Bear market kripto dan penurunan permintaan untuk chip penambangan kripto menyebabkan perusahaan semikonduktor harus bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang akan datang, tanpa terkecuali Nvidia.
Analis Bank of America mengatakan bahwa penurunan pada industri semikonduktor terjadi setiap 3-4 tahun. Sehingga, tidak menutup kemungkinan, jika industri ini akan mengalami perubahan lainnya dalam waktu dekat.
Nvidia Corporation, pemasok utama chip untuk penambangan kripto dan video game telah mengurangi aktivitas perekrutan. Faktor penyebabnya, yaitu akibat berkurangnya permintaan semikonduktor di dua sektor penting tersebut.
Salah satu perusahaan ritel California, Central Computers mengatakan bahwa ritel sempat menggunakan daftar tunggu, undian, dan kuota untuk memenuhi permintaan konsumen selama dua tahun sebelumnya. Namun, penurunan harga kripto dan saham saat ini memberikan sinyal bahwa terdapat lebih sedikit dolar cadangan yang tersedia bagi konsumen. Terlebih lagi, orang-orang tidak lagi menghabiskan malam di depan toko komputer untuk membeli penambangan kripto dan perangkat keras game, seperti yang mereka lakukan selama pandemi.
Perusahaan chip besar; termasuk produsen chip memori Micron, spesialis CPU Intel, dan spesialis pusat data Advanced Micro Devices, telah melihat prediksi dan proyeksi pendapatan mereka berkurang. Kondisi itu akibat adanya hambatan rantai pasokan yang keluar dari China serta konflik antara Rusia dan Ukraina. Sementara itu, permintaan konsumen untuk smartphone dan komputer pribadi juga telah menurun, karena tingkat inflasi yang tinggi.
Nvidia Bergerak Melawan Arus
Produk Graphic Processing Unit (GPU) Nvidia, yang telah menjadi solusi siap pakai yang nyaman bagi para penambang, juga sama-sama menderita. Walaupun begitu, dampak yang mereka alami terbilang masih dalam skala yang lebih kecil daripada beberapa tahun yang lalu.
Sebelumnya, penambang kripto banyak yang menggunakan GPU Nvidia pada tahun 2017. Kondisi itu kemudian mendorong perusahaan multinasional itu untuk meningkatkan produksinya. Para pelanggan biasanya menggunakan perangkat keras penambangan Nvidia untuk menambang Ethereum.
Namun, mereka pun mengalami penurunan jumlah permintaan karena para penambang beralih ke ASIC, yaitu chip yang dibuat khusus untuk penambangan dengan daya komputasi yang sangat besar. Sehingga, kondisi tersebut mengakibatkan mereka harus menyimpan banyak chip yang tidak terjual. Parahnya lagi, perusahaannya tidak memiliki cara untuk mengetahui komposisi dari basis pelanggannya.
Jadi, cukup jelas jika perusahaan tidak tahu pelanggan mana saja yang menggunakan GPU untuk video game, serta pelanggan manakah yang menggunakannya untuk penambangan kripto. Meskipun demikian, video gamer mampu membuat siklus pasar lebih dapat terprediksi. Dengan begitu, perusahaan tidak perlu menyimpan banyak stok yang tidak terjual dan akhirnya terpaksa harus merusak neraca keuangannya.
Selain itu, pada bulan November 2018, perusahaan ini telah memangkas proyeksi penjualan tahunan mereka menjadi US$2,7 miliar. Selanjutnya, kondisi itu pun menyebabkan investor menjual saham mereka. Dan akhirnya mengakibatkan penurunan harga saham Nvidia sebesar 20%.
Kemudian, Nvidia memisahkan bisnis game dari bisnis GPU-nya awal tahun ini. Langkah ini selanjutnya membatasi tingkat hash perangkat keras yang dibuat untuk bermain game. Sehingga, membuatnya menjadi tidak efisien sebagai solusi penambangan. Karena chip penambangan kripto tidak memerlukan perangkat keras yang sangat canggih, penolakan dari jalur GPU dapat digunakan kembali. Dengan memperkenalkan chip khusus kripto, kemungkinan penambang membuangnya di pasar sekunder lebih rendah. Jadi, kecil kemungkinan pasokan perangkat game akan lebih tinggi daripada permintaannya, yang bagus untuk keuntungan Nvidia.
Bulan-Bulan Penuh Kesulitan Menanti di Depan
Terlepas dari hal itu, saham Nvidia sudah turun hingga 48% di paruh pertama tahun ini. Bahkan, para analis juga meramal bahwa penjualan Nvidia untuk kuartal kedua akan ikut meleset dari perkiraan semula, yaitu sebesar 4%.
Sementara itu, perkiraan penjualan Intel yang sudah dipatok di sekitar US$18 miliar untuk kuartal kedua, meleset sebanyak US$400 juta dari perkiraan awal. Perusahaan tersebut baru-baru ini turut serta dalam persaingan penambangan kripto tahun ini, dengan memperkenalkan chip miner bitcoin BMZ1. Lalu, BMZ2 juga mereka perkenalkan setelahnya.
Anjloknya pasar kripto juga diiringi dengan dengan kondisi Bitcoin yang sekarang telah kehilangan sekitar 70% nilainya. Penurunan tersebut terhitung dari sejak Bitcoin mencapai titik tertingginya pada November tahun lalu. Alhasil, margin keuntungan pun menjadi lebih ketat bagi para penambang. Keadaan itu membuat penambang yang lebih kecil menyerah. Sedangkan, yang lainnya mau tidak mau harus menanggung risiko untuk menjual ASIC yang mereka punya demi membayar kembali pinjamannya. Oleh karena itulah, semakin lama crypto winter berlangsung, semakin besar pula kemungkinan harga penambangan ASIC turun karena akan ada lebih banyak unit yang muncul di pasar sekunder.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.