Setelah pemerintah Cina terus menyatakan “perang” terhadap penggunaan aset kripto maupun aset digital global, lantaran tingginya spekulasi dan juga faktor keamanan, beberapa raksasa teknologi asal Negeri Tirai Bambu tersebut menyatakan mundur dari pasar sekunder untuk NFT dan memilih untuk membangun platform non-fungible token (NFT) secara mandiri. Namun, kabar terbaru menyebutkan, bahwa rencana itu tidak berjalan mulus. Pasalnya, Tencent, salah satu pihak yang ikut dalam arahan pemerintah, baru saja menutup koleksi digital di Tencent News.
Per tanggal 1 Juli kemarin, Tencent News menangguhkan layanan penjualan koleksi digital. Pengguna kini hanya dapat melihat koleksi digital yang sudah dibeli di aplikasi tersebut.
Tidak hanya itu, perusahaan juga melakukan rotasi untuk level eksekutif. Penanggung jawab di Tencent News, Wang Shimu, dipindahkan ke platform sosial dan lini aplikasi PCG serta bertanggung jawab terhadap inovasi bisnisnya, seperti Magic Core.
Tencent News sendiri tidak melayani transaksi NFT di pasar sekunder. Hal itu sesuai dengan arahan pemerintah setempat yang ingin menghentikan spekulasi terkait harga NFT. Namun, hal itu tentu saja membuat penjualan NFT tidak semenarik penjualan di bursa NFT global. Sebab, itu artinya, pemilik NFT yang sudah membeli koleksi digital tidak bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
- Baca juga: Tencent dan Ant Group Hentikan Perdagangan NFT di Pasar Sekunder, Bangun NFT dengan Kearifan Lokal
Magic Core Juga Mengalami Perlambatan
Platform NFT milik Tencent lainnya, yakni Magic Core, juga dikabarkan mengalami perlambatan penjualan. Perusahaan baru saja merilis koleksi digital seri “Master Hongyi Caligraphy Motto Screen Digital Collection” dan wood watermark seri “Ten Bamboo Studio Painting Books”.
Sayangnya, kedua koleksi digital tersebut tidak terserap habis. Magic Core malah mengunci dan menutup koleksi digital tersebut.
“Beberapa pengguna mengatakan bahwa koleksi di Tencent News belum terhubung dengan blockchain. Tencent News hanya menempatkan tautan untuk kemudian mengundang pengguna untuk mengunduhnya,” tulis media lokal setempat.
Sebelum diberlakukannya pelarangan transaksi NFT dan aset kripto lainnya, beberapa perusahaan teknologi di Cina; termasuk Tencent, Ant Group, hingga Baidu, sudah melakukan uji coba peluncuran koleksi digital di atas konsorsiumnya sendiri. Di sana, pengguna hanya bisa melakukan pembelian dengan mata uang fiat Renminbi (RMB). Selain itu, perdagangan sekunder secara luas dilarang guna mencegah terjadinya penipuan harga.
Menariknya, Wu Blockchain, dalam utas Twitter, memaparkan bahwa kegagalan Tencent dalam penjualan NFT dikarenakan pemerintah Cina yang tidak mengizinkan pengguna untuk melakukan transaksi pribadi setelah membelinya.
Fifth Prism Luncurkan Koleksi Digital
Tidak mau menyerah begitu saja, Tencent sepertinya terus mencari cara untuk bisa membuat “dagangannya laku”. Kali ini, lewat aplikasi Fifth Prism, perusahaan meluncurkan koleksi digital.
Aplikasi yang ada di bawah COL Digital Publishing Group, tempat di mana Tencent diketahui menggenggam 10% saham, telah merilis kumpulan koleksi anyarnya sebanyak 500 salinan gratis berisi lencana tembaga logo dari aplikasi. Namun, aplikasi ini tetap hanya bisa didapatkan bagi pengguna yang berusia 18 tahun ke atas dan bertempat tinggal di daratan Cina.
Puluhan raksasa teknologi Cina sudah sepakat untuk menarik diri dari perdagangan sekunder NFT. Mereka juga sepaham untuk memasukkan NFT sebagai produk keuangan. Hingga akhirnya dirilislah NFT asal Cina yang dikategorikan sebagai kreasi budaya digital.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan spiritual dan budaya yang berkembang dari konsumen dan pengguna, terutama untuk pemanfaatan digital budaya tradisional Tiongkok. Selain itu, inisiatif tersebut juga dimaksudkan untuk mendorong penggunaan teknologi digital dalam rangka memberdayakan dan meningkatkan kekuatan lunak budaya.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.