Project Twelve, platform gim berbasis Web3, baru saja mendapatkan pendanaan senilai US$8 juta dari beberapa investor.
Dana tersebut membuka jalan bagi perusahaan untuk mewujudkan pembangunan gim yang dapat diakses oleh banyak orang dan juga menjadi wadah untuk ekonomi berkelanjutan dalam Web3.
Beberapa investor yang berpartisipasi dalam pendanaan tersebut adalah MetaApp, Project Galaxy, Primavera Ventures, CyberConnect, CCV, InfinityLeague, Smrti Lab, dan investor lainnya.
Founder Project Twelve, Boyang, mengatakan perusahaan mengidentifikasi adanya tantangan utama yang harus dihadapi dalam masa depan gim. Hal itu adalah suplai yang tidak cukup dan ekonomi yang rusak.
“Project Twelve dibangun oleh sekelompok gamer hardcore yang memiliki hasrat dan keyakinan besar pada gim. Solusi untuk tantangan tersebut adalah dengan menggabungkan Web3 dan gim,” jelasnya.
Sekilas tentang Project Twelve
Project Twelve sendiri merupakan ekosistem berbasis GameFi, yang mana terdapat nilai ekonomi yang hadir dalam platform tersebut. Sebagai salah satu langkah nyata, perusahaan juga membagikan aset digital berupa non-fungible token (NFT) secara gratis, dengan mekanisme airdrop.
NFT yang dibagikan adalah P12 NFT Genesis Soul-Bound yang dapat diklaim secara cuma-cuma. Meskipun tidak dijelaskan secara rinci, namun aset digital tersebut dapat digunakan untuk bermain dalam ekosistem GameFi yang tengah dibangun.
Token digital tersebut secara resmi sudah diluncurkan pada 27 Juni kemarin. Kehadirannya sekaligus menjadi penghormatan pada para pengembang dan gamer, dengan menangkap kredensial secara off-chain; mulai dari gim apa yang diterbitkan oleh developer dan juga lama bermain dari para gamer. Sehingga, pada akhirnya, hal itu akan menjadi data yang berharga untuk memberikan hak dan manfaat bagi para pemegang NFT di masa depan.
Project Twelve mengadopsi manajemen decentralized autonomous organizations (DAO). Dengan begitu, para pemain tidak hanya menikmati permainan dalam gim, tetapi juga memberikan peluang bagi para gamer untuk membuka potensi platform gim yang terdesentralisasi. Melalui kehadiran gim berbasis Web3, konsep gim tradisional yang hanya dimiliki oleh para pengembang pun akan berusaha untuk digeser.
Masa Depan Gim Ada di Web3
Co-founder dan COO Sky Mavis yang merupakan pengembang gim play-to-earn kenamaan Axie Infinity, Aleksander Larsen, mengatakan bahwa NFT merupakan identitas digital para penggunanya. Dengan melibatkan NFT di dalam gim, setiap pemain memiliki data digitalnya sendiri.
Hal itu dikatakan Larsen sangat berharga secara emosional, karena terdapat hubungan antara pemain dengan gim itu sendiri.
“Saat gim dimatikan, pemain akan menghilang begitu saja, tetapi dengan adanya NFT para pemain bisa memilki bukti nyata bahwa dia ikut terlibat dalam permainan tersebut,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan, dengan gim berbasis blockchain, Axie Infinity berhasil mencapai jumlah pengguna jumbo dalam waktu yang singkat. Dari hanya 36 ribu menjadi 2,5 juta pengguna di akhir tahun lalu. Larsen mengklaim jika jumlah pemain aktif harian Axie Infinity saat ini sebanyak 1,6 juta pengguna, yang tersebar di seluruh dunia.
Potensi pengembangan Web3 sudah ditangkap pula oleh miliarder Bill Ackman dan raksasa di industri gim, yaitu Animoca Brand, yang sudah mengumumkan alokasi dana ventura sebesar US$50 juta untuk mengembangkan metaverse, gim dan juga aplikasi sosial. Selain itu, juga ada Griffin Gaming Partners yang mengumpulkan dana venture capital berfokus pada gim senilai US$750 juta.
Membincang Web3 memang tidak hanya melulu soal profit. Gelombang investasi yang masuk ke dunia tersebut menandakan bahwa pengembangannya tidak lagi sekedar gim dan token, melainkan bisa menjelma menjadi industri yang memiliki basis ekonomi digital.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.