MetaMask baru saja menyaksikan dua ekstensi peramban baru yang terjun ke pasar software wallet. Pada saat bersamaan, dampak dari runtuhnya FTX terus mendorong peningkatan dalam jumlah permintaan akan solusi wallet non-kustodian.
Frontier Wallet, yaitu wallet Web3 non-kustodian “all-in-one,” hari ini mengumumkan ekstensi peramban multi-chain baru yang bisa berfungsi untuk lebih dari 35 chain berbeda.
Pengguna nantinya dapat menggunakan ekstensi peramban tersebut untuk melakukan bridge, swap, berpartisipasi dalam aktivitas DeFi, dan mengirim serta menerima NFT. Selain itu, Frontier juga akan mendukung hardware wallet dari Trezor dan Ledger. Menurut siaran persnya, produk mereka dapat secara otomatis mendeteksi penipuan dan serangan phishing sebelum hal tersebut terjadi.
Ravindra Kumar, pendiri dan CEO Frontier Wallet, mengatakan, “wallet non-kustodian akan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan Web3 setelah semua kekacauan yang telah kita saksikan dengan pemain terpusat. Ekstensi peramban menjadi interface penting bagi pengguna untuk berinteraksi dengan banyak chain, DeFi, dan dApp NFT.”
Meningkatnya Kualitas Solusi Wallet Non-Kustodian
Di sisi lain, Zerion juga mengumumkan upayanya sendiri untuk menghadapi pemimpin pasar, seperti MetaMask, akhir tahun lalu. Sebagai bukti perkembangan pesat di industri, kedua ekstensi baru ini akan memungkinkan pengguna berinteraksi dengan banyak chain atau jaringan di satu tempat. Inovasi yang sangat dinantikan di sektor UX.
Terlebih lagi, kedua produk tersebut benar-benar memperhatikan aspek keamanan dalam produknya. Terkait hal ini, menurut pengumuman yang diungkapkan pada konferensi Breakpoint di Lisbon, Portugal, Zerion telah diaudit oleh tiga perusahaan keamanan.
Seperti yang kita tahu, MetaMask sendiri merupakan pemimpin di pasar software wallet non-kustodian. Di samping itu, jumlah permintaan untuk produk semacam ini juga telah melonjak sejak insiden keruntuhan FTX, yang notabene merupakan centralized exchange (CEX).
Berbeda dengan wallet kustodian yang digunakan di banyak CEX, wallet non-kustodian mampu memberikan penggunanya kendali penuh atas aset kripto mereka sendiri. Sehingga, pengguna masih tetap bisa mengakses dana kripto milikmu jika bursa tertentu runtuh ataupun berhenti beroperasi.
Wallet kustodian tersedia dalam dua bentuk, yaitu hardware wallet dan software wallet. Wallet versi hardware sendiri memungkinkan pengguna membawa aset kripto miliknya secara fisik. Akan tetapi, opsi wallet jenis ini juga mempunyai resiko tersendiri apabila pengguna kehilangan perangkat yang mereka jadikan tempat penyimpanan aset kripto tersebut.
Ketika FTX mulai runtuh, pengguna tidak bisa lagi menarik dana mereka dari bursa tersebut. Hal ini berujung pada hilangnya miliaran dana milik nasabah. Sejak saat itu pula, konsep lama yang berbunyi “not your keys, not your coins” pun menjadi sakral kembali.
Selain itu, semenjak insiden tersebut terjadi, anak perusahaan FTX di Jepang telah mengumumkan proses pengembalian miliaran deposit pelanggan yang lenyap.
Bagaimana pendapat Anda tentang persaingan MetaMask dan software wallet pendatang baru ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.