Sinohope, platform perdagangan kripto yang berafiliasi dengan HTX, terlihat mengalami tekanan dalam kinerja keuangannya. Laporan dari South China Morning Post (SCMP) menyebutkan kerugian Sinohope membengkak 40% menjadi HK$288,7 juta atau sekitar US$37 juta per September tahun lalu. Jumlah tersebut meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai HK$206,5 juta.
Anjloknya harga mata uang kripto dan masih adanya dana nyangkut di FTX dituding menjadi biang keladi merahnya rapor keuangan perusahaan.
Selain itu, Sinohope juga mengakui membengkaknya angka kerugian dipicu oleh adanya biaya pengembangan usaha baru, biaya pesangon, serta upaya restrukturisasi personel perusahaan pada tahun lalu.
“Pendapatan dari segmen manajemen aset turun 51,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, pendapatan dari layanan kustodian, kepatuhan dan juga konsultasi kripto turun 95,7%.”
Selama ini, Sinohope menitikberatkan bisnisnya pada nasabah institusi. Namun, karena landainya harga aset kripto membuat banyak investor yang mulai menata ulang portofolio investasinya.
Kondisi HTX Diklaim Lebih Baik daripada Sinohope
Kegagalan salah satu anak usahanya, yaitu Hbit Limited, untuk menarik kembali dananya di FTX juga menjadi alasan dalam catatan kerugian Sinohope. Pada tanggal 14 November 2022 lalu, Hbit Limited memiliki saldo sebesar US$18,1 juta yang disimpan di FTX. Dari jumlah itu, sekitar US$13,2 juta merupakan aset klien dan US$4,9 juta tersisa merupakan aset Hbit. Namun, sejak FTX mengajukan kebangkrutan, seluruh aset tersebut terkunci dan sampai saat ini belum bisa ditarik.
Sebagai langkah mitigasi, Sinohope juga sudah menggunakan dana pinjaman dari pemegang saham untuk melakukan pemulihan. Perusahaan mengandalkan fasilitas utang dari Li Lin, Direktur Non-Eksekutif Sinohope yang juga menjadi pemegang saham pengendali, untuk menyediakan dana talangan sebesar US$14 juta. Sampai dengan 30 September kemarin, Sinohope sudah menarik hampir seluruh fasilitas tersebut atau sekitar US$13,19 juta.
Selain itu, menambah likuiditasnya, Sinohope pun sudah melepas kepentingannya dengan Animoca Brands dan mengantongi dana segar sebesar HK$6,31 juta atau sekitar US$809 ribu pada Maret tahun lalu.
Di tahun 2022 lalu, manajemen HTX (Huobi) sempat mengatakan bahwa kegagalan Sinohope untuk menarik dananya di FTX tidak akan berpengaruh terhadap operasional HTX. Hal tersebut dikarenakan kedua entitas merupakan entitas yang terpisah.
Kondisi HTX juga diklaim lebih baik dari Sinohope. Justin Sun, selaku penasihat HTX, menyebut pada kuartal tiga tahun kemarin, perusahaan berhasil mencetak laba bersih sebesar US$98 juta. Angka tersebut setara dengan peningkatan 14% secara kuartalan.
Dikabarkan Sempat Pangkas Karyawan
Di sisi lain, Sinohope disebut juga telah melakukan perampingan secara besar-besaran di dalam struktur kepegawaiannya. Dalam pengajuan terbaru di September 2023, entitas yang dulunya bernama New Huo Technology Holdings Co.Ltd itu dilaporkan hanya memiliki 87 karyawan.
Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, perusahaan masih memiliki dan mengelola sebanyak 786 karyawan. Hal tersebut berdampak signifikan terhadap beban upah perusahaan. Sebagai perbandingan, pada tahun 2022, Sinohope harus mengalokasikan dana sebesar HK$215,9 juta, namun di tahun 2023, mereka hanya menggelontorkan HK$143,7 juta untuk beban upah.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
