Telegram belum lama ini memperkenalkan fitur pembayaran baru menggunakan Toncoin (TON). Tak ayal, ini memicu antusiasme di antara anggota komunitas. Langkah ini mencakup sistem reward untuk pemilik channel, yang mampu menggenjot monetisasi dari platform ini.
Dengan memfasilitasi pembelian iklan melalui Toncoin, Telegram mulai memasuki integrasi baru antara aset digital dan periklanan.
Baca Juga: Harga Toncoin (TON) Sempat Melesat 61% Seiring Potensi IPO Telegram
Cara Telegram Fasilitasi Monetisasi lewat Toncoin
Pemilik channel di Telegram sekarang berhak memperoleh 50% dari pendapatan iklan yang ditampilkan di channel mereka. Inisiatif ini memanfaatkan keterlibatan pengguna Telegram yang luas. Spesifiknya, berbagai channel yang ada saat ini telah mampu mengumpulkan lebih dari satu triliun tayangan setiap bulannya.
Adapun channel publik dengan setidaknya 1.000 pelanggan atau subscriber tentunya akan diuntungkan oleh skema monetisasi ini. Sebab, langkah itu menandai pergeseran signifikan dalam cara kreator konten menghasilkan pendapatan mereka.
Di samping itu, adopsi iklan berbasis TON juga menandai sebuah perkembangan krusial. Telegram mengeklaim bahwa mereka memilih blockchain The Open Network (TON) karena efisiensi dan kecepatannya, yang mampu memfasilitasi proses pembelian iklan yang mulus.
Selain itu, platform ini menyatakan bahwa inovasi ini tidak hanya menyederhanakan proses periklanan, tetapi juga menawarkan kontrol yang tepat atas lokasi penempatan iklan. Dengan demikian, ini menjamin iklan ditampilkan dalam konteks yang tepat.
“Sekarang, siapa pun bisa mempromosikan bot atau channel mereka dengan biaya sekecil beberapa Toncoin saja. Saat membuat iklan Telegram, Anda dapat memilih channel spesifik lokasi iklan tersebut akan muncul, sehingga Anda memiliki kontrol penuh atas konteks iklan,” jelas pihak Telegram.
Pergerakan Harga Toncoin
Menyusul pengumuman tersebut, harga Toncoin menguat signifikan. TON tercatat naik 7% pada hari Minggu (31/3). Sayangnya, kenaikan itu hanya bertahan sementara, karena terjadi penurunan lagi sebesar 6% pada hari Senin (1/4). Volatilitas semacam ini adalah refleksi dari respons awal pasar terhadap integrasi Toncoin oleh Telegram serta implikasinya yang lebih luas.
Sebagai aset kripto yang menempati peringkat ke-11 terbesar berdasarkan kapitalisasi pasarnya, Toncoin menunjukkan volatilitas harga. Setelah mencapai rekor tertingginya sepanjang masa (all-time high / ATH) di bulan Maret lalu, TON kini tengah berkonsolidasi di zona US$5,50 – US$4,77. Adapun aksi breakout di atas US$5,50 dengan volume yang kuat dapat menandakan berlanjutnya tren naik.
Di sisi lain, dinamika pasar Toncoin telah menjadi sorotan usai Telegram mengumumkan penjualan obligasi senilai US$330 juta. Tak heran, kabar ini pun langsung menarik minat investor secara signifikan.
Sang CEO, Pavel Durov, menyebut penjualan obligasi ini sebagai tonggak bersejarah untuk Telegram, berhasil menarik berbagai dana global. Tidak hanya itu, hal ini juga sekaligus memperlihatkan kondisi finansial yang menjanjikan. Di samping itu, peristiwa ini telah menyoroti efek potensial dari strategi finansial Telegram terhadap kinerja pasar Toncoin.
Di sisi lain, Telegram mengalami hambatan di pasar Spanyol. Pada tanggal 24 Maret, BeInCrypto memberitakan bahwa Spanyol menginstruksikan penangguhan sementara terhadap layanan Telegram. Instruksi tersebut datang sebagai respons terhadap keluhan tentang pelanggaran hak cipta.
Bagaimana pendapat Anda tentang integrasi pembayaran TON oleh Telegram ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.