class action pada DCG dan Genesis tersebut, sudah ada gugatan class action yang diajukan terhadap Gemini pada akhir Desember lalu. Pihak penggugat menuduh Gemini terlibat dalam penjualan sekuritas (efek) yang tidak terdaftar melalui produk Earn mereka.

“Ketika Genesis mengalami kesulitan keuangan sebagai akibat dari serangkaian krisis di market kripto pada tahun 2022, termasuk kehancuran FTX, Genesis tidak dapat mengembalikan aset kripto yang dipinjamnya dari investor Gemini Earn. [Gemini] menolak untuk menghormati penebusan investor lebih lanjut, yang secara efektif memusnahkan semua [harapan] investor yang masih memiliki kepemilikan dalam program tersebut,” jelas pihak penggugat.

Seakan tak mau disalahkan atas masalah yang dihadapi perusahaannya, di hari Senin (2/1), co-founder Gemini, Cameron Winklevoss, menuduh CEO DCG, Barry Silbert, terlibat dalam taktik dengan itikad buruk atas rencana untuk melanjutkan penarikan dari Genesis.

Winklevoss mengatakan bahwa pihak Genesis dan DCG berutang kepada Gemini dan kliennya sekitar US$900 juta. Pemimpin Gemini itu memberi Barry Silbert tenggat waktu hingga 8 Januari mendatang untuk secara terbuka berkomitmen menyelesaikan permasalahan ini.

“Setiap kali kami meminta keterlibatan nyata dari Anda [Barry Silbert], Anda bersembunyi di balik pengacara, bankir investasi, dan proses. Setelah 6 minggu, perilaku Anda tidak hanya benar-benar tidak dapat diterima, tetapi juga tidak masuk akal,” tulis Cameron Winklevoss.

Dia menambahkan, “Gagasan di kepala Anda bahwa Anda dapat bersembunyi dengan tenang di menara gading Anda dan bahwa semua ini akan hilang begitu saja karena berpikir ini adalah masalah orang lain, adalah fantasi murni. Untuk terakhir kalinya, kami meminta Anda untuk secara terbuka berkomitmen bekerja sama menyelesaikan masalah ini. Kami tetap siap dan bersedia bekerja sama, tetapi waktu hampir habis.”

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori