Pelopor proyek stablecoin berbasis emas di Indonesia, GIDR tengah melakukan penjajakan dengan beberapa exchange asing untuk memperluas penetrasi bisnisnya di kawasan Asia. Pengembang proyek tersebut diketahui sedang melakukan pembicaraan dengan beberapa exchange yang masuk dalam top-50 dunia. Termasuk Coinstore asal Singapura, Weex, Fasset dan 2 entitas lainnya.
Di sela gelaran Coinfest Asia 2025, tim BeInCrypto berkesempatan melakukan wawancara dengan Co-Founder PT Indonesia Blockchain Persada (Blocktogo), selaku penerbit GIDR, Ginung Pratidina.Dalam kesempatan itu ia menjelaskan bahwa GIDR menjadi proyek stablecoin pertama yang melakukan pendaftaran di sandbox OJK dan baru saja lulus dalam program tersebut belum lama ini.
Proyek ini menjadi menarik, lantaran GIDR menjadi proyek stablecoin pertama di Indonesia yang memiliki underlying berupa emas, dan legal. Nah dalam rangka ekspansi, Ginung mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan penjajakan dengan beberapa exchange asing untuk memperluas cakupan pasarnya.

Sampai saat ini, GIDR sendiri sudah melakukan listing di beberapa exchange lokal. Termasuk Gudang Kripto dan juga Indodax. Dari situ, sebanyak 3.500 GIDR sudah beredar ke publik.
“Dalam hal memilih exchange, kita tidak bisa sembarang untuk melakukan listing. Kita juga melihat liquidity pool (LP)-nya. Karena token ini harus memiliki underlying, artinya kami harus membeli emasnya terlebih dulu dari Pegadaian,” jelas Ginung.
Jajaki Bisnis Lending
Sebagai catatan, stablecoin emas GIDR merupakan proyek stablecoin hasil kerja sama antara Blocktogo dengan PT Pegadaian. Setiap 1 GIDR mewakili 1 emas fisik bersertifikat. Menariknya, setiap satu token GIDR juga bisa di minting.
Tetapi proses ini tidak bisa terjadi di seluruh outlet Pegadaian, hanya satu distro Pegadaian yang bisa melakukan hal tersebut, yakni di Distro Pasar Senen. Dalam kerja sama tersebut, Pegadaian mengambil posisi sebagai penyedia layanan penitipan emas, yang menjamin keamanan emas fisik dari GIDR.
Terlepas dari hal itu, derap ekspansi GIDR masih akan berlanjut. Ginung menuturkan bahwa pihaknya berniat untuk memperluas use-case dari token GIDR sendiri. Menurutnya, ke depan stablecoin GIDR tidak hanya akan bisa digunakan untuk perdagangan semata, melainkan juga untuk lending.
Tetapi rencana itu baru akan terwujud ketika market size GIDR sudah sesuai dengan harapan. Dalam kacamata Ginung, ia berharap agar token GIDR bisa menjadi underlying dalam gadai untuk memperluas penggunaannya di dunia nyata.
“Kerja samanya dengan Pegadaian. Jadi Pegadaian akan mengeluarkan loan to value untuk menggadaikan emas fisik yang dimiliki oleh pengguna GIDR. Namun itu nanti jika market size-nya sudah cukup,” tegas Ginung.
Peningkatan Inklusi Masih Jadi Tantangan
Meski demikian, Executive Vice President Pegadaian, Ferry Hariawan mengakui bahwa saat ini masih terdapat tantangan untuk memperbesar pasar GIDR. Utamanya dalam hal peningkatan inklusi pengguna terkait produk.
Karena menurutnya, segmentasi pasar di Pegadaian sendiri sedikit berbeda dengan industri kripto. Dimana mayoritas pengguna Pegadaian secara demografi adalah wanita dengan usia matang. Sedangkan kripto, menyasar kelompok generasi muda yang terkenal dengan digital savvy.
Untuk dipahami, lewat kerja sama strategis dengan Blocktogo, Pegadaian berhasil menyabet penghargaan dalam kategori produk di International Innovation Awards 2024 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Bagaimana pendapat Anda tentang rencana ekspansi stablecoin berbasis emas, GIDR ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
