Trusted

Tether Tunjuk Paolo Ardoino Jadi CEO Baru

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Paolo Ardoino baru saja ditunjuk menjadi CEO Tether untuk menggantikan Jean-Louis van der Velde.
  • Jean-Louis van der Velde nantinya akan bergeser kedudukan menjadi penasihat di Tether.
  • Meski begitu, peran keduanya di Bitfinex, yang merupakan sister company Tether, tidak akan mengalami perubahan.
  • promo

Tether, perusahan penerbit stablecoin USDT, baru saja mengubah struktur kepemimpinan di perusahaannya. Paolo Ardoino, yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) Tether, kini naik menjadi CEO perusahaan.

Adanya perubahan struktur ini akan membuat Jean-Louis van der Velde (JL), CEO Tether sebelumnya, bergeser menjadi penasihat Tether per Desember mendatang.

Meski begitu, tidak dijelaskan lebih detail alasan di balik perombakan struktur perusahaan. Namun, peran keduanya di sister company Tether, Bitfinex, tidak mengalami perubahan. Paolo Ardoino masih menjabat sebagai CTO Bitfinex dan Chief Strategy Officer (CSO) di Holepunch, sementara JL akan tetap mempertahankan posisinya sebagai CEO Bitfinex.

Tether menjelaskan bahwa langkah strategis ini telah direncanakan secara cermat dan selaras dengan strategi jangka panjang perusahaan. Peran Ardoino, yang disebut mampu membawa Tether hingga memiliki kapitalisasi pasar senilai US$83 miliar, menjadi faktor penting dalam penentuan keputusan tersebut.

“Pengaruh Ardoino melampaui ekspektasi organisasi. Karena dia secara aktif berkontribusi terhadap stabilitas dan pertumbuhan pasar mata uang kripto global.”

JL mengatakan dengan Paolo Ardoino sebagai CEO, dirinya percaya diri bahwa Tether siap melanjutkan pertumbuhan yang menyasar pada pasar negara berkembang dan teknologi transformatif.

Walau demikian, kiprah JL dalam menavigasi entitas dengan stablecoin berkapitalisasi pasar terbesar di dunia itu juga tidak bisa dikesampingkan. Di bawah kepemimpinannya, Tether mampu menjalin kolaborasi dengan regulator keuangan di seluruh dunia yang juga berpengaruh terhadap proses pendakian perusahaan ke puncak industri.

Selama ini, Paolo Ardoino dikenal sebagai wajah dari Tether. Selain sebagai CTO, dia juga kerap menjadi juru bicara perusahaan untuk memberikan pandangan dan juga informasi perusahaan kepada publik.

Tether Masih Punya Banyak “PR”

Dalam kepemimpinannya kelak, Tether masih harus menghadapi beberapa kewajiban yang sampai saat ini belum terselesaikan; seperti tuntutan transparansi terkait audit lengkap cadangan Tether dan kepatuhan.

Sampai dengan akhir Juli kemarin, Tether masih belum juga merilis laporan audit lengkap. Mereka malah memilih untuk meluncurkan opini jaminan yang diverifikasi oleh BDO, salah satu firma akuntansi global.

Selain itu, Tether juga masih menuai sorotan lantaran kembali meminjamkan stablecoin miliknya ke klien. Padahal, sebelumnya mereka sudah mengaku akan menghentikan praktik tersebut.

Pada September kemarin, juru bicara Tether mengakui hal itu. Ia menyebut bahwa perusahaan memberikan pinjaman dengan jaminan yang didukung oleh aset yang sangat likuid. Selain itu, Tether juga mengeklaim bahwa jaminan yang diberikan dalam skema tersebut menggunakan dukungan yang nilainya berlebih dari total pinjaman.

“Selama kuartal II/2023, kami menerima beberapa permintaan pinjaman jangka pendek dan memutuskan untuk mengakomodasi permintaan tersebut. Bisnis pinjaman Tether akan dihapus pada tahun 2024,” jelas Alex Welch, selaku juru bicara perusahaan.

Cadangan Stablecoin di Bank Berpotensi Timbulkan Risiko Likuiditas

Laporan audit lengkap perusahaan menjadi penting untuk dilakukan. Pasalnya, menurut pandangan dari regulator perbankan Amerika Serikat (AS), cadangan yang disimpan oleh entitas kripto di bank bisa secara cepat berubah.

Pernyataan bersama dari The Fed, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), dan Office of the Comptroller of the Currency mengatakan bahwa bank harus memiliki alat yang kuat agar bisa memantau dana yang ditempatkan oleh entitas kripto.

Pandangan ini juga menyoroti aset simpanan yang terkait dengan stablecoin. Sebagai informasi, USDT ataupun USD Coin (USDC) menggunakan aset keuangan yang disimpan di bank untuk mempertahankan pasaknya tetap memiliki rasio 1:1 dengan dolar AS.

Hal itu berpotensi menimbulkan risiko ketika terjadi penarikan secara serentak. Karena artinya, penerbit akan dengan cepat juga menebus asetnya untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori