Garantex, sebuah crypto exchange Rusia yang berada di bawah sanksi AS, menuduh Tether menyerang pasar kripto Rusia.
Menurut pengumuman di Telegram exchange tersebut, Tether telah membekukan beberapa wallet USDT di exchange, yang bernilai lebih dari US$28 juta.
Holder USDT di Rusia Berisiko
Garantex menyatakan bahwa stablecoin USDT di wallet pengguna berisiko. Beberapa dana USDT yang dimiliki pengguna di exchange telah dibekukan. Untuk mengatasi situasi ini, Garantex sementara menghentikan semua operasi.
Co-founder Sergey Mendeleev menyatakan bahwa tindakan ini mengganggu perdagangan internasional Rusia yang dilakukan dengan aset digital.
“Kami sementara menghentikan penyediaan semua layanan, termasuk penemuan mata uang kripto, untuk sementara waktu saat kami menyelesaikan masalah ini dengan seluruh tim. Kami berjuang dan tidak menyerah!” tulis Garantex di Telegram.
Lebih lanjut, dia memperingatkan bahwa pembekuan ini menciptakan kesulitan bagi bisnis dan lembaga keuangan yang bergantung pada kripto untuk menyelesaikan pembayaran internasional.
Pada bulan Desember lalu, Menteri Keuangan Rusia mengonfirmasi bahwa negara tersebut semakin banyak menggunakan Bitcoin dan mata uang kripto lainnya untuk perdagangan internasional di tengah sanksi.
“Saat kami membahas pelonggaran ketegangan dan pelonggaran sanksi, kami sekali lagi ditipu. Tiba-tiba, paradigma berubah: sebelumnya, sanksi hanya diabaikan, namun sekarang mereka memblokir tanpa pengadilan atau penyelidikan. Inilah kenyataan yang telah saya peringatkan setidaknya selama dua tahun, namun baik Bank Sentral maupun komunitas profesional tidak mendengarkan,” — tulis Mendeleev.
Mendeleev menekankan bahwa gangguan ini mempengaruhi keterlibatan ekonomi Rusia dalam skala yang lebih luas. Sanksi Barat telah memaksa mata uang digital memainkan peran penting dalam penyelesaian internasional. Insiden saat ini semakin memperumit proses tersebut.
Klaim exchange ini menarik perhatian pada tekanan regulasi yang meningkat dan konflik yang berkembang antara otoritas AS dan pelaku pasar yang beroperasi di yurisdiksi Rusia.
Penjelasan Sanksi Garantex
Deputi Duma Negara Anton Gorelkin menambahkan perspektifnya tentang insiden ini. Dia menunjukkan bahwa keputusan Tether mencerminkan tren tekanan yang lebih luas yang diterapkan oleh regulator Barat pada infrastruktur kripto di tengah sanksi yang sedang berlangsung.
Gorelkin menyoroti bahwa stablecoin terpusat seperti USDT tetap sangat rentan terhadap kontrol dari luar. Meskipun ada blokade, dia yakin bahwa tidak mungkin untuk sepenuhnya menutup pasar kripto Rusia.
Garantex pertama kali menghadapi tantangan regulasi pada April 2022. Otoritas AS memberlakukan sanksi setelah intensifikasi konflik antara Rusia dan Ukraina.
Pejabat menuduh exchange tersebut gagal mematuhi aturan anti pencucian uang dan pendanaan kontra-terorisme. Badan-badan AS mengklaim bahwa Garantex berperan dalam pencucian lebih dari US$100 juta yang terkait dengan kelompok peretas dan transaksi dark web.
Pada bulan Maret tahun lalu, lembaga penegak hukum dari AS dan Inggris memulai penyelidikan terhadap Garantex. Mereka meninjau transaksi kripto yang berjumlah lebih dari US$20 miliar yang dilakukan menggunakan USDT.
Penyelidikan ini mencerminkan ketegangan yang sedang berlangsung antara regulator dan operator kripto di lingkungan yang terkena sanksi.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
