Trusted

Sumber Energi Berkelanjutan Bitcoin Mining Lebih dari 50%, Akankah Tesla Terima Pembayaran BTC Lagi?

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Analis Bloomberg, Jamie Coutts, menyatakan bahwa persentase energi yang dikonsumsi Bitcoin miner dari sumber berkelanjutan telah melampaui 50%.
  • Capaian ini mengingatkan kita terhadap pernyataan Elon Musk pada tahun 2021 yang mengatakan bahwa Tesla akan menerima pembayaran dalam bentuk BTC setelah para miner menggunakan sekitar 50% sumber energi bersih.
  • Di sisi lain, patokan Bitcoin miner yang mengonsumsi energi bersih sebesar 50% dapat berarti adanya langkah yang lebih besar menuju adopsi dari sejumlah pihak.
  • promo

Elon Musk pada tahun 2021 mengatakan bahwa Tesla akan menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin (BTC) setelah para miner menggunakan sekitar 50% sumber energi bersih. Dalam perkembangan terkini, standar itu mungkin telah terpenuhi.

Pada hari Kamis (14/9), analis Bloomberg, Jamie Coutts, menyatakan bahwa persentase energi yang dikonsumsi Bitcoin miner dari sumber berkelanjutan telah melampaui 50% dengan penurunan emisi ditambah tingkat hash yang meningkat secara dramatis.

Menurutnya, dorongan terhadap sumber energi terbarukan adalah hasil dari menyebarnya para Bitcoin miner dari Cina usai larangan aktivitas crypto mining di negara tersebut sejak tahun 2021.

Selain itu, pergeseran sumber energi dalam aktivitas Bitcoin mining juga didorong oleh para pelaku di negara-negara tertentu yang beralih memonetisasi energi yang terbuang dan berlebih.

Adapun sejumlah negara yang telah berinvestasi dalam aktivitas Bitcoin mining termasuk El Salvador, Bhutan, Oman, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Setop Pembayaran dalam BTC di Tesla dengan Alasan Tak Ramah Lingkungan

Pada gilirannya, patokan Bitcoin miner yang mengonsumsi energi bersih sebesar 50% dapat berarti adanya langkah yang lebih besar menuju adopsi dari sejumlah pihak.

Pada 24 Maret 2021, Elon Musk, selaku pendiri perusahaan antariksa SpaceX dan CEO perusahaan kendaraan listrik Tesla, mengumumkan bahwa orang-orang di Amerika Serikat (AS) dapat membeli kendaraan Tesla dengan Bitcoin.

“Tesla hanya menggunakan software internal dan open-source serta mengoperasikan node Bitcoin secara langsung. Bitcoin yang dibayarkan ke Tesla akan dipertahankan sebagai Bitcoin, tidak dikonversi menjadi mata uang fiat.”

Namun, dalam perkembangannya pada 13 Mei 2021, Elon Musk mengatakan bahwa Tesla akan berhenti menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin.

Kala itu, alasan yang dipakai adalah peningkatan pesat penggunaan bahan bakar fosil untuk Bitcoin mining, terutama bersumber dari batu bara yang memiliki emisi terburuk dibandingkan dengan bahan bakar apa pun.

Cryptocurrency adalah ide yang bagus dalam banyak hal, dan kami yakin ini memiliki masa depan yang menjanjikan. Namun, hal itu tidak akan berdampak besar terhadap lingkungan. Tesla bermaksud menggunakannya untuk transaksi segera setelah aktivitas Bitcoin mining beralih ke energi yang lebih berkelanjutan,” jelas pihak Tesla saat itu.

Elon Musk Akui Ada Tren Positif pada Sumber Energi Bitcoin Mining

Sejak menetapkan ambang batas sumber energi berkelanjutan sebesar 50% dan tren masa depan yang positif agar Tesla dapat mengizinkan transaksi dalam Bitcoin, Elon Musk pada Agustus 2021 mengakui bahwa ada tren positif terhadap sumber energi ramah lingkungan dalam aktivitas Bitcoin mining.

“Sepertinya Bitcoin lebih banyak beralih ke energi terbarukan dan banyak pembangkit listrik tenaga batu bara kelas berat yang jelas-jelas digunakan telah ditutup, terutama di Cina,” kata Elon Musk.

Dia menyebut ingin melakukan lebih banyak uji coba untuk memastikan bahwa persentase penggunaan energi terbarukan Bitcoin kemungkinan besar berada pada atau di atas 50%, serta ada kecenderungan untuk meningkatkan angka tersebut.

“Jika benar demikian, Tesla akan kembali menerima Bitcoin,” janji Elon Musk.

Dengan temuan terbaru dari analis Bloomberg, masih belum pasti kapan Tesla berniat untuk kembali menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin.

Pada Februari 2021, publik mulai mengetahui bahwa Tesla membeli Bitcoin senilai US$1,5 miliar. Pada kuartal II/2022, Tesla melaporkan bahwa mereka menjual sekitar 75% dari total Bitcoin yang dimilikinya senilai US$936 juta.

Dalam laporan keuangan kuartal II/2023 yang terbit pada 19 Juli lalu, nilai bersih aset digital Tesla mencapai US$184 juta. Tesla tidak membeli atau menjual Bitcoin miliknya sejak kuartal III/2022.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori