Peter Brandt merupakan seorang analis yang terkenal, karena prediksinya tentang crypto winter di tahun 2018. Ia mengatakan bahwa Bitcoin (BTC) berpeluang akan terus ambrol hingga angka US$13.000, jika tidak kunjung rebound ke level US$32.000.
Dengan pengalaman hampir 50 tahun di pasar kripto, Peter Brandt saat ini adalah salah satu analis paling bergengsi di antara komunitas kripto dunia. Terutama, sejak prediksi yang ia lontarkan terkait crypto winter tahun 2018.
Melalui Twitter, minggu lalu, Peter Brandt membagikan analisisnya tentang momen penurunan harga BTC saat ini. Sayangnya, prediksi itu malah mengundang lebih banyak pesimisme bagi para peminat kripto.
Bitcoin pada Level US$13,000?
Terakhir kali Bitcoin diperdagangkan pada level US$13.000 adalah ketika BTC menunjukkan sinyal pertama memasuki siklus bull yang hebat di November 2020. Kenaikan itu semakin memuncak dan BTC berhasil meroket lebih dari 400%. Alhasil, rekor tertinggi baru sepanjang masa pun terukir indah, angka US$69.000 berhasil tercapai sekitar setahun kemudian. Namun, sejak saat itu juga, aset kripto terbesar di dunia ini telah memasuki tren menurun. Tren tersebut menyebabkan BTC kehilangan 70% nilainya, menurut data dari CoinGecko.
Banyak yang meyakini bahwa setelah menguji rekor harga tertinggi sepanjang masa lama di angka US$20.000, BTC berpotensi untuk segera naik lagi. Akan tetapi, bagi Brandt, aset ini bisa terus turun secara konsisten, hingga mencapai level US$13.000. Menurutnya, skenario buruk itu bisa saja terjadi, karena pola double top telah terbentuk di wilayah rekor harga saat ini.
Peter Brandt dan Pola Grafik Drano
Double top dianggap sebagai salah satu pola pergantian tren terbesar dalam analisis teknikal. Pola itu mampu menjelaskan penurunan tajam yang terjadi pada aset. Lebih jauh lagi, Brandt menambahkan, jika Bitcoin tidak segera merebut kembali posisi US$32.000 yang hilang awal bulan ini, kemungkinan potensi kerugiannya akan meningkat.
“Jika Bitcoin $BTC gagal ditutup di atas level harga seperti di tanggal 31 Mei, maka grafik ini bisa berubah menjadi contoh klasik dari pola grafik “Drano” yang terkenal itu,” tulis Brandt pada akun Twitter miliknya.
Pihak yang juga percaya bahwa Bitcoin berpotensi terus turun adalah mantan CEO BitMEX, Arthur Hayes. Baginya, apabila Bitcoin kehilangan support di US$20.000, maka analisis grafik “tidak akan berguna lagi untuk sementara waktu” dan yang tersisa bagi investor kripto adalah berdoa kepada “Mr. Satoshi dan berharap dia menunjukkan keajaiban.”
Peter Brandt: Crypto Winter Pasti Berakhir
Menurut Peter Brandt, crypto winter saat ini akan berlangsung hingga beberapa bulan mendatang. Sementara, harga tertinggi baru sepanjang masa untuk Bitcoin diyakini hanya akan terjadi mulai tahun 2024. Ia mengatakan juga bahwa “sampai saat itu tiba, kita akan mengalami tren kenaikan raksasa.”
Selain itu, Du Jun, pendiri bursa Huobi, percaya bahwa 2024 akan menjadi tahun yang mengesankan untuk BTC. Dia mengklaim bahwa halving yang akan berlangsung tahun 2024 akan menjadi katalis utama awal mula tren naik baru pada aset kripto.
Punya pendapat yang ingin kamu sampaikan terkait Peter Brandt, BTC, atau topik lainnya? Sampaikan kepada kami atau bergabunglah dalam diskusi di saluran Telegram kami. Kamu juga bisa tetap terhubung dengan kami di TikTok, Facebook, atau Twitter.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.