Kondisi pasar telah berubah secara signifikan. Meredanya ketegangan tarif antara AS dan Cina serta hubungan yang mendingin antara Trump dan Musk telah membantu mengubah sentimen investor dari negatif menjadi positif.
Namun, sentimen optimistis ini mungkin menjadi alasan untuk khawatir dibandingkan dengan reaksi pasar sebelumnya. Mari kita telusuri lebih dalam.
Bagaimana Indikator Sentimen Pasar Bisa Menjadi Pedang Bermata Dua?
Menurut Santiment, platform analitik blockchain terkemuka, ada lebih dari dua kali lipat komentar positif tentang Bitcoin (BTC) di media sosial dibandingkan dengan yang negatif.
Rasio 2:1 ini adalah yang tertinggi sejak pemilihan presiden AS pada November 2024, ketika kemenangan Donald Trump memicu antusiasme kripto.

“Dengan Bitcoin menggoda level tertinggi sepanjang masa US$112.000 dalam beberapa hari terakhir, ritel menjadi bullish,” ujar Santiment menyatakan.
Walaupun ini mungkin tampak seperti sinyal kuat, pola historis menunjukkan bahwa kegembiraan semacam ini sering mendahului koreksi pasar yang signifikan.
Santiment juga melaporkan bahwa kata kunci seperti “All-time high” muncul lebih sering dalam diskusi terkait Bitcoin dibandingkan dengan waktu lain bulan ini.

Dibandingkan dengan harga Bitcoin, periode antusiasme ritel tinggi bulan ini sering mendahului koreksi harga.
“Karena pasar bergerak berlawanan dengan ekspektasi ritel, lonjakan diskusi terkait ATH BTC adalah sinyal puncak yang solid, menunjukkan keserakahan,” tambah Santiment menambahkan.
Tren ini sejalan dengan CoinMarketCap Fear & Greed Index, ukuran yang banyak diikuti untuk sentimen pasar kripto. Pada Juni 2025, indeks ini telah memasuki zona “keserakahan,” dengan pembacaan di atas 60.

Selama setahun terakhir, pembacaan tinggi seperti ini sering menjadi tanda peringatan. Mereka menunjukkan pasar mungkin terlalu panas dan bisa mengalami koreksi.
Trader Veteran Peter Brandt Pertanyakan Formasi Double-Top
Trader veteran Peter Brandt baru-baru ini mengungkapkan kekhawatiran tentang kemungkinan terulangnya pasar bear Bitcoin 2022. Dia menunjukkan kemungkinan penurunan 75% setelah pola “double-top”.

Walaupun dia tidak membuat prediksi pasti, komentarnya mengisyaratkan penurunan signifikan bisa terjadi, mirip dengan penurunan tajam pada 2022 ketika Bitcoin jatuh dari puncaknya.
Pengamatan Brandt menunjukkan bahwa pasar keuangan sering mengulangi pola perilaku. Struktur grafik saat ini sangat mirip dengan pengaturan yang mendahului crash sebelumnya.
Salah satu argumen terkuat yang menentang pandangan bearish ini menyoroti perbedaan utama dalam siklus saat ini. Seorang pengguna X (sebelumnya Twitter) bernama Death Ca₿ to QE telah menarik perhatian dengan menunjukkan bahwa siklus Bitcoin sebelumnya sebagian besar didorong oleh sentimen investor ritel. Namun, saat ini, psikologi ritel mungkin bukan kekuatan utama.

Sebaliknya, harga Bitcoin sekarang sebagian besar didorong oleh investor korporat dan institusional.
Pergeseran ini membuat sulit untuk memprediksi berapa lama FOMO institusional (Fear of Missing Out) mungkin bertahan atau kapan akan berakhir. Tidak ada preseden historis yang bisa digunakan sebagai perbandingan.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
