Memasuki Q2 tahun 2025, pasar kripto global berada di persimpangan yang kompleks. Antara tekanan ekonomi makro dan geopolitik.
BeInCrypto berbicara dengan analis Leena ElDeeb dari 21Shares dan Max Shannon dari CoinShares, yang menawarkan perspektif berbeda namun berwawasan tentang prospek ruang kripto untuk kuartal baru ini.
Masa Depan Bitcoin: Bullish atau Bearish?
Kedua analis berbagi pandangan yang optimis tentang Bitcoin. Meskipun keduanya memiliki pandangan berbeda tentang fluktuasi jangka pendeknya. Leena ElDeeb melihat potensi Bitcoin untuk melewati US$90.000.Hal itu akan mendapat dorongan oleh faktor ekonomi makro. Seperti adanya kemungkinan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS.
“CPI bulan Februari yang lebih rendah dari perkiraan meningkatkan ekspektasi pemotongan suku bunga. Jika pemotongan suku bunga terwujud, gelombang likuiditas dapat menghidupkan kembali momentum bullish, mendorong ekuitas dan Bitcoin melewati level resistance kunci,” ujarnya kepada BeInCrypto.
Menurutnya, Bitcoin pada akhirnya bisa mencapai kisaran antara US$150.000 dan US$200.000 pada akhir tahun. Capaian itu akan mendapat dukungan dari kejelasan regulasi yang semakin meningkat dan dukungan politik, seperti usulan Presiden Trump untuk cadangan kripto strategis.
Di sisi lain, Max Shannon terlihat lebih berhati-hati tentang masa depan Bitcoin dalam waktu dekat. Ia memprediksi bahwa Bitcoin akan terus bergerak dalam kisaran luas, antara US$70.000 hingga US$90.000 di Q2. Jawara kripto itu berisiko terhambat oleh masalah tarif yang terus berlanjut.
“Saat tarif tersebut dicabut, kemungkinan besar akan menjadi dorongan besar bagi pasar ekuitas dan kripto,” tuturnya, menunjukkan bahwa penyelesaian dapat membuka jalan bagi langkah besar berikutnya dari Bitcoin.
Namun, analis tersebut juga menyarankan bahwa pasar mungkin mengalami volatilitas seiring dengan perkembangan faktor-faktor makro ini.

Apakah Ethereum Akan Bangkit Kembali?
Kedua analis mengakui perjuangan Ethereum, terutama penurunannya hampir 40% di Q1. Namun, mereka juga menyoroti perkembangan kunci yang dapat mendukung pemulihan di kuartal berikutnya.
ElDeeb menunjuk pada upgrade Ethereum yang akan datang, upgrade Pectra, yang diharapkan dapat meningkatkan staking dan skalabilitas jaringan.
“Staking Ethereum juga akan ditingkatkan dengan peluncuran Pectra. Perubahan ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik produk yang mendukung staking,” terangnya.
Selain itu, dia melihat persaingan yang semakin ketat dari platform blockchain lain seperti Solana dan Sui, yang menarik pengguna ritel dengan transaksi yang lebih cepat dan lebih murah. Meski demikian, ElDeeb tetap optimistis tentang potensi jangka panjang Ethereum, terutama saat solusi skalabilitas mulai berlaku.
Berbeda dengan ElDeeb, Shannon lebih skeptis terhadap masa depan Ethereum, khususnya dengan tantangan yang sedang berlangsung di ruang moneter dan smart contract.
“Ethereum berusaha berfungsi baik sebagai aset moneter, di mana ia kesulitan bersaing dengan Bitcoin, dan sebagai platform smart contract, di mana ia menghadapi persaingan kuat dari Solana,” papar analis CoinShares tersebut.
Disamping itu, Shannon juga menyoroti perubahan kebijakan moneter Ethereum dan meningkatnya utang teknis sebagai kekhawatiran yang dapat membatasi pertumbuhannya dalam jangka pendek.

DeFi dan AI: Tren Besar Berikutnya dalam Aset Kripto?
Kenaikan dan penurunan meme coin selebriti seperti TRUMP, MELANIA, dan LIBRA menjadi topik hangat di Q1 2025. Kedua analis sepakat bahwa hype seputar kategori token ini tidak mungkin bertahan lama.
ElDeeb menunjukkan pentingnya decentralized finance (DeFi) dan artificial intelligence (AI) yang semakin meningkat dalam membentuk tren berikutnya.
“Reli pasar kripto yang akan datang diperkirakan akan didorong oleh kemajuan signifikan dalam decentralized finance (DeFi), terutama melalui mekanisme inovatif yang meningkatkan keterlibatan holder token,” ujarnya, mengutip proposal terbaru Aave untuk berbagi pendapatan dengan holder token AAVE sebagai contoh utama dari tren ini.
Di sisi lain, Shannon memprediksi bahwa penurunan meme coin dan altcoin bisa menjadi tanda tantangan yang lebih luas di pasar altcoin.
“Kontroversi Melei, penurunan pump.fun, dan volume exchange terpusat dan decentralized exchange yang menurun menunjukkan altcoin bisa mengalami kesulitan besar tahun ini menurut pendapat saya,” ujarnya.
Seiring volume perdagangan yang terus menurun, Shannon memprediksi bahwa altcoin mungkin akan terus berkinerja buruk.
“Bahkan dalam reli BTC, altcoin bisa berkinerja buruk,” tambah analis tersebut.
Jalan di Depan
Melihat ke depan menuju Q2 2025, baik ElDeeb maupun Shannon memperkirakan volatilitas pasar akan berlanjut. Kondisi ekonomi makro eksternal seperti tarif AS, keputusan suku bunga, dan faktor geopolitik akan sangat memengaruhi pasar.
Sementara ElDeeb tetap optimistis, memprediksi pemulihan untuk Bitcoin dan Ethereum, Shannon menyarankan kehati-hatian, terutama dengan altcoin.
Bagi investor, diversifikasi tetap menjadi kunci. ElDeeb menekankan nilai dari pasokan tetap dan desentralisasi Bitcoin, yang secara historis membantunya pulih dari turbulensi.
“Kami menganggap koreksi pasar ini sebagai titik masuk pasar yang bagus,” tuturnya.
Sementara itu, Shannon menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menavigasi ruang altcoin. Dia menambahkan bahwa Bitcoin bisa menjadi pilihan terbaik bagi mereka yang mencari stabilitas.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.