Rencana Ripple untuk meluncurkan stablecoin yang dipatok ke dolar AS disebut akan terjadi dalam beberapa pekan ke depan. Dalam sebuah laporan, Chief Executive Officer (CEO) Ripple Brad Garlinghouse mengatakan bahwa opsi stablecoin Ripple ‘sangat dekat’ dengan peluncuran resminya.
Bahkan, ia mengatakan proyek Ripple USD alias RLUSD akan segera meluncur dalam beberapa minggu ke depan. Meski demikian, detail pasti mengenai waktu eksekusi masih belum bisa dipastikan.
Awal April lalu, Presiden Ripple Monica Long mengungkapkan bahwa stablecoin Ripple nantinya akan diterbitkan di XRP Ledger dan Ethereum. Kehadirannya dipercaya akan menjadi titik masuk untuk membuka peluang baru bagi use case insititusional dan DeFi di berbagai ekosistem.
Stablecoin tersebut diklaim bakal didukung 100% oleh simpanan dolar AS, obligasi pemerintah AS jangka pendek, dan aset setara kas lainnya. Langkah strategis itu diakui Ripple merupakan salah satu strategi untuk menangkap peluang market stablecoin yang diproyeksikan mampu mencapai US$2,8 triliun pada tahun 2028 mendatang.
Baca Juga: Ini Alasan Harga Ripple (XRP) Pancarkan Sinyal Jual Sekarang
Stablecoin Masih Jadi Alat Perdagangan, Bukan Pembayaran
Rencana untuk meliris aset kripto yang dipatok ke mata uang fiat tidak hanya datang dari Ripple. Beberapa entitas lain seperti Mercado Libre hingga IDA yang berbasis di Hong Kong juga sudah memiliki target serupa. Mereka berencana memasuki pasar stablecoin dalam beberapa bulan ke depan.
Laporan dari Financial Times (FT) menyebutkan, upaya tersebut merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan pasar stablecoin yang mulai pulih seiring dengan terjadinya lonjakan harga Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH).
Namun, saat ini, stablecoin masih memiliki fungsi yang sangat terbatas untuk bertindak sebagai instrumen pembayaran. Salah satu eksekutif senior kripto mengatakan, banyak dari perusahaan tersebut akan bangkrut, karena stablecoin berada dalam dua dimensi yang berbeda, ada Tether dan ada yang lainnya.
Ditambah, data memperlihatkan bahwa stablecoin dalam praktiknya masih kuat digunakan untuk perdagangan kripto. Data Visa menyebutkan, pada 3 September, hanya 11,3 juta pembayaran menggunakan stablecoin, sementara Visa sendiri memproses transaksi secara rerata lebih dari 802 juta transaksi per hari tahun lalu.
Etay Katz, partner di firma hukum Ashurst, menambahkan bahwa stablecoin sejauh ini merupakan aset baru yang dianggap berguna oleh sebagian orang, dan mereka membelinya hanya karena menyukai konsep penyimpanan nilai setara kas di dalam digital wallet.
Bagaimana pendapat Anda kabar yang menyebutkan bahwa Ripple bakal merilis stablecoin dalam waktu dekat ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.