Selama lebih dari satu dekade, September dikenal sebagai bulan paling kelam bagi aset crypto. Median imbal hasil Bitcoin sejak 2013 adalah –3,1%, sementara Ethereum bahkan lebih buruk di –12,7%. Koreksi historis — seperti penurunan Bitcoin sebesar –19% pada 2014 atau jatuhnya Ethereum –21% pada 2017 — melahirkan istilah “crypto September blues”.
Namun, tahun lalu sedikit berbeda. Bitcoin justru naik 7,1% dan Ethereum bertambah 3,2% pada September 2024, didorong oleh peluncuran ETF dan pemangkasan suku bunga 50 basis poin. Itu menunjukkan “kutukan” bisa patah bila ada pemicu baru. Kini di tahun 2025, dengan kedua aset sama-sama mendekati rekor all-time high dan sejumlah penopang struktural hadir, pertanyaan besarnya adalah apakah September kali ini benar-benar akan mematahkan pola lama.
Kilas Balik: Mengapa September Jadi Bulan Terlemah
Reputasi buruk September bertumpu pada tiga fondasi: struktur pasar, siklus makro, dan sentimen.
Secara historis, cadangan di exchange tinggi, artinya ada banyak pasokan yang siap dijual. Di saat yang sama, pasokan profit rendah — tidak cukup banyak holder yang di zona profit untuk menarik lainnya, sehingga panic selling lebih rawan terjadi.

Latar belakang makro juga kerap memperkeruh. Pasca-2021, efek COVID dan pengetatan likuiditas membuat September jadi bulan ketika reli kehilangan momentum.
Beberapa contoh koreksi brutal:
- 2014: Bitcoin –19%
- 2015: Ethereum –45% (September terburuknya)
- 2019: Bitcoin –14%, Ethereum masih untung tipis 3,95%
- 2022: BTC dan ETH terkoreksi masing-masing –3,10% dan –14,6% (pengetatan likuiditas menghantam aset berisiko)

Sejarah Harga Bitcoin: Cryptorank
Bahkan saat siklus bullish yang perkasa sekalipun, September selalu berhasil memangkas momentum.
Pada 1 September 2025, Bitcoin Dominance (BTC.D) berada di 58,45% dan Ethereum 14%, hampir tak berubah dari awal September 2024. Bersama-sama, keduanya masih menguasai >72% pasar kripto, sehingga pergerakan mereka menentukan arah crypto September.
Mengapa September 2025 Terasa Berbeda
Tahun ini, kondisinya sudah bergeser. Cadangan di exchange makin tipis, ETF menjadi pembeli struktural, cadangan stablecoin mencapai rekor, dan posisi derivatif bisa memicu short squeeze.
Cadangan di Exchange Melandai
Pasokan di exchange telah menipis dibandingkan tahun lalu:
- Bitcoin: dari sekitar 3,0 juta BTC (4 September 2024) kini tinggal 2,4 juta BTC.
- Ethereum: dari 19,3 juta ETH turun menjadi 17,3 juta ETH.


Berbeda dengan September sebelumnya, kini lebih sedikit koin yang siap dijual di exchange. Dan menariknya, akumulasi September yang dipimpin oleh crypto whale kelihatannya sudah dimulai.
ETF Jadi Kekuatan Struktural
ETF spot kini menjadi jangkar permintaan:
Sponsored Sponsored- Bitcoin ETF: total arus masuk US$54,58 miliar, dengan tambahan US$332,76 juta hanya di awal September.

- Ethereum ETF: total arus masuk US$13,49 miliar.

ETF bertindak sebagai penyerap tekanan jual yang di masa lalu belum pernah ada dalam skala sebesar ini. Arus masuk awal September masih hati-hati, kemungkinan menunggu keputusan The Fed.
Stablecoin Jadi Amunisi Cadangan
Saldo stablecoin — “dry powder” untuk masuk pasar — hampir dua kali lipat:

- 4 September 2024: US$28,4 miliar.
- 4 September 2025: US$54,9 miliar.
Artinya, modal sudah tersedia di on-chain jika harga terkoreksi, berbeda dengan September di siklus sebelumnya.
Institusi Aktif Membeli
Perusahaan publik dan treasury terus menambah kepemilikan. 100 perusahaan treasury Bitcoin teratas, termasuk MicroStrategy, secara kolektif memegang 998.613 BTC. Di sisi Ethereum, Sharplink Gaming melaporkan kepemilikan 837.230 ETH per 31 Agustus. Nama besar lain seperti Bitmine juga agresif memborong ETH.

Mereka ini rajin masuk saat harga turun, menciptakan buffer yang dulu nyaris absen, terutama bagi ETH. Bitcoin memang sejak lama punya basis institusional, tetapi kini giliran ETH ikut mendapat dorongan.
Apakah Masih Ada Risiko Khas September?
Meski struktur pasar lebih kuat, September tetap menyimpan risiko, meskipun tak seberat siklus sebelumnya.
Profit Supply Tinggi
- Bitcoin yang berada di zona profit: naik dari 73,8% (Sept 2024) ke 90,1% saat ini.
- Ethereum di profit: dari 69,9% menjadi 95,9%.

Banyak holder mungkin tergoda untuk mengunci cuan. Dengan bias September yang memang negatif, kalangan trader yang berada di posisi profit bisa lebih rentan melakukan profit-taking.

Namun ada harapan: ETF dan treasury bisa menyerap arus keluar lebih cepat dibanding siklus lalu.
Penurunan Alamat Penarikan Bitcoin
Jumlah alamat penarikan Bitcoin anjlok dari 37.745 (4 September 2024) menjadi 15.241 saat ini. Ini menandakan melemahnya keyakinan pada self-custody. Meski begitu, lonjakan ke 62.977 pada 3 September membuktikan bahwa pembeli masih sigap untuk masuk saat harga jatuh.
Lebih sedikitnya penarik unik memang berarti lebih rendahnya perpindahan ke self-custody dan akumulasi spot. Narasi ini agak negatif, namun bisa berbalik jika pemangkasan suku bunga terjadi, karena akumulasi BTC (terutama oleh ETF) terbukti menguat saat likuiditas dilonggarkan.
Sponsored Sponsored
Dengan cadangan di exchange yang kian rendah, risiko ini tidak sedestruktif September-September kripto sebelumnya — bisa dibilang sebagai titik terang di tengah kekhawatiran soal alamat penarikan
Angin Silang Makro
Imbal hasil U.S. 10-year Treasury di 4,22% menandakan biaya pinjaman yang lebih tinggi dan preferensi untuk imbal hasil yang lebih aman. Ketika imbal hasil tinggi, modal acapkali beralih dari aset berisiko seperti Bitcoin, sehingga mengetatkan likuiditas dan meredam momentum bullish.
Analis Bitfinex, dalam wawancara eksklusif dengan BeInCrypto, menyoroti faktor makro sebagai pemicu koreksi:
“Mayoritas aset kripto besar menghadapi pekan sulit karena gejolak makro dan aksi jual pasca-PPI menekan pergerakan harga. Koreksi ini sesuai dengan tesis kami bahwa selama musim panas BTC cenderung rentan terhadap koreksi dan range trading. Saat ini BTC sudah turun lebih dari 13 persen dari all-time high terbaru, dan meski diperdagangkan di bawah puncak Januari bukanlah sinyal yang menggembirakan, kami percaya pasar mendekati dasar penurunan ini seiring kita memasuki September,” ujar mereka pada 2 September 2025.
Emas yang menyentuh level tertinggi menegaskan preferensi pasar pada aset yang aman.

The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga bulan ini, sebuah dorongan yang tahun lalu membantu September 2024 tetap hijau. Perlu dicatat, terakhir kali The Fed memangkas suku bunga pada September (2024), Bitcoin mencatat arus masuk ETF bulanan yang besar. Ini bisa menjadi sinyal optimistis bagi pasar, seperti disorot sebelumnya.
Mungkinkah September Kali Ini Mematahkan Kutukan?
Selama lebih dari satu dekade, September di dunia kripto identik dengan koreksi, kepanikan, dan narasi sebagai bulan terburuk. Namun, 2025 membawa “amunisi” yang lebih kuat: cadangan di crypto exchange yang semakin tipis, permintaan ETF yang melampaui US$68 miliar, daya tembak stablecoin yang berlipat ganda, serta institusi yang aktif membeli di setiap penurunan harga.
Meski begitu, sejumlah analis masih menyoroti risiko: pasokan profit-taking yang tinggi, penarikan Bitcoin yang melemah, dan imbal hasil yang tetap tinggi. Namun, dibandingkan siklus-siklus sebelumnya, faktor mitigasi kali ini lebih solid. Jika momentum ini tetap utuh, September kali ini berpotensi menjadi momen yang mematahkan pola lama.
Dan apabila all-time high baru benar-benar tercapai bulan ini—sesuatu yang masih mungkin terjadi mengingat BTC dan ETH bertahan di sekitar level tertinggi—maka ironi yang tercipta akan menjadi bersejarah. September, yang dahulu dikenal sebagai bulan paling kelam bagi crypto, justru bisa tercatat sebagai awal dari sebuah siklus baru.
Bagaimana pendapat Anda tentang crypto September blues ini serta potensi tahun 2025 untuk patahkan pola tersebut? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!