Ethereum (ETH) menghabiskan sebagian besar Februari terjebak dalam rentang harga yang sempit, kesulitan membangun momentum. Namun, sentimen bearish yang dipicu oleh kebijakan perdagangan Donald Trump baru-baru ini telah menyeret ETH ke titik terendah bulan jamak.
Di tengah tekanan jual yang kian menjulang serta harga yang masih stagnan, investor menerka-nerka apakah Maret akan membawa gelombang koreksi lebih lanjut atau justru pemulihan.
ETH Tertekan oleh Lonjakan Pasokan dan Tekanan Jual
Lonjakan jumlah ETH yang beredar menjadi sinyal waspada bagi pelaku pasar di awal Maret ini. Data dari Ultra Sound Money mengungkap bahwa dalam 30 hari terakhir, sebanyak 66.350 ETH—setara dengan US$138 juta pada harga saat ini—telah ditambahkan ke sirkulasi.
Ketika semakin banyak token ETH memasuki pasar, jumlah total yang tersedia untuk diperdagangkan ikut meningkat. Jika permintaan tidak tumbuh sebanding, maka kelebihan suplai ini dapat membebani harga ETH, lantas akan menciptakan tekanan jual yang lebih besar.
Minimnya dorongan beli yang mampu menyerap tambahan pasokan ini memperbesar kemungkinan ETH mengalami periode pelemahan berkelanjutan sepanjang Maret.
Di sisi lain, saldo ETH yang tersimpan di exchange juga terkerek naik, menambah kekhawatiran pasar. Setelah sempat terjun ke level terendah tahun ini di 17,27 juta ETH pada 21 Februari, angka tersebut kembali naik. Hingga saat ini, 17,67 juta ETH tersimpan di wallet exchange—menandai apresiasi 2% dalam sepekan terakhir.
Saldo ETH di exchange mengukur jumlah koin yang disimpan di platform perdagangan. Ketika angka ini naik drastis, itu bisa menjadi sinyal bahwa holder sedang bersiap-siap untuk menjual aset dalam jumlah besar.
Lonjakan likuiditas dari sisi penawaran ini telah menekan harga ETH, terlebih karena aktivitas jual masih mendominasi dibandingkan akumulasi beli. Jika tren ini berlanjut, sentimen bearish akan semakin kuat, membuat lebih banyak trader memilih melepas kepemilikan mereka alih-alih menambah posisi—memperparah tekanan turun pada harga ETH.
Inikah Waktu yang Tepat Beli ETH?
Terlepas dari tren harga yang kurang menggembirakan, beberapa analis justru melihat situasi ini sebagai peluang akumulasi bagi investor yang memiliki perspektif jangka panjang. Dalam wawancara dengan BeInCrypto, analis Santiment, Brian Quinlivan, menilai bahwa harga ETH saat ini bisa menjadi titik masuk yang menarik bagi mereka yang ingin memanfaatkan potensi kenaikan di bulan Maret.
Menurut Quinlivan, baik investor jangka pendek maupun holder ETH jangka panjang kini berada dalam posisi rugi yang cukup dalam—sebuah kondisi yang jarang terjadi di antara top 50 kripto terbesar. Secara historis, situasi kapitulasi seperti ini seringkali mendahului reli harga yang kuat, karena smart money mulai memborong aset yang telah mengalami tekanan jual besar-besaran.
“Aset (ETH) bisa menjadi salah satu aset dengan performa terbaik di 2025, mengingat betapa lesunya pergerakannya sepanjang 2023 dan 2024 dibandingkan altcoin lain dan top cap crypto. Holder jangka pendek maupun panjang sama-sama berada di zona merah, sesuatu yang tidak dialami mayoritas dari top 50 token. Dengan begitu, menambah posisi ETH saat ini jauh lebih aman dibanding rata-rata kondisi historisnya,” terang Quinlivan.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Ethereum (ETH) di bulan Maret 2025 merujuk analisis ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
