Lihat lebih banyak

Pusing dengan Crypto Winter yang Berkepanjangan? Inilah 4 Strategi Jitu untuk Menghadapinya

5 mins
Oleh Jeffrey Gogo
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Penurunan pasar kripto yang berkepanjangan bisa jadi akan cukup mengejutkan bagi investor yang baru pertama kali mengalaminya.
  • Momentum ketika pasar kripto sedang sangat volatil sebenarnya bisa menjadi waktu terbaik untuk mencari tahu apa yang harus kamu lakukan atau kamu hindari terhadap investasimu.
  • Salah satu dari sekian banyak strategi yang populer adalah dollar-cost averaging (DCA).
  • promo

Penurunan pasar kripto yang masih terus berlanjut bisa sangat mengejutkan bagi sebagian orang. Ke arah manakah perginya tren pasar berikutnya? Apakah kita tengah mengalami siklus bear market crypto? Berapa lama kondisi seperti ini akan berlangsung? Tidak bisa kita mungkiri, hal ini memang terbilang sulit untuk prediksi. Namun, periode ketika pasar kripto tengah mengalami volatilitas tinggi dan tanpa arah ini justru bisa menjadi waktu sempurna untuk mencari tahu apa yang harus kita lakukan pada investasi yang kita miliki atau apa saja yang wajib kita hindari.

Runtuhnya blockchain Terra pada bulan Mei lalu merupakan peristiwa yang menandai awal mula berlangsungnya bear market atau yang lebih populer kita kenal dengan istilah crypto winter. Kemudian, tren tersebut juga telah mendapat konfirmasi ketika pasar kripto turun tajam tahun ini, yakni dengan kemerosotan Bitcoin (BTC) lebih dari 70% dari rekor penutupan tertingginya pada November 2021 lalu.

Setelah itu, bersamaan dengan anjloknya Bitcoin, hampir setiap aset kripto teratas lainnya juga turut anjlok. Contohnya saja, ada Ethereum (ETH), yaitu aset digital terbesar kedua, yang telah anjlok 73% dari level all-time high (ATH). Selain itu, aset kripto teratas lainnya, seperti Solana (SOL), Cardano (ADA), dan BNB; semuanya juga berada di zona merah.

Periode ini adalah yang terbaru dalam siklus crash Bitcoin terparah sejak tahun 2011 silam, yang mana periode ini juga merupakan crash terparah kelima berdasarkan indikator kripto hingga saat ini. Selain itu, setiap kali siklus ini terjadi, harga Bitcoin akan diperdagangkan di bawah harga tertinggi sebelumnya dan periodenya cenderung bertahan selama tiga tahun atau bahkan lebih.

Tapi, bear market kripto tahun 2022 ini terasa sedikit berbeda. Hal itu karena memang ada faktor yang membedakannya dengan kondisi bear market yang sebelum-sebelumnya. Pasalnya, kerugian bulanan sebesar 40% yang terjadi pada bulan Juni lalu tergolong sebagai penurunan terparah Bitcoin sejak September 2011 silam.

Crash pasar kripto di masa lalu dipicu oleh masalah eksploitasi secara besar-besaran yang menghantam bursa, seperti kasus Mt. Gox dan Coincheck, serta adanya intervensi regulasi yang salah. Sementara itu, crash kali ini terjadi akibat kombinasi dari kondisi ekonomi makro yang sulit, ketegangan geopolitik, hingga proyek/keputusan yang meragukan dari para pendiri proyek kripto. Maka dari itulah, crypto winter tahun ini memang cukup berbeda.

Sejalan dengan kondisi tersebut, para pengamat pun mengatakan bahwa crypto winter kali ini kemungkinan akan lebih parah dan bertahan lebih lama, jika dibandingkan dengan siklus pasar bearish sebelumnya. Sebab, telah muncul kekhawatiran publik menyusul prediksi terkait kenaikan suku bunga yang agresif dari Federal Reserve. Langkah itu berpotensi mendorong perekonomian Amerika Serikat (AS), yang notabene perekonomian terbesar di dunia, terperosok ke dalam jurang resesi.

4 Cara Agar Tetap Bertahan di Tengah Bear Market Crypto

Ini dia beberapa strategi yang bisa kamu terapkan selama kamu mengarungi bear market crypto yang berkepanjangan seperti yang terjadi hari ini.

Tetap Berinvestasi secara Konsisten

Manajer Investasi Dana Pensiun di Amerika Utara Tetap Bullish pada Kripto

Dalam dunia investasi kripto, kita mengenal adanya istilah bear market dan bull market. Bear market adalah periode ketika para investor tengah dihadapkan dengan kondisi yang penuh dengan kerugian besar. Sebaliknya, bull market adalah masa-masa saat para investor bergelimang profit. Maka dari itu, tidak mengherankan, jika bull market pun terasa lebih menyenangkan ketimbang bear market.

Akan tetapi, dalam investasi kripto, sebenarnya sangat memungkinkan bagi investor untuk memanfaatkan dan “menikmati” periode bear market, sebagaimana selama bull market.

Iakov Levin, pendiri sekaligus CEO platform investasi aset kripto Midas, mengatakan kepada BeInCrypto, “Pengguna dapat menyimpan sebagian dari portofolio mereka dalam [bentuk] stablecoin untuk tetap terus menerapkan strategi dollar-cost averaging (DCA).” 

Selanjutnya, dia menambahkan bahwa investor kemudian dapat menggunakan dana tersebut untuk membeli aset kripto utama, seperti BTC dan ETH. Selain itu, bisa juga berinvestasi di proyek solusi layer 1 dan layer 2 terbaik di pasaran.

Kemudian, Levin memaparkan, “Saya melihat strategi DCA sebagai solusi jangka panjang selama enam bulan hingga satu tahun. Strategi seperti ini memberi pengguna titik entry yang baik dan memungkinkan mereka menghasilkan keuntungan yang memuaskan selama siklus kenaikan berikutnya.”

Menurut kamus keuangan online Investopedia, dollar-cost averaging sendiri adalah sebuah strategi untuk menginvestasikan jumlah uang yang sama secara teratur dan berkala. Strategi ini bisa terus investor terapkan terlepas dari volatilitas harga aset yang terjadi, atau dalam hal ini harga aset kripto. 

Selain itu, strategi ini juga merupakan bentuk investasi sistematis yang berpotensi menawarkan efisiensi yang berguna di di tengah bear market.

Pilihlah Aset Digital yang “Stabil” dan Tetap Konsisten untuk Mengembangkannya

Arus Masuk Aset Digital Bulan Juli Jadi Rekor Tertinggi selama 2022

Secara historis, setiap kali bear market berakhir, pasar kripto akan selalu bangkit lagi untuk memulihkan kerugian yang ia timbulkan. Sementara itu, di pasar yang berisikan puluhan ribu proyek peniru, aset kripto blue-chip cenderung memiliki daya tahan yang lebih lama.

Terkait hal ini, Chris Esparza, yaitu pendiri sekaligus CEO dari platform keuangan terdesentralisasi Vault Finance, juga mengatakan kepada BeInCrypto bahwa, “Salah satu cara yang terbukti [keberhasilannya] untuk tetap bertahan selama crypto winter adalah dengan menghindari mata uang digital yang sangat fluktuatif.” 

“Semakin stabil sebuah aset digital, [maka] semakin kecil kemungkinan investor [untuk] kehilangan dananya. Investor yang sukses menghindari prospek keuntungan yang berlebihan selama crypto winter dan sebaliknya, [lebih] memilih investasi berisiko rendah yang memiliki tingkat return yang terjamin.”

Meskipun faktanya tidak ada satupun aset kripto yang tanpa volatilitas serta risiko bawaan, “dana investasi perlu dialokasikan dengan benar, [serta] dengan ketentuan yang memadai untuk kerugian marjinal,” ujar Esparza.

Menerapkan Strategi “Rebalancing” pada Portofolio

Pendapatan Bitcoin Block Luntur, Terseret Penurunan Harga Kripto

Bull market mungkin saja telah menyebabkan proporsi aset kripto dalam portofolio kamu menjadi berlebihan. Jadi, jika itu benar adanya, maka kamu perlu menyeimbangkan kembali (rebalance) portofolio yang kamu punya. Strategi ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Iakov Levin. Ia mengusulkan “untuk menjual semua aset digital dengan likuidasi rendah.”

Selanjutnya, ia menjelaskan usulan tersebut dengan memberikan contoh, “Misalnya, [ada] beragam altcoin berkapitalisasi kecil, [yaitu] hingga US$100 juta – [juallah], jika tidak ada prasyarat fundamental khusus terkait pertumbuhan mereka selama bear market saat ini.” Kemudian, ia mengatakan bahwa “Pengguna juga dapat membuat strategi hedging DeFi, di mana investor [bisa] menghasilkan keuntungan ketika penurunan pasar.”

Tetaplah Fokus pada Target Jangka Panjang

Pertumbuhan Jumlah Investor Kripto Diramal Bakal Makin Tinggi

Terlepas dari seberapa dalam penurunan pasar kripto yang terjadi. Penting bagi investor untuk tetap mempertahankan perspektif tentang dasar-dasar investasi jangka panjang di industri yang sedang berkembang ini. Sebab, secara historis, pasar kripto selalu berhasil bangkit dari setiap penurunan yang terjadi. Dengan kata lain, sebagai investor, kamu tidak perlu panik dan langsung menjual blue chip milikmu tanpa pikir panjang, atau bertindak gegabah.

Mendukung perspektif itu, ternyata hal yang sama juga sempat dibahas oleh co-founder Paradigm, Fred Ehrsam. Dalam sebuah unggahan blog platform-nya baru-baru ini, ia menulis, “Mengingat semuanya serasa berjalan baik di masa booming, [investor] tergoda untuk melakukan segalanya. Pertahankanlah standar tinggi untuk mengubah atau memperluas perspektif Anda.”

“Konsep yang sama berlaku untuk siklus turun. Kuburan kripto dipenuhi oleh sisa-sisa perusahaan yang meninggalkan misi utama mereka ketika siklus turun, hanya untuk menyaksikan dengan sedih ketika ide mereka [baru] mulai berhasil di siklus naik berikutnya.”

Meskipun pesan Ehrsam tersebut kemungkinan utamanya ditujukan bagi para pendiri proyek kripto, tetapi nasihat itu juga bisa berlaku untuk investor biasa.

Bagaimana pendapatmu tentang tip dan trik menghadapi crypto winter ini? Sampaikan pendapatmu kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar kamu tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori