Pemerintah India memiliki pandangan tersendiri terkait pemanfaatan aset virtual atau kripto. Di satu sisi, mereka bersikap tegas terhadap perusahaan kripto dengan memperketat aturan dan memberlakukan tarif pajak yang agresif 30% dari keuntungan perdagangan. Sementara di sisi lain, pemerintah India juga terus memacu penerapan central bank digital currency (CBDC) mereka.
Reserve Bank of India (RBI) dilaporkan memulai program uji coba penerapan CBDC Rupee Digital (e-rupee) untuk segmen grosir mulai hari Selasa (1/11). Untuk itu, RBI sudah memilih 9 bank yang akan berpartisipasi guna melihat dan membuktikan kecepatan proses serta efisiensi biaya dari layanan CBDC.
Partisipan termasuk lembaga perbankan yang getol memberikan kredit yaitu State Bank of India. Sementara itu, 8 perbankan lainnya meliputi Bank of Baroda, Union Bank of India, HDFC Bank, ICICI Bank, Kotak Mahindra Bank, Yes Bank, IDFC First Bank, dan HSBC. Dalam rencana pengembangannya, bank sentral India akan melakukan uji coba selama 1 bulan untuk melihat peran CBDC dalam mengurangi biaya transaksi.
“Uji coba CBDC grosir untuk menyelesaikan transaksi pasar sekunder, khususnya transaksi Surat Utang Negara (SUN) di sekuritas milik pemerintah. Dengan adanya e-rupee, diharapkan dapat membuat transaksi antar bank menjadi lebih efisien,” jelas pihak RBI.
Adapun hasil uji coba ini akan menjadi patokan bagi RBI untuk melakukan uji coba CBDC lanjutan dalam beberapa waktu ke depan demi memulai transaksi lintas batas menggunakan mata uang digital.
CBDC India Dapat Digunakan untuk Pembayaran
Sebelumnya, Bank Sentral India pada 7 Oktober lalu sudah menentukan konsep dari CBDC yang akan mereka gunakan. Adapun Rupee Digital akhirnya didefinisikan sebagai alat pembayaran sah yang dikeluarkan oleh RBI.
Terdapat dua versi CBDC yang akan digunakan. Pertama, versi Rupee Digital segmen retail yang bisa digunakan oleh sektor swasta, konsumen non-keuangan, dan bisnis. Sementara itu, versi kedua adalah Rupe Digital segmen grosir yang memang sengaja dirancang untuk memiliki akses terbatas ke lembaga keuangan tertentu.
Secara mudah, bisa diartikan bahwa CBDC retail merupakan akan menjadi layaknya uang tunai yang bisa ditransaksikan secara mudah oleh konsumen. Sedangkan CBDC grosir hanya digunakan untuk penyelesaian transaksi antar bank.
Namun, beberapa pihak mengaku pesimis terhadap adopsi CBDC India nantinya. Pasalnya, dalam konsep penerbitan mata uang digital, pemerintah tidak memberikan insentif untuk menggenjot penggunaannya.
Senior Associate Saraf & Partners, Gangesh Varma, menilai perlu investasi yang signifikan untuk bisa membangun infrastruktur CBDC. Namun, melihat dari konsep yang diterbitkan oleh RBI, hal tersebut akan menjadi kebijakan yang dilematis di masa yang akan datang.
“Namun, India tidak sendiri dalam hal ini. Ditambah dengan uji coba Rupee Digital, India juga tidak tertinggal dari negara lain,” ungkap Gangesh Varma.
Tidak Menggantikan Uang Kertas
Bank Sentral India mejelaskan bahwa lahirnya CBDC mereka bukan dimaksudkan untuk menggantikan peran uang tunai, baik dalam bentuk tunai maupun elektronik. E-rupee akan menjadi salah satu opsi pembayaran yang bisa digunakan masyarakat luas untuk memenuhi kebutuhan keuangan mreka.
“R-rupee akan menjadi opsi tambahan terkait bentuk uang yang tersedia saat ini. Secara substansial, tidak berbeda dengan uang kertas, tetapi menjadi digital. Manfaat yang bisa diambil saat melakukan transaksi akan sama dengan bentuk uang digital lainnya,” tegas pihak RBI.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.