Trusted

Ternyata Ini Alasan S&P Beri Rating Rendah untuk Stablecoin Tether (USDT)

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • S&P Global memberikan rating untuk delapan stablecoin terpopuler di pasar. Menariknya, Tether (USDT) malah mendapatkan rating 4, dengan status "terbatas".
  • Alasan S&P memberikan rating 4 bagi USDT adalah karena kurangnya informasi yang disediakan oleh Tether terkait kustodian, rekanan ataupun informasi mengenai penyedia rekening bank untuk cadangan stablecoin tersebut.
  • Di sisi lain, stablecoin USDC, USDP, dan GUSD mendapatkan hasil pemeringkatan tingkat 2, dengan status “kuat”.
  • promo

Lembaga pemeringkat utang S&P Global baru saja memberikan rating pada delapan stablecoin yang populer di pasar. Rating tersebut disandarkan pada beberapa indikator; termasuk risiko kualitas aset, nilai pasar, dan penyimpanannya. Menariknya, Tether (USDT), sebagai stablecoin dengan kapitalisasi pasar terbesar, mendapatkan hasil pemeringkatan yang rendah dari S&P. Dari skala 1 sampai 5, Tether hanya mendapatkan rating 4 dengan status “terbatas”.

Dalam keterangan resminya, pihak S&P Global menjelaskan hasil pemeringkatan ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan stablecoin dalam mempertahankan stabilitas terhadap mata uang fiat.

Selain risiko pasar, S&P juga menggunakan pendekatan yang bisa menganalisis sejauh mana persyaratan overcollateralization dan mekanisme likuidasi bisa memitigasi risiko-risiko yang ada. Beberapa hal yang turut menjadi bahan pertimbangan adalah perihal tata kelola, kerangka hukum dan peraturan, likuiditas, teknologi dan ketergantungan pada pihak ketiga, serta rekam jejak.

“Kualitas aset yang mendukung aset kripto menjadi faktor pendorong penting dalam penilaian akhir. Kemudian, tolok ukur lainnya seperti pengawasan, transparansi, serta likuiditas memiliki kontribusi yang rendah terhadap keseluruhan penilaian,” jelas S&P.

Selain Tether, ada 4 stablecoin lainnya yang juga mendapatkan hasil pemeringkatan rendah. Stablecoin DAI dan First Digital USD (FDUSD) adalah aset kripto yang memperoleh hasil pemeringkatan yang sama dengan Tether. Sementara itu, 2 stablecoin lainnya, TrueUSD (TUSD) dan Frax (FRAX), harus puas dengan skor terendah, yakni 5, dengan status “lemah”.

Rating dari S&P untuk Stablecoin Tether Mencerminkan Kurangnya Informasi

Alasan S&P memberikan rating 4 bagi USDT adalah karena kurangnya informasi yang disediakan oleh Tether terkait kustodian, rekanan ataupun informasi mengenai penyedia rekening bank untuk cadangan stablecoin tersebut.

Meskipun sebagian besar cadangan USDT terdiri dari aset yang tergolong aman, seperti surat utang negara jangka pendek dan kas setara kas dalam bentuk dolar AS, pengungkapan informasi terbatas meningkatkan eksposur risiko terhadap aset berisiko tinggi.

Komposisi aset cadangan stablecoin Tether | Sumber: S&P
Komposisi aset cadangan stablecoin Tether (USDT) | Sumber: S&P

Seperti diketahui, sampai dengan saat ini, Tether tak kunjung memberikan audit lengkap cadangannya. Pada bulan November kemarin, Tether kembali merilis laporan atestasi untuk periode Q3 yang diverifikasi oleh firma audt global BDO.

Laporan atestasi itu menyebutkan bahwa cadangan Tether mencapai US$86,4 miliar untuk mendukung US$83,2 miliar USDT yang beredar. Angka tersebut sejatinya memperlihatkan hal yang positif. Namun, menurut S&P, laporan tersebut tidak membeberkan siapa entitas yang bertindak sebagai kustodian dan penyedia rekening bank atas aset yang ada di dalam cadangan.

“Mengingat jenis aset dan terbatasnya transparansi terkait komposisinya, mulai dari denominasi dan debitur pinjaman yang dijamin, terdapat potensi paparan terhadap risiko kredit, pasar, mata uang, dan bunga yang tidak bisa diukur,” tambah S&P.

USDC, USDP dan GUSD Punya Rating yang Lebih Mumpuni

Di sisi lain, stablecoin yang diterbitkan oleh Circle, Paxos, dan Gemini memiliki hasil pemeringkatan yang lebih baik. Stablecoin USDC, USDP, dan GUSD mendapatkan hasil pemeringkatan tingkat 2, dengan status “kuat”.

Menurut S&P, USDC mendapatkan keuntungan dari dukungan penuh atas aset berisiko rendah, utamanya sekuritas jangka pendek dan simpanan di bank.

Circle sendiri menggunakan Circle Reserve Fund (CRF) di BlackRock sebagai kustodian yang menyebutkan rasio agunan perusahaan berada di atas 100%.

Senior Analis S&P Global Ratings, Lapo Guadagnuolo, menambahkan bahwa pihaknya melihat stablecoin bakal semakin tertanam ke dalam struktur pasar keuangan. Salah satu dari jenis aset kripto tersebut mampu bertindak sebagai jembatan antara aset digital dan dunia nyata.

“Penting untuk mengakui bahwa stablecoin tidak kebal terhadap kualitas aset, tata kelola, dan likuiditas. Evaluasi kami mempertimbangkan berbagai elemen yang bisa menyebabkan penurunan harga di bawah atau di atas nilai yang ditargetkan,” tutup Guadagnuolo.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori