Menyusul peristiwa kehancuran sejumlah perusahaan kripto belakangan ini, Badan Pengawas Sekuritas Internasional atau International Organization of Securities Commissions (IOSCO) meluncurkan usulan yang dapat dijadikan sebagai standar aturan kripto dan aset digital dalam skala global.
Kehancuran crypto exchange FTX benar-benar membuka mata banyak pihak terhadap industri kripto. Betapa tidak, dari insiden tersebut banyak perusahaan keuangan digital yang akhirnya terseret dalam pusaran kebangkrutan, yang pada akhirnya membuat kerugian dalam jumlah besar bagi banyak investor. Tidak adanya kejelasan aturan dan pengawasan terhadap aset digital dituding menjadi salah satu biang keladi dalam kegagalan FTX.
Melihat hal itu, Badan Pengawas Sekuritas Internasional atau International Organization of Securities Commissions (IOSCO) ikut masuk untuk membenahi kondisi tersebut. Regulator keuangan global itu merilis usulan yang bisa diterapkan sebagai standar aturan kripto dan aset digital di tingkat global.
IOSCO menerbitkan 18 rekomendasi kebijakan untuk dijadikan kerangka peraturan di 130 negara anggotanya. Jika tidak ada aral melintang, usulan aturan tersebut akan rampung pada kuartal 4 tahun ini.
“Tujuannya adalah untuk mengatasi masalah integritas pasar dan perlindungan konsumen yang muncul dari aktivitas aset kripto. Rekomendasi tersebut juga sudah dikembangkan oleh Satuan Tugas Fintech /FTF Dewan IOSCO sesuai dengan roadmap aset kripto IOSCO yang diterbitkan pada Juni tahun lalu,” jelas IOSCO dalam keterangan resmi.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa industri yang sebelumnya hanya diwajibkan mematuhi aturan anti pencucian uang secara global harus menggunakan pendekatan berbeda. Pasalnya, setiap negara ternyata memiliki aturannya sendiri, yang sesuai dengan karakter pasarnya masing-masing.
Ketua IOSCO, Jean-Paul Servais, mengatakan pada 13 Mei kemarin, Menteri Keuangan di Forum G7 dan Komunike Bank Sentral sudah mengingatkan bahwa sudah saatnya mengakhiri ketidakpastian aturan yang selama ini menjadi ciri khas dari aktivitas kripto.
Makalah konsultasi yang baru saja diterbitkan ini merupakan hasil dari intensifikasi analisis risiko regulasi, pertukaran informasi dan juga pembangunan kapasitas. Oleh karena itu, harapannya bisa menjadi titik balik untuk mengatasi risiko yang jelas dan dekat terhadap perlindungan investor.
Usulkan Perketat Aturan Konglomerasi Kripto
Di samping itu, usulan tersebut juga akan mengatur konglomerasi yang ada di industri kripto, seperti FTX yang sudah bangkrut. Hal itu bertujuan agar bisa lebih memberikan perlindungan terhadap aset pelanggan dan menghentikan konflik kepentingan yang terjadi di antara satu bisnis dengan lainnya.
“Bisnis kripto dibiarkan tumbuh dengan dasar yang cacat dan harus diperbaiki,” ungkap Servais secara terpisah.
Rekomendasi yang diberikan mencakup enam bidang utama yang sesuai dengan tujuan dan prinsip IOSCO. Bidang-bidang tersebut di antaranya adalah aturan tentang benturan kepentingan yang timbul dari adanya integrasi vertikal; manipulasi pasar dan insider trading; risiko perdagangan lintas batas dan kerja sama regulasi; kustodian dan perlindungan aset klien; serta akses ritel, yang mencakup kesesuaian dan distribusi aset.
Ketua Satgas Fintech Tingkat Dewan IOSCO, Lim Tuang Lee, menambahkan rekomendasi dalam bentuk laporan konsultasi itu menetapkan ekspektasi dan pagar pembatas untuk mengatur dan mengawasi pasar kripto yang secara inheren bersifat lintas batas.
Para penyedia layanan aset kripto harus bisa mengatasi adanya konflik kepentingan yang tidak bisa diterima dan menganggap lebih serius hak klien, agar aset nasabah bisa dipertanggungjawabkan dengan hati-hati.
“Sudah waktunya bagi regulator untuk bekerja sama dengan berbagai yurisdiksi untuk memastikan bahwa perlindungan investor dan integritas pasar ditegakkan di industri kripto,” tambah Lee.
Regulasi Tidak Lagi Terfragmentasi
Langkah yang dilakukan oleh IOSCO sebenarnya sudah ditunggu oleh pelaku pasar, karena dengan begitu, payung hukum dan kejelasan keberlangsungan pasar kripto akan menjadi semakin jelas, seperti halnya di pasar keuangan tradisional.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan persepsi bahwa aturan yang ada di industri kripto tersebar dan lambat serta tidak fokus pada tujuan bersama. Dengan adanya usulan aturan global yang dirilis oleh IOSCO akan menutup celah dalam aturan yang selama ini berjalan berbeda di banyak negara.
Selain itu juga untuk menghilangkan regulasi yang terfragmentasi, sehingga kemampuan perusahaan untuk melakukan adu domba antar regulator tidak bisa dilakukan.
Sebagai informasi, sebelum adanya usulan IOSCO, Dewan Stabilitas Keuangan (FSB) juga sudah berniat untuk membuat standar regulasi kripto di tingkat global.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.