Menjelang agenda Bitcoin halving yang tinggal sebulan lagi, pasar kripto sedang menyaksikan serangkaian aktivitas penting yang berpotensi membentuk lintasan harga BTC untuk beberapa bulan ke depan.
Beberapa tokoh utama di sektor ini sudah mulai memperingatkan tentang tren terkini yang mengisyaratkan potensi pergeseran dinamika pasar.
Tiba 1 Bulan Lagi, Bitcoin Halving Jadi Momen Penting
Bitcoin halving adalah sebuah acara penting dalam protokol Bitcoin yang berlangsung sekitar setiap empat tahun sekali atau setelah tiap 210.000 blok berhasil ditambang. Dalam proses ini, reward untuk mining blok baru akan berkurang setengahnya. Ini artinya, Bitcoin miner bakal menerima BTC 50% lebih sedikit untuk kontribusi mereka dalam melakukan verifikasi transaksi dan menambahkannya ke dalam blockchain.
Ketika Bitcoin pertama kali dibuat oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2009, reward bloknya adalah 50 BTC. Kemudian, agenda Bitcoin halving perdana yang digelar tahun 2012 silam memangkas reward menjadi 25 BTC. Lalu, halving kedua berlangsung pada tahun 2016, mengurangi reward menjadi 12,5 BTC. Dan halving yang terbaru terjadi tahun 2020, memangkas reward menjadi 6,25 BTC.
Sama halnya dengan berbagai halving sebelumnya, Bitcoin halving 2024 akan mengadopsi prinsip fundamental yang sama, di mana reward untuk mining dipotong setengahnya menjadi 3,125 BTC per blok.
Kekhawatiran Para Pakar terhadap Efek Bitcoin Halving
Seiring dengan mendekatnya waktu Bitcoin halving yang diperkirakan akan berlangsung antara 17 April – 20 April, Ki Young Ju, CEO CryptoQuant, telah mengutarakan kekhawatirannya mengenai peningkatan aktivitas jual yang signifikan di kalangan Bitcoin miner. Secara spesifik, Ju menyebutkan bahwa para miner telah menjual sekitar 6.145 BTC, senilai sekitar US$384 juta, hanya dalam kurun waktu sebulan terakhir.
Tak ayal, lonjakan aktivitas jual ini menimbulkan pertanyaan mengenai stabilitas harga Bitcoin dalam waktu dekat.
Menambah rumitnya situasi, Head of News BeInCrypto, Ali Martinez, telah menyoroti sebuah tren yang mengkhawatirkan di antara whale Bitcoin. Analisis Martinez mengungkapkan bahwa kalangan holder lebih dari 1.000 BTC tercatat semakin giat melikuidasi kepemilikan mereka. Spesifiknya, terjadi penurunan sebesar 4,83% dalam jumlah alamat yang memegang lebih dari 1.000 BTC selama dua minggu terakhir.
Faktanya, aksi jual signifikan oleh para investor besar ini kian mempertebal tekanan jual pada Bitcoin. Alhasil, ini juga berpotensi berdampak buruk pada harga Bitcoin.
Jan Happel, CEO dari Glassnode, bahkan mengeluarkan peringatan, “Tidak ada yang naik secara linear. Bahkan BTC sekalipun.” Happel memprediksi adanya penurunan korektif untuk harga Bitcoin menuju area US$59.000 sampai US$58.000. Tak berhenti sampai di situ, ia juga memperingatkan para investor bahwa ini bukanlah indikasi dari puncak pasar, melainkan koreksi yang diperlukan.
“Tidak ada gerakan tanpa disertai gerakan balasan. Dan gerakan balasan itu nampaknya sudah dekat. Kami melihat divergence negatif karena BTC telah menguat ke level tertinggi dalam struktur 3 gelombang. Sentimennya sedang panas di 89! Sudah waktunya untuk pendinginan,” ujar Happel.
Sanggupkah Harga BTC Lanjutkan Reli usai Halving?
Meskipun ada tekanan jual, sejumlah analis tetap optimis tentang potensi Bitcoin pasca halving. Analis teknikal DaanCrypto menyoroti arus masuk bersih yang signifikan ke dalam ETF Bitcoin, di mana lebih dari US$1 miliar tercatat dalam satu hari. Oleh karena itu, tingkat akumulasi seperti ini bisa mengimbangi tekanan jual dan mendukung reli harga Bitcoin yang berkelanjutan.
“ETF Bitcoin mencatat arus masuk bersih lebih dari US$1 miliar kemarin (12/3). Sebagai referensi, setelah halving, kita akan melihat US$33 juta BTC yang ditambang per hari. Jadi, arus masuk satu hari ini setara dengan pasokan Bitcoin mining selama satu bulan penuh setelah halving yang akan datang,” jelas DaanCrypto.
Menyuarakan sentimen yang sama, Rekt Capital mengacu pada data historis untuk menunjukkan bahwa Bitcoin masih jauh dari mencapai puncak pasar. Menurut analisisnya, Bitcoin berpotensi mencapai puncak bull market berikutnya antara Desember 2024 – Februari 2025. Hal ini bertumpu pada tren kinerja Bitcoin setelah mencapai rekor-rekor tertinggi sepanjang masa sebelumnya.
Mengingat Bitcoin halving sudah di pelupuk mata, investor terus memantau perkembangan ini dengan cermat. Walaupun prospek jangka pendek mungkin menyuguhkan tantangan, sentimen yang mendasari di kalangan sejumlah pakar menunjukkan bahwa lintasan Bitcoin dalam jangka panjang masih berkilau. Beberapa minggu mendatang akan menjadi momen krusial dalam menentukan apakah Bitcoin mampu melewati badai yang dibawa oleh peristiwa halving nantinya.
Bagaimana pendapat Anda tentang dampak peristiwa Bitcoin halving yang akan datang? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.