Riset Visa: Penggunaan Stablecoin di Indonesia Jadi Alternatif Layanan Perbankan

2 mins
Diperbarui oleh Adi Wiratno
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Penggunaan stablecoin di Indonesia tidak hanya menjadi alat perdagangan aset kripto dan NFT.
  • Beberapa menggunakannya sebagai sarana penyimpanan nilai dan remitansi.
  • promo

Penggunaan stablecoin di negara berkembang, khususnya Indonesia mulai meluas. Jika selama ini aset kripto yang memiliki paritas fiat itu hanya digunakan untuk memfasilitasi transaksi komoditas kripto, belakangan kasus penggunaannya melebar dan banyak yang sudah menjadikan stablecoin sebagai alternatif layanan perbankan, seperti remitansi maupun ‘dana tabungan’ dalam bentuk mata uang asing.

Dalam penelitian yang melibatkan Visa, Castle Island Ventures, Brevan Howard Digital, Artemis yang didukung oleh YouGov, terungkap bahwa beberapa investor kripto di negara berkembang, termasuk Indonesia menggunakan stablecoin dengan tujuan yang jauh lebih kompleks.

Riset yang dilakukan terhadap 2.541 pengguna kripto di Brasil, Indonesia, Nigeria, Turki dan India itu menyebutkan bahwa lebih dari 45% responden menggunakan stablecoin sebagai sarana penyimpanan dolar AS.

Penggunaan stablecoin secara luas | Sumber : Riset Visa

Meskipun memang, harus diakui bahwa mayoritas responden atau sekitar 50%, memilih menggunakan stablecoin untuk perdagangan kripto dan juga non-fungible-token (NFT).

“Bagi masyarakat Indonesia, alasan menggunakan stablecoin adalah karena nilai konversi mata uangnya lebih baik. Selain itu ada juga yang menggunakannya untuk menabung dalam dolar,” jelas laporan.

Sementara untuk mereka yang menggunakan stablecoin sebagai sarana remitansi, persentasenya mencapai lebih dari 30% dari seluruh responden.

47% Responden Menggunakan Stablecoin Untuk Penghematan

Secara keseluruhan, 47% responden memperlihatkan indikasi bahwa tujuan utama mereka menggunakan aset kripto ini adalah untuk menghemat uang dalam dolar, dan 39% responden lain mengatakan sengaja menggunakan stablecoin untuk mendapatkan keuntungan.

Nah dalam catatan salah satu crypto exchange Indonesia, Pintu, pihaknya melihat bahwa tingginya penggunaan stablecoin didasari atas adanya keinginan untuk mendapatkan akses penuh untuk transfer dana valuta asing (valas).

Alasan menggunakan stablecoin | Sumber : Riset Visa

Jika menggunakan jasa lembaga keuangan tradisional, baik itu bank maupun entitas lainnya, terdapat batasan jumlah minimum maupun maksimum yang harus dipenuhi oleh nasabah untuk melakukan perpindahan dana. Sedangkan melalui stablecoin, pengguna bisa melakukan transaksi mulai dari US$1 dan hampir tidak ada batasan maksimum.

Meski demikian, pihak Pintu mengakui bahwa mayoritas pengguna stablecoin di platform-nya memanfaatkan salah satu jenis kripto tersebut untuk tujuan perdagangan

“Tether USD (USDT) lebih disukai ketimbang USD Coin (USDC) dalam hal jumlah transfer on-chain, dan berkontribusi lebih dari 90% dari total transaksi stablecoin,” jelas Pintu.

Bagaimana pendapat Anda tentang meluasnya penggunaan stablecoin di Indonesia ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | September 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | September 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | September 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

adi-wiratno.jpeg
Adi Wiratno
Adi adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 9 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori