Trusted

Telegram Raup 40% Lebih Pendapatan dari Kripto

2 mins
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Aset digital berkontribusi lebih dari 40% atas pendapatan Telegram.
  • Perusahaan memiliki hampir US$400 juta dalam bentuk aset digital di neraca keuangannya.
  • promo

Telegram berhasil meraup keuntungan positif dari bisnis aset digital. Laporan Financial Times (FT) menyebutkan, dari lini bisnis baru tersebut, entitas yang didirikan oleh Pavel Durov itu sukses meraup pendapatan lebih dari 40% dari total pendapatan tahunan perusahaan di tahun lalu.

Perusahaan yang berbadan hukum di British Virgin Islands itu membukukan pendapatan secara total sebesar US$342,5 juta dengan kerugian operasional mencapai US$108 juta. Menariknya, dalam laporan keuangan untuk tahun buku 2023, perusahaan berhasil meraup profit dari penilaian kembali aset digitalnya sebesar US$502 ribu.

Posisi tersebut berbalik arah dibandingkan tahun 2022, di mana Telegram masih menderita kerugian dari penilaian aset digital sebesar US$2,43 juta. Hal itu membuat perusahaan akhirnya sukses mengantongi laba dari aset digital secara total sebesar US$85,99 juta.

Menariknya, sumber pendapatan Telegram juga mencakup integrated wallet serta penjualan koleksi digital sebagai item yang diperhitungkan dalam laporan keuangannya. Dari kedua instrumen tersebut, perusahaan mengantongi pendapatan sebesar US$147,81 juta atau sekitar 43% dari total pendapatan yang mencapai US$342,48 juta.

“Yang disebut sebagai wallet terintegrasi adalah lini bisnis baru Telegram. Layanan tersebut adalah program perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan, mengirim, menerima, dan memperdagangkan aset kripto,” jelas laporan.

Besarnya pendapatan berbasis kripto perusahaan diperoleh dari TON Foundation sebagai kompensasi atas antarmuka pengguna (UI) aplikasi yang mengintegrasikan aset kripto dengan Telegram Wallet.

Baca Juga: Bappebti: Rencana Kominfo Blokir Telegram Tidak Terlalu Pengaruhi Investor Kripto

Telegram Miliki Hampir US$400 Juta Aset Digital

Tidak berhenti di situ, proporsi kepemilikan aset digital Telegram juga jauh lebih besar dibandingkan posisi uang tunainya. Berdasarkan laporan, terungkap bahwa Telegram memiliki sekitar US$399,19 juta dalam bentuk aset digital pada tahun lalu.

Jumlah tersebut meningkat lebih dari 3 kali lipat dari posisi 2022 yang hanya mencapai US$106,35 juta. Sementara total kas dan setara kas yang merefleksikan kepemilikan uang tunai perusahaan hanya mencapai US$170,85 juta.

Diperkirakan, pendapatan Telegram yang berasal dari kripto pada tahun ini akan mengalami lonjakan yang lebih besar. Beberapa proyek kripto populer seperti DOGS dan Hamster Kombat (HMSTR) baru saja meluncur, dan berpotensi memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap pendapatan perusahaan secara keseluruhan.

Bagaimana pendapat Anda tentang pendapatan Telegram yang dihasilkan dari aset kripto ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

adi-wiratno.jpeg
Adi Wiratno
Adi adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 9 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori