Trusted

Benarkah Friend.Tech adalah Skema Piramida? Mari Kita Bandingkan

4 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • friend.tech adalah platform SocialFi di mana pengguna dapat memonetisasi modal sosial mereka melalui sistem berbasis token. Namun, inovasi ini tak hanya mengundang banyak perhatian, tapi juga kontroversi.
  • Model bisnis platform ini menunjukkan kemiripan struktural dengan skema piramida, dengan lebih berfokus pada rekrutmen dan modal sosial daripada pada nilai intrinsik.
  • Pengawasan regulasi dapat menjadi hal yang sangat penting dalam menentukan apakah perpaduan antara jejaring sosial dan investasi aset kripto oleh friend.tech ini bersifat inovatif atau justru eksploitatif.
  • promo

Kemunculan friend.tech baru-baru ini telah mengundang rasa penasaran sekaligus harapan. friend.tech mempromosikan dirinya sebagai platform SocialFi di mana pengguna dapat memonetisasi modal sosial mereka. Uniknya, platform ini berada di persimpangan antara jejaring sosial dan dunia kripto.

Sebagai sebuah produk dari pengembang Web3 yang terkenal di X (sebelumnya Twitter), dengan nama pengguna oxRacerAlt dan Shrimppepe, platform ini tengah mencuri perhatian global. Namun, seiring dengan pertumbuhan basis penggunanya, juga muncul kekhawatiran tentang model bisnis yang mereka pakai. Pasalnya, banyak yang berpendapat bahwa friend.tech terlihat sangat mirip dengan skema piramida.

Baca selengkapnya tentang ulasan friend.tech di Mengenal friend.tech: Teman Jadi Investasi di Media Sosial Terdesentralisasi.

Bagaimana Cara Kerja friend.tech?

Di jantung friend.tech, terdapat sistem berbasis token sosial. Jadi, pengguna menautkan akun X mereka dan membeli token sosial, yang dikenal sebagai saham atau kunci (key). Hal tersebut merepresentasikan saham mereka dalam modal sosial orang lain.

Kemudian, biaya 10% yang mereka kenakan pada setiap transaksi akan dibagi antara protokol dan pengguna yang sahamnya diperdagangkan. Nilai saham ini berfluktuasi tergantung pada popularitas dan keterlibatan pengguna. Oleh karena itu, mereka dapat menawarkan peluang yang menggiurkan untuk mendapatkan keuntungan dari interaksi sosial.

Pembeli dan Penjual Unik di friend.tech | Sumber: Dune

Namun, ada baiknya bila kita membedah mekanisme di balik friend.tech ini untuk memahami mengapa struktur yang mereka pakai memunculkan kekhawatiran tentang keabsahannya.

Terkait hal ini, Scott Melker mengatakan, “Saya terus membaca bahwa friend.tech mengantongi 5% dari setiap transaksi. Jelaskan kepada saya bagaimana jawaban ini bukanlah 95%? Mungkin saya tidak memahaminya dengan benar, tetapi ketika seseorang menjual ‘kunci,’ mereka tidak membelinya dari orang lain. [Kunci] ini dicetak. Sebuah ‘kunci’ baru. 5% untuk influencer atau kreator. FT mungkin menangkap 90% sisanya, bukan?”

Perlu diingat bahwa skema piramida memikat partisipan baru untuk membayar biaya awal untuk bergabung. Kemudian, mereka menjanjikan keuntungan besar yang pada akhirnya bersumber dari kontribusi partisipan di masa depan. Selain itu, skema piramida tidak berfokus pada penjualan produk atau layanan, tetapi merekrut lebih banyak partisipan.

Apa Benar friend.tech adalah Skema Piramida?

Pada permukaannya, friend.tech mungkin terlihat sangat berbeda dari skema piramida. Namun, ada beberapa kemiripan yang tidak boleh kita abaikan.

Inti dari platform friend.tech adalah struktur yang mirip dengan piramida. Di sini, nilai dari token sosial atau saham meningkat berdasarkan jumlah orang yang berinvestasi dalam modal sosial pengguna tertentu. Hal ini secara inheren menempatkan nilai lebih pada perekrutan dan ekspansi jaringan daripada interaksi sosial yang nyata dan bernilai tambah.

Pengguna baru harus berinvestasi dalam token sosial, dan investasi mereka secara langsung meningkatkan nilai saham yang dimiliki oleh pengguna sebelumnya. Karena alasan ini, banyak yang percaya bahwa arsitektur friend.tech dapat diartikan sebagai berbentuk piramida.

friend.tech Active Buyers and Sellers
Pembeli dan Penjual Aktif friend.tech | Sumber: Dune

Selain itu, seperti halnya skema piramida, friend.tech juga mengharuskan investasi awal dalam token sosial agar pengguna dapat berpartisipasi sepenuhnya dalam penawarannya. Meskipun platform ini memiliki layanan nyata, yakni memfasilitasi interaksi sosial, sistem moneternya berfokus pada rekrutmen.

Nilai dari token sosial pengguna meningkat bukan karena pengguna menyediakan informasi berharga atau interaksi yang bermakna, melainkan karena lebih banyak orang yang membeli modal sosial mereka.

Sebagai contoh, analis teknikal John Gregory, yang menggunakan nama samaran Mayne di X, mendorong semua pemegang sahamnya di friend.tech untuk menjual sahamnya karena ia tidak dapat “memberikan nilai yang cukup.”

Kendati demikian, saham Mayne berhasil terjual dengan harga sekitar US$70 per lembarnya, dan pengguna hanya bisa membaca pesan ini setelah membeli saham tersebut.

Selain itu, analis populer lainnya dengan nama samaran IncomeShares juga meyakini bahwa hanya masalah waktu sebelum friend.tech mengalami kemunduran. Sebab, sudah semakin banyak “orang menyadari bahwa mereka tidak mampu memberikan nilai untuk saham-saham mereka yang harganya terlalu mahal.”

Dinamika yang mendasarinya ini sangat mirip dengan model penghasil pendapatan dari skema piramida. Dan memang, penekanannya adalah pada peningkatan jumlah partisipan untuk meningkatkan keuntungan bagi mereka yang berada di puncak tanpa nilai intrinsik.

Skema Ponzi atau Model Bisnis Inovatif?

Sejujurnya, friend.tech beroperasi di wilayah abu-abu yang memadukan elemen-elemen jejaring sosial, investasi, dan bahkan mungkin spekulasi. Namun, platform ini berada dalam jarak yang sangat dekat dengan karakteristik utama dari skema piramida, sebagaimana yang diatur oleh badan regulasi seperti Komisi Perdagangan Federal (FTC) di Amerika Serikat.

Meskipun perusahaan Multi-Level Marketing (MLM) dan skema piramida beroperasi dengan struktur berbentuk piramida, perbedaan utamanya terletak pada sumber penghasil nilainya. MLM yang sah memperoleh pendapatan utamanya dari penjualan barang atau jasa yang nyata, bukan dari rekrutmen.

FTC mengungkapkan bahwa bila “promotor menekankan rekrutmen distributor baru untuk jaringan penjualan Anda sebagai cara nyata untuk menghasilkan uang. Jauhi. Dalam program MLM yang sah, Anda seharusnya bisa menghasilkan uang hanya dengan menjual produk.”

Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa friend.tech tidak sendirian dalam memadukan interaksi sosial dengan investasi finansial. Faktanya, ini adalah tren yang sedang berkembang di dunia kripto.

Namun, dengan berupaya untuk memadukan interaksi sosial dengan investasi kripto, friend.tech berisiko melintasi batas yang memisahkan model bisnis yang sah dari skema piramida. Hal ini menyoroti perlunya kejelasan regulasi, terutama di industri aset kripto di mana mekanisme pengawasan tradisional seringkali kurang memadai.

Hanya waktu dan mungkin pengawasan regulasi yang akan menentukan apakah friend.tech adalah skema piramida yang melakukan penyamaran atau platform baru yang revolusioner untuk menghasilkan uang dari interaksi sosial.

Bagaimana pendapat Anda tentang kemiripan friend.tech dengan skema piramida? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori