Lihat lebih banyak

Walau Pasar Kripto Kalut, Tesla Masih Setia Genggam 10.725 BTC

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Dalam laporan keuangan Q4/2022, terungkap bahwa Tesla sampai saat ini, masih tetap menggenggam 10.725 bitcoin dalam kas aset digitalnya.
  • Meski begitu, jika melihat nilai bersihnya, aset digital Tesla menyusut menjadi US$184 juta atau sekitar Rp2,75 triliun, akibat penurunan harga Bitcoin.
  • Sebelumnya, Tesla sempat menjual kepemilikan Bitcoin perusahaan di pertengahan 2022 dan awal 2021.
  • promo

Di tengah kekacauan pasar yang terjadi jelang akhir tahun 2022 kemarin, perusahaan otomotif Tesla, Inc. masih setia terhadap simpanan aset digitalnya. Dalam laporan keuangan kuartal 4 tahun 2022 (Q4/2022), terungkap bahwa Tesla tidak melakukan penjualan aset digitalnya. Artinya, sampai dengan saat ini perusahaan yang dimotori oleh Elon Musk itu masih tetap menggenggam aset digital, baik itu Bitcoin (BTC) dan Dogecoin (DOGE) dalam jumlah yang sama seperti di kuartal ketiga 2022 (Q3/2022).

Berdasarkan data bitcointreasuries.org, Tesla masih memiliki sebanyak 10.725 BTC. Jumlah kepemilikan BTC tersebut menjadikan Tesla berada di posisi ke-5 untuk perusahaan publik yang memiliki Bitcoin terbanyak. Adapun posisi pertama masih dikuasai oleh MicroStrategy yang memiliki Bitcoin sebanyak 132.500 BTC.

Meski begitu, jika melihat nilai bersihnya, aset digital Tesla menyusut menjadi US$184 juta atau sekitar Rp2,75 triliun. Jumlah tersebut turun 15,59% dibanding posisi Q3/2022 yang masih bertengger di kisaran US$218 juta atau sekitar Rp3,25 triliun. Artinya, dalam kurun waktu 3 bulan, nilai kepemilikan Tesla sudah berkurang sebanyak US$34 juta atau sekitar 508,36 miliar.

Hal itu sejalan dengan penurunan dari harga Bitcoin sendiri yang pada akhir September sampai dengan akhir Desember 2022 melemah 14,92%; tepatnya dari US$19.563 di September menjadi US$16.644 di akhir Desember tahun lalu.

Tesla sendiri terakhir kali tercatat melakukan penjualan aset digital Bitcoin pada Juli 2022 kemarin. Kala itu, perusahaan mengaku melepas 75% dari total kepemilikan Bitcoin mereka untuk memperkuat likuiditas di tengah ketidakjelasan kondisi ekonomi. Aksi tersebut bukanlah pelepasan Bitcoin pertamanya. Sebelumnya, pada kuartal pertama tahun 2021, Tesla juga sudah melepas 10% dari total Bitcoin yang dimilikinya.

Laba Bersih Tesla Melonjak Jadi Rp187 Triliun

Menyoal kinerja, Tesla berhasil mengukir rapor hijau dalam laporan keuangannya. Sepanjang tahun 2022 kemarin, perusahaan yang dikenal sebagai pelopor mobil listrik otonom itu sukses mencetak laba bersih sebesar US$12,55 miliar atau sekitar Rp187 triliun.

Jumlah tersebut tumbuh lebih dari dua kali lipat dibanding perolehan laba bersih perusahaan pada tahun 202, yang mencapai US$5,51 miliar. Capaian itu merupakan buah manis dari merayapnya pendapatan perusahaan secara kuartalan. Dari US$18,75 miliar di kuartal pertama tahun 2022, kemudian turun sedikit ke level US$16,93 miliar di kuartal ketiga dan naik kembali ke level US$21,45 miliar dan US$24,31 miliar pada kuartal ketiga dan keempat tahun lalu.

“Pada kuartal 4 saja, laba bersih Tesla mencapai US$3,68 miliar, naik signifikan dari periode yang sama tahun 2021 sebesar US$2,32 miliar,” tulis perusahaan dalam laporan keuangannya.

Meningkatnya penjualan kendaraan listrik perusahaan menjadi katalis utama dalam moncernya kinerja Tesla. Perseroan berhasil meningkatkan angka produksinya sebesar 47% menjadi 1.369.611 unit. Sejalan dengan itu, penjualan Tesla juga ikut meroket, hal tersebut terefleksi dari jumlah pengiriman yang mencapai 1.313.851 atau naik 40% secara tahunan.

Pasang Target Agresif

Untuk tahun 2023, perusahaan optimistis dapat meningkatkan volume produksi dan penjualannya sebanyak 50%. Target yang cukup agresif tersebut bakal disokong oleh kesiapan pabrik dan juga kekuatan arus kas yang mumpuni.

Tesla mengaku memiliki arus kas yang kuat untuk mewujudkan ambisi tersebut. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Tesla masih memiliki kas sebesar US$22,18 miliar atau sekitar Rp331,61 triliun.

Sebagai catatan, perusahaan juga berniat untuk segera memproduksi kendaraan futuristiknya, yakni Cybertruck, di fasilitas Gigafactory yang berada di Texas pada tahun ini.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori