Trusted

Indeks Dolar AS (DXY) Sentuh Level Berbahaya, Benarkah Harga Bitcoin Siap Terbang?

3 mins
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Indeks Dolar AS (DXY) cetak puncak 26 bulan, memicu prediksi reli Bitcoin karena korelasi inverse-nya.
  • Analis soroti risiko global dari DXY yang kuat, seperti krisis kredit dan masalah likuiditas, meningkatkan ketidakpastian bagi Bitcoin.
  • Peluncuran ETF BTC oleh BlackRock mencerminkan meningkatnya kepercayaan institusional, yang berpotensi memperkuat legitimasi Bitcoin.
  • promo

Penggemar Bitcoin (BTC) dengan cermat mengamati langkah berikutnya dari aset kripto unggulan ini seiring Indeks Dolar AS (DXY) melonjak ke level tertinggi dalam 26 bulan, mencapai 110.

Secara historis, kinerja Bitcoin menunjukkan korelasi terbalik (inverse) dengan DXY, sehingga memunculkan spekulasi bahwa momen krusial bagi aset digital ini mungkin segera tiba.

Pakar Kripto Beri Peringatan saat DXY Terbang ke 110

Quinten Francois, seorang educator kripto terkemuka, mencatat pentingnya level DXY dalam sejarah pada sebuah unggahan baru-baru ini. Ia juga menekankan bahwa ketika DXY turun, Bitcoin biasanya naik, dan memprediksi hal ini akan terjadi pula di tahun 2025.

“Terakhir kali DXY setinggi ini, BTC berada di US$20.000. Sesuatu yang besar sedang terjadi,” ujarnya.

Komentar ini mencerminkan meningkatnya antisipasi di kalangan komunitas kripto bahwa jika DXY mencapai puncaknya, hal itu bisa membuka jalan bagi reli Bitcoin. Sementara itu, peneliti kripto HZ mewanti-wanti soal risiko luas yang terkait dengan melonjaknya DXY.

“DXY di 110 sangat berbahaya. Beberapa poin lagi naik, maka pasar akan runtuh. Dolar yang melonjak memicu krisis kredit global, membunuh likuiditas, menghancurkan pendapatan, dan menekan pasar negara berkembang. Jika Anda terlalu banyak berutang, Anda berdiri di atas pintu jebakan,” tutur HZ.

Menambahkan ke diskusi ini, platform analisis keuangan Barchart menyoroti bahwa hedge fund menunjukkan sikap paling bullish terhadap dolar AS sejak awal 2019 silam. Sentimen ini mencerminkan daya tarik dolar yang semakin kokoh sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global yang sedang berlangsung.

Hedge Funds Betting on Bitcoin
Hedge Fund Bertaruh pada Bitcoin | Sumber: Barchart

Bitcoin dan Aset Berisiko Hadapi Ujian Penting

Sementara itu, firma riset pasar Capital Hungry mengungkapkan bahwa lonjakan DXY sebagian didorong oleh ketakutan akan tarif. Mereka juga menyoroti data ekonomi mendatang sebagai faktor kunci yang akan menentukan arah pasar.

“Jika kita melihat PPI lebih rendah pada hari Selasa atau CPI netral pada hari Rabu, kemungkinan akan terjadi koreksi bearish jangka pendek pada DXY dari level tertinggi intraday, dan aset berisiko seperti ekuitas AS serta Bitcoin bisa mulai mendapatkan momentum,” prediksi Capital Hungry.

Hal ini dapat menciptakan kondisi yang mendukung Bitcoin untuk tetap bertahan di atas US$94.000 dan berpotensi naik ke US$99.000 dalam jangka pendek. Namun, jika DXY lebih kuat dari yang diharapkan, skenario ini terancam gagal, menyeret harga Bitcoin turun lebih rendah.

Faktanya, pergerakan DXY sendiri memiliki implikasi yang signifikan tidak hanya untuk aset kripto, tetapi juga bagi ekonomi global. Dolar yang kuat dapat membebani pasar negara berkembang serta memangkas likuiditas global, yang pada akhirnya bisa memicu perlambatan ekonomi. Sebaliknya, tanda-tanda pelonggaran pada DXY dapat memberikan kelegaan bagi aset berisiko, termasuk Bitcoin.

Pada bulan Agustus, DXY menyentuh level terendah tahun 2024, bertepatan dengan reli singkat Bitcoin. Hal ini lantas kian memperkuat hubungan terbalik antara kedua aset tersebut. Jika indeks dolar mengalami koreksi dari level tertingginya saat ini, para analis percaya bahwa Bitcoin dapat kembali mengukir momentum naik.

Optimisme di pasar kripto juga didukung oleh perkembangan institusional. Capital Hungry menyoroti peluncuran exchange-traded fund (ETF) Bitcoin baru oleh BlackRock, yang berpotensi memberikan pengaruh besar pada pergerakan Bitcoin. Keterlibatan yang semakin besar dari raksasa keuangan tradisional seperti BlackRock dipandang sebagai dukungan substansial bagi legitimasi Bitcoin serta potensinya untuk adopsi mainstream alias arus utama.

Walau bagaimanapun, pasar kripto masih berada di persimpangan jalan, dan langkah besar berikutnya untuk Bitcoin kemungkinan bergantung pada arah pergerakan DXY.

DXY vs. Bitcoin Performance
DXY vs. Kinerja Bitcoin | Sumber: TradingView

Sementara indeks dolar saat ini memberikan tekanan turun pada aset berisiko, pembalikan arah DXY dapat membuka jalan bagi lonjakan harga Bitcoin.

Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin (BTC) ke depan serta korelasi terbaliknya dengan DYX di atas? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Januari 2025
Platform kripto terbaik di Indonesia | Januari 2025
Platform kripto terbaik di Indonesia | Januari 2025

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

lockridge-okoth.png
Lockridge Okoth
Lockridge Okoth adalah seorang jurnalis di BeInCrypto, dengan fokus pada perusahaan industri terkemuka seperti Coinbase, Binance, dan Tether. Dia mencakup berbagai topik, termasuk perkembangan peraturan dalam keuangan terdesentralisasi (DeFi), jaringan infrastruktur fisik terdesentralisasi (DePIN), aset dunia nyata (RWA), GameFi, dan cryptocurrency. Sebelumnya, Lockridge melakukan analisis pasar dan penilaian teknis aset digital, termasuk Bitcoin dan altcoin seperti Arbitrum, Polkadot, dan...
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori