Trusted

Perebutan Takhta Media Sosial: Elon Musk vs. Mark Zuckerberg

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Mark Zuckerberg akan segera meluncurkan Project 92 sebagai alternatif Twitter, yang akan terintegrasi dengan arsitektur Instagram dan ActivityPub.
  • Pendekatan konfrontatif Elon Musk menggoyahkan status quo Twitter, hingga memicu perdebatan tentang penyensoran dan kebebasan berbicara.
  • Menariknya, persaingan ini tak hanya berlangsung di ranah digital, karena kedua raksasa teknologi ini, Musk dan Zuckerberg, nampaknya sepakat untuk adu fisik.
  • promo

Dalam pertarungan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memperebutkan takhta media sosial, Elon Musk dan Mark Zuckerberg siap beradu fisik. Dua jalur yang tampaknya berseberangan ini akan bertemu dalam sebuah pertunjukan kompleks yang membuat semua orang terhibur dan sekaligus terheran-heran.

Rivalitas yang mengejutkan ini awalnya hanya terjadi dalam konteks pendekatan mereka terhadap desentralisasi media sosial, namun kini justru mengambil tikungan dan berpotensi memuncak menjadi pertarungan fisik antar keduanya.

Alternatif Twitter yang Terdesentralisasi

Mark Zuckerberg, sang CEO Meta, memperkenalkan pesaing media sosial baru bernama “Project 92.” Platform ini dianggap sebagai alternatif yang layak untuk Twitter.

Arsitektur platform ini didasarkan pada Instagram dan ActivityPub. Setelah itu, platform ini menawarkan visi alternatif tentang media sosial, yang Zuckerberg deskripsikan sebagai platform yang “waras” dan tepercaya, serta mengutamakan para kreator.

“[Ini adalah] respons kami terhadap Twitter,” seperti yang dijelaskan oleh Chris Cox, CPO Meta, saat perusahaan tersebut mengungkapkan proyek terbarunya. Tak ayal, hal ini tentunya menjadi tamparan langsung untuk Elon Musk, yang telah mengambil alih Twitter. Di sinilah perseteruan antar keduanya semakin memanas, dan akhirnya sampai ke dunia nyata.

Tangkapan layar Project 92 | Sumber: The Verge
Tangkapan layar Project 92 | Sumber: The Verge

Sebelumnya, platform media sosial terdesentralisasi sendiri telah menuai pujian sebagai solusi potensial untuk masalah-masalah yang menghantui platform tradisional yang terpusat. Masalah-masalah ini meliputi kepemilikan data dan penyensoran, hingga kurangnya transparansi.

Integrasi Instagram dengan ActivityPub, sebuah protokol media sosial terdesentralisasi, secara teoritis memungkinkan pengguna untuk memindahkan akun dan pengikut mereka ke platform lain yang kompatibel. Dengan demikian, mereka dapat menawarkan tingkat kebebasan yang belum pernah terdengar di ranah media sosial yang biasanya terbatas.

Langkah strategis Zuckerberg ini datang pada saat Musk menunjuk CEO baru di Twitter. meskipun Musk adalah pendukung vokal untuk desentralisasi dan teknologi blockchain, pendekatannya terlihat lebih konfrontatif. Pasalnya, dia menantang status quo dan memicu perdebatan tentang sensor dan kebebasan berbicara.

Kedua pemimpin teknologi ini tampaknya berkomitmen untuk membentuk kembali lanskap media sosial, tetapi pendekatan mereka sangat berbeda. Sementara Zuckerberg membangun platform baru untuk mengatasi kritik saat ini, Musk memanfaatkan pengaruhnya untuk mendorong perubahan di dalam platform yang sudah ada.

Adu Jotos Musk vs. Zuckerberg 

Pertempuran yang berawal dari upaya untuk memperebutkan dominasi media sosial, kini memuncak menjadi kemungkinan pertarungan fisik di antara dua miliarder teknologi ini.

Setelah Musk merespons pengenalan “Project 92” di Twitter dengan nada ejekan, sebuah saran bercandaan dari seorang pengguna Twitter tiba-tiba menjadi kenyataan yang mengejutkan. Tampaknya, baik Musk maupun Zuckerberg setuju dengan ide tersebut.

Meskipun pertarungan itu mungkin terlihat konyol, jika kita lihat lebih dalam, ini lebih dari sekadar pertempuran kecerdasan, tetapi juga uji ketangguhan fisik. Zuckerberg sendiri telah berlatih seni bela diri Brazilian jiu-jitsu, dan bahkan baru-baru ini ia berhasil memenangkan turnamen di Silicon Valley.

Di sisi lain, Musk, sambil bercanda tentang strategi yang ia sebut “The Walrus,” mungkin saja akan membawa elemen yang tak terduga ke dalam pertarungan tersebut.

Seolah persaingan ini belum cukup menarik, gebrakan Zuckerberg dalam menghadirkan media sosial terdesentralisasi memberikan dimensi yang lebih kompleks. Pasalnya, meskipun aplikasi barunya menyandang merek Meta, integrasinya dengan ActivityPub menunjukkan pengakuan mereka terhadap etos berbasis blockchain yang telah mendapatkan daya tarik signifikan belakangan ini.

Siapa sangka, duel digital ini telah meluap menjadi pertarungan sungguhan yang terlihat hampir tidak nyata. Hal ini pun memunculkan perdebatan tentang masa depan media sosial. Persaingan yang awalnya dianggap hanya terjadi di ruang rapat dan kamp-kamp pemrograman, kini mungkin akan segera melibatkan ring tinju, sarung tinju, dan wasit.

Most Popular Social Networks Worldwide
Jejaring Sosial Paling Populer di Seluruh Dunia | Sumber: Statista 

Pada akhirnya, pertempuran sejati bukanlah terjadi di dalam ring, melainkan di industri media sosial. Di sinilah pertempuran untuk mewujudkan desentralisasi, transparansi, dan pemberdayaan pengguna berkecamuk. Hasil dari persaingan ini dapat membentuk kembali cara dunia berkomunikasi, berekspresi, dan terhubung di era digital.

Seraya pintu ring ditutup untuk Elon Musk dan Mark Zuckerberg, pintu lain pun terbuka untuk era baru media sosial. Apakah Project 92 dari Meta akan menjadi juara dalam era media sosial terdesentralisasi? Atau apakah pendekatan revolusioner Elon Musk dalam membenahi Twitter akan lebih sukses? Mari kita nantikan saja siapa yang akan keluar sebagai pemenang dalam pertarungan ini dan membawa kita ke era baru media sosial yang lebih inklusif dan inovatif.

Bagaimana pendapat Anda tentang perebutan takhta media sosial antara Elon Musk dan Mark Zuckerberg ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori