Salah seorang senator Prancis mengusulkan pengetatan regulasi kripto pasca runtuhnya FTX yang sangat mengguncang sektor ini. Munculnya keputusan tersebut juga datang bersamaan dengan persiapan menjelang implementasi Markets in Crypto Assets (MiCA) Uni Eropa.
Financial Times mengabarkan dalam laporannya pada hari Kamis (15/12) lalu bahwa Prancis menuai tekanan yang semakin besar untuk segera mengisi celah dalam regulasi kriptonya.
Implementasi MiCA Semakin Dekat
Saat ini, Prancis menawarkan peluang untuk membuka bisnis kripto di negara tersebut dengan pengawasan regulasi yang lebih longgar. Tentu saja, tujuannya yaitu untuk menarik minat para perusahaan kripto. Namun, Hervé Maurey, Senator Komisi Keuangan, kabarnya justru akan mengubah ketentuan tersebut. Perubahan tersebut termasuk menarik izin bagi perusahaan kripto yang terdaftar untuk menjalankan bisnis domestik tanpa adanya lisensi regulasi penuh sampai tahun 2026.
Laporan tersebut terbit bersamaan dengan saat di mana Uni Eropa tengah mempersiapkan implementasi penuh legislasi Market in Crypto-Assets (MiCA) pada tahun 2024. Dalam regulasi tersebut, Penyedia Layanan Aset Digital (DASP) akan tunduk pada registrasi wajib dan kepatuhan AML/CFT di Prancis. Namun, registrasi tersebut kabarnya tidak mengamanatkan lisensi. Lebih lanjut menurut laporan tersebut, Prancis saat ini sudah memiliki total 50 perusahaan teregistrasi, dan semuanya beroperasi tanpa lisensi.
Tak ayal, keunggulan itu menjadi salah satu alasan mengapa Prancis berhasil menjadi salah satu dari dua puluh ekonomi kripto terkemuka dan berada di antara negara-negara yang paling “ramah bisnis.”
Khususnya, regulator keuangan Prancis menyetujui SG Forge, salah satu bank tertua di negara itu yang akhirnya terjun ke sektor layanan kripto pada bulan Oktober lalu. Selain itu, Binance juga telah berhasil memperoleh registrasi di Prancis tahun ini.
Keruntuhan FTX Dorong Pengetatan Regulasi Kripto
Kebangkrutan FTX telah menghancurkan sebagian perusahaan lain melalui eksposur langsung maupun tidak langsung dengan bursa tersebut. Selain itu, berbagai investor juga telah kehilangan miliaran dolar. Akibatnya, serangkaian insiden naas ini pun pada akhirnya mendorong regulator untuk memperketat regulasi.
Maurey sempat mengatakan kepada Financial Times, “Keruntuhan FTX adalah ledakan [yang] berkontribusi pada momen perhitungan dan kesadaran. Hal ini membuat sejumlah pemain dalam sistem [pemerintahan] Prancis mempertimbangkan bahwa berbagai hal perlu diawasi lebih ketat.”
Jika disetujui, proposal senator nantinya akan mewajibkan perusahaan untuk mendapatkan lisensi dari regulator Prancis, Autorité des Marchés Financiers (AMF), efektif mulai Oktober 2023 mendatang.
Di samping itu, Hong Kong dan Kanada minggu ini juga mengumumkan bahwa mereka akan memperluas cakupan undang-undang kripto mereka untuk mencegah kejadian yang serupa dengan FTX terjadi lagi di masa depan. Sementara itu, di AS sendiri, Senator juga telah mendesak Kongres untuk meregulasikan kripto di bawah payung undang-undang baru.
Bagaimana pendapat Anda tentang analisis terkait keputusan untuk memperketat regulasi kripto di Prancis ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.