Trusted

Regulator Jepang Tegur OpenAI agar Tak Kumpulkan Data Sensitif

2 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Lembaga pengawas privasi di Jepang telah mengeluarkan peringatan terhadap OpenAI.
  • Dalam peringatan itu, lembaga regulator Jepang mengungkapkan kekhawatirannya terkait pengumpulan data sensitif untuk machine learning ChatGPT.
  • Terlepas dari perkembangan AI yang sangat masif, ada beberapa masalah yang mungkin akan dihadapi oleh para pemain di sektor tersebut.
  • promo

Pengembangan teknologi artificial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan nampaknya melaju semakin kencang, terutama setelah hadirnya chatbot ChatGPT besutan OpenAI. Kendati demikian, pihak regulator terus berupaya agar privasi pengguna tidak menjadi tumbal atas hype AI yang sedang naik-naiknya.

Dalam perkembangan terbaru, Komisi Perlindungan Informasi Pribadi, sebuah lembaga pengawas privasi di Jepang, telah mengeluarkan peringatan terhadap OpenAI terkait pengumpulan data sensitif untuk machine learning. Menurut laporan Reuters, lembaga pengawas Jepang itu tidak segan untuk melakukan tindakan lebih lanjut terhadap OpenAI, jika diperlukan.

OpenAI Sempat Tersandung Isu Regulasi di Eropa

Sebenarnya, ini bukanlah kali pertama OpenAI tersangkut dalam masalah regulasi. ChatGPT sempat menghentikan sementara operasinya di Italia selama sebulan, lantaran adanya pembatasan dari pejabat setempat. Namun, di akhir April lalu, BeInCrypto melaporkan bahwa ChatGPT akhirnya bisa kembali melanjutkan operasinya di Italia, setelah OpenAI berhasil menyelesaikan keluhan terkait privasi yang disampaikan oleh regulator di sana.

Meski begitu, sepertinya bukan berarti OpenAI sepenuhnya mendukung aturan main dari regulator tentang AI. Pada akhir bulan Mei kemarin, OpenAI mengaku sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan benua Eropa. Sam Altman, co-founder OpenAI, meyakini bahwa rancangan undang-undang (RUU) AI dari Uni Eropa “meregulasi secara berlebihan”.

Pro Kontra Kehadiran Teknologi AI

Terlepas dari permasalahan seputar regulasi yang OpenAI hadapi, Rajiv Jain, pendiri perusahaan manajemen aset GQG Partners, meyakini bahwa AI memang bakal melahirkan sejumlah pemenang. Akan tetap, jumlah pihak yang merugi akibat AI akan lebih banyak.

FT melaporkan bahwa Jain meyakini hanya segelintir perusahaan yang sanggup mempertahankan rebound pasar saham di 2023. Pihaknya sendiri bertaruh besar terhadap Nvidia, dengan membeli saham NVDA bernilai US$2,3 miliar di kuartal pertama tahun ini.

“Pemenang yang paling jelas saat ini, selain Nvidia, adalah nama-nama [perusahaan] teknologi yang lebih besar; entah itu Alphabet atau Meta atau nama-nama sekelas ini. Beberapa perusahaan perangkat lunak dan layanan IT bisa jadi bakal berada di sisi yang kalah, karena AI mengotomatiskan sebagian dari bisnisnya, dan banyak hal-hal dasar yang dilakukan akan menjadi tidak perlu,” terang Jain.

Keyakinan GQG Partners dan pendirinya terhadap Nvidia sepertinya cukup beralasan. Pasalnya, saat ini, Nvidia terlihat sedang bersiap untuk mengarungi arus AI dengan rangkaian produk-produk barunya. Sebagai informasi, pada minggu ini, perusahaan produsen chip komputer tersebut berhasil mencatatkan valuasi sebesar US$1 triliun.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Januari 2025
Platform kripto terbaik di Indonesia | Januari 2025
Platform kripto terbaik di Indonesia | Januari 2025

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Lynn-Wang.png
Lynn Wang
Lynn Wang adalah jurnalis berpengalaman di BeInCrypto, yang mencakup berbagai topik, termasuk aset dunia nyata tokenized (RWA), tokenization, kecerdasan buatan (AI), penegakan peraturan, dan investasi dalam industri crypto. Sebelumnya, ia memimpin tim pembuat konten dan jurnalis untuk BeInCrypto Indonesia, dengan fokus pada adopsi cryptocurrency dan teknologi blockchain di wilayah tersebut, serta perkembangan peraturan. Sebelum itu, di Value Magazine, ia meliput tren ekonomi makro yang...
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori