Selain karena insiden kehancuran ekosistemnya, kini pihak berwajib di Korea Selatan menggelar penyelidikan terhadap karyawan Terraform Labs atas dugaan penggelapan Bitcoin.
Pihak kepolisian Seoul mengatakan, karyawan tersebut diduga mencuri Bitcoin secara pribadi dari perusahaan pada bulan Mei tahun lalu. Kendati demikian, sampai saat ini belum ada indikasi kesalahan dari CEO Terraform Labs, Do Kwon, maupun indikasi jumlah Bitcoin dalam dugaan ini.
Baru-baru ini, jaksa di Korea Selatan menanyai para karyawan Terraform Labs yang terlibat dalam fase awal pengembangan blockchain Terra. Berbagai sumber menunjukkan bahwa karyawan-karyawan yang menjadi subjek investigasi diduga menentang peluncuran stablecoin TerraUSD (UST) atas kemungkinan “fluktuasi nilai”.
Selain itu, pihak kepolisian juga telah meminta crypto exchange yang digunakan untuk transaksi aset ini agar membekukan rekening karyawan-karyawan tersebut.
Hingga kini, komunitas Terra tengah berjuang dengan mengatasi masa depan ekosistem Terra dan adanya penyelidikan ini tentunya tidak membantu upaya mereka. Kebocoran percakapan rahasia Terra beberapa waktu terakhir mengungkap tingkat kekacauan yang ada dalam rencana menghidupkan kembali proyek Terra.
Seluruh kendala itu terjadi di saat Terra sedang berusaha untuk memulai hidup baru dengan blockchain Terra 2.0 dan koin LUNA 2.0. Tak heran jika akhirnya jaringan ini pun mengalami masa-masa yang penuh gejolak, dengan perubahan harga yang ekstrem dan peningkatan jumlah pengguna.
Terra Classic dan Terra 2.0 Masih Beroperasi, meski sedang Alami Banyak Investigasi
Dalam beberapa minggu terakhir, pihak berwajib telah menggelar investigasi berbeda terhadap proyek Terra. Sejumlah pihak juga dilaporkan sudah mengajukan tuntutan hukum terhadap Terraform Labs dengan aduan terkait penipuan.
Peristiwa naas yang dialami Terra juga membuat pemerintah Korea Selatan menerapkan regulasi yang lebih keras terhadap aset digital. Salah satunya dengan membentuk Komite Aset Digital. Fokus dari komite ini adalah untuk mengungkap peraturan kripto yang ketat sebagai bagian dari perlindungan konsumen.
Tak hanya Korea Selatan, negara-negara lain di seluruh dunia nampaknya juga mulai mempertimbangkan hal serupa. Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen, bahkan sempat mengatakan bahwa stablecoin memiliki beragam risiko.
Namun, terlepas dari huru-hara ini, jumlah holder Luna Classic, seperti yang diketahui sekarang, telah meningkat 500% dalam kurun waktu satu bulan, walau harganya masih sebagian kecil dari harga puncaknya dulu.
Saat ini, harga koin LUNA baru turun 19% selama 24 jam terakhir dan turun 82% dari posisi tertinggi sepanjang masanya (all-time high) di level US$19,54.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.