National Australia Bank (NAB), salah satu lembaga perbankan terbesar di Australia, melakukan langkah tegas untuk melindungi nasabahnya. National Australia Bank dilaporkan telah memblokir beberapa layanan crypto exchange, lantaran kerap dijadikan sarana penipuan.
Meskipun tidak menyebutkan entitas mana saja yang dimaksud, tetapi intervensi yang dilakukan oleh entitas keuangan yang termasuk dalam big four itu menandakan bahwa industri keuangan tradisional bersikap tegas terhadap aktivitas yang mencurigakan.
Dalam keterangan resminya, dijelaskan bahwa sejak periode Maret sampai Juli, NAB sudah menghentikan jutaan pembayaraan yang dilakukan pemilik dana. Total nilai transfer yang diintervensi mencapai AU$270 juta.
Eksekutif NAB untuk Investigasi dan Penipuan Grup, Chris Sheehan, mengatakan beberapa tindakan yang dilakukan pihaknya dalam 6 bulan terakhir bertujuan untuk melindungi pelanggan dari tindak kejahatan penipuan.
“Mulai dari permintaan pembayaran, spoofing, dan tautan yang diberikan melalui layanan perpesanan secara tidak terduga adalah beberapa hal yang kami temukan baru-baru ini. Perusahaan juga mengambil tindakan untuk memblokir beberapa pembayaran ke crypto exchange yang berisiko tinggi sebagai upaya menghentikan penipuan,” jelas salah satu petinggi National Australia Bank tersebut.
Lebih lanjut, Sheehan menyebutkan bahwa perusahaan tetap berfokus untuk membuat bisnis bank menjadi sederhana dan digital. Namun, Australia juga perlu melakukan keseimbangan kecepatan dan keamanan di dalam ekonomi digital.
50% Dana Penipuan yang Dilaporkan Terkait dengan Kripto
Langkah antisipatif yang dilakukan NAB disandarkan pada riset yang dilakukan sebelumnya. Di riset itu, disebutkan bahwa 4 dari 10 warga Australia sepakat untuk menerima proses pembayaran lebih lambat sepanjang mereka bisa terlindungi dari aktivitas penipuan.
“Banyak pelanggan akhirnya menyelesaikan pembayaran mereka setelah menerima permintaan. Kami melihat sekitar AU$290 ribu dana diabaikan setiap harinya, menunggu permintaan pembayaran. Perusahaan sudah menginformasikan pada konsumen untuk berhenti dan berpikir sebelum melakukan pembayaran,” tambah Sheehan.
Selain itu, data dari Australian Financial Crimes Exchange (AFCX) mengungkapkan bahwa dalam 30 hari terakhir, terdapat 50% dana penipuan yang dilaporkan ke regulator.
Secara keseluruhan, sekitar AU$6 miliar lenyap setiap tahun akibat kejahatan finansial dan dunia maya, termasuk kripto. Pada tahun lalu saja, sekitar AU$221 juta hilang akibat penipuan berbasis kripto.
“Penipuan kripto adalah salah satu ancaman yang tumbuh paling cepat. Para pelaku kejahatan adalah mereka yang tergabung dalam kelompok kejahatan transnasional yang terorganisir dan semakin banyak yang kami lihat bahwa mereka menggunakan platform kripto untuk mengirim dana curian dengan cepat, beberapa di antaranya ada juga yang dikirim ke luar negeri,” ungkap AFCX.
Melihat hal itu, sebagai salah satu anggota dari AFCX, NAB pun merasa perlu melakukan langkah ini.
Australia Makin Garang terhadap Kripto
Aksi yang dilakukan NAB mengikuti Commonwealth Bank of Australia yang juga sudah memblokir beberapa pembayaran ke crypto exchange tertentu. Pada Juni lalu, entitas perbankan yang juga masuk dalam jajaran empat bank terbesar di Australia menerapkan kebijakan tersebut untuk menegakkan tindakan anti penipuan.
Commonwealth Bank mengungkapkan proses pembayaran tertentu ke crypto exchange juga akan dikenakan batas maksimal bulanan yang sebesar AU$10 ribu.
General Manager untuk Layanan Penipuan Commonwealth Bank, James Roberts, menambahkan bahwa pelanggan yang melakukan pembayaran ke crypto exchange menghadapi risiko penipuan yang jauh lebih tinggi.
Kemudian, bank lainnya, Westpac, ikut mengurangi ekspor nasabahnya ke kripto. Perusahaan melakukan hal yang sama, yakni dengan memblokir beberapa lembaga pembayara kripto untuk mengurangi risiko.
Kebijakan agresif tersebut dilakukan saat Negeri Kanguru berhasil menduduki posisi teratas untuk adopsi kripto tahun 2023. Data dari HedgewithCrypto mengungkapkan jumlah warga Australia yang menggunakan kripto mencapai 18%, mengungguli Amerika Serikat (AS) yang hanya mencapai 16%.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.