Samsung Goldex, perusahaan kripto asal Korea Selatan, berambisi untuk mendirikan lembaga keuangan terdesentralisasi yang menggabungkan transaksi emas dan juga aset kripto. Lembaga tersebut yang nantinya bakal menangani transaksi secara gabungan, baik itu perdagangan emas secara konvensional dengan menggunakan decentralized exchange (DEX) ataupun sistem blockchain yang mampu mencatat semua transaksi di platform emas digital.
Tidak hanya itu, lembaga keuangan anyar tersebut juga akan melayani perdagangan aset non-fungible token (NFT) emas, uang emas, serta aset berharga yang ada di dunia tradisional dalam satu platform. Untuk memuluskan aksinya, perusahaan telah menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga perbankan dunia dan konglomerasi; termasuk di antaranya perbankan Jepang, Cina, India, Bangladesh, Nepal, Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, Timur Tengah (Bahrain CGC) dan Afrika.
Samsung Goldex dan mitra yang sudah tergabung dalam ikatan kerja sama bertekad untuk membangun ekosistem blockchain secara komprehensif.
Salah seorang pejabat Samsung Goldex mengatakan bahwa dengan upaya ini, diharapkan dapat membawa vitalitas baru ke arus investasi blockchain di tengah kondisi seperti sekarang, yang mana stabilitas dan likuiditas emas sedikit terganggu lantaran adanya resesi dan penurunan aset kripto.
Samsung Goldex Juga Gandeng Bank Mandiri
Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara juga tidak luput dari sasaran kerja sama. Samsung Goldex diketahui menjalin sinergitas dengan salah satu perbankan nasional, yaitu Bank Mandiri.
Hal itu merupakan bagian dari kerangka kerja sama untuk membangun ekosistem blockchain di wilayah Indonesia dan Filipina dengan Dash Gold Foundation.
Indonesia sendiri terkenal akan aturannya yang ketat terhadap kripto sebagai alat pembayaran. Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada awal tahun ini, sudah mengatakan bahwa lembaga jasa keuangan dilarang untuk memfasilitasi, menggunakan ataupun memasarkan aset kripto; karena tingginya tingkat risiko.
Meski begitu, Bank Mandiri memang mengaku berminat terhadap pengembangan metaverse. Untuk itu, perusahaan sudah menandatangani nota kesepahaman dengan salah satu pengembang metaverse Tanah Air, yaitu WIR Group, agar bisa memperluas sayap bisnisnya di dunia virtual.
“Untuk mendukung kerangka kerja Samsung Goldex, Dash Gold Foundation telah menandatangani perjanjian kemitraan dengan SADAD di Bahrain, Bank Mandiri di Indonesia, dan Union Bank Filipina, serta perjanjian teknis (standar DEX berbasis mainnet) di blockchain dengan Bitmain dan email,” ungkap pejabat Samsung Goldex.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan perusahaan berencana pula untuk meluncurkan stablecoin emas dan token emas yang diatur oleh Samsung Goldex Foundation.
Ketegangan Rusia & Ukraina Dorong Pemanfaatan Stablecoin Emas
Penggunaan stablecoin emas sendiri merupakan salah satu pengembangan baru di dunia aset kripto. Menegangnya kondisi Rusia dan Ukraina dituding menjadi salah satu penyebab munculnya stablecoin anyar tersebut.
Beberapa stablecoin emas yang sudah mengudara lebih dulu adalah PAX Gold (PAXG) dan Tether Gold (XAUT). Merujuk pada data Coinmarketcap, PAXG saat ini berada di peringkat 73, dengan kapitalisasi pasar sebesar US$555,54 juta. Sedangkan, XAUT berada di peringkat 214 dengan kapitalisasi pasar sebesar US$420,82 juta.
Beberapa ahli berpendapat bahwa utilitas stablecoin yang dipatok dengan emas lebih luas. Pasalnya, aset kripto tersebut bisa ditukar atau dibeli dengan mata uang fiat global yang tidak dikenali. Terlebih lagi, prinsipnya pun sama seperti emas, yang mana bisa ditukar dengan mata uang apa pun dan di mana pun dengan harga yang sama.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.