Lihat lebih banyak

Bitfinex Listing Perpetual Contract BNB, Perang Dingin Tether vs Binance Berlanjut?

4 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Komunitas kripto dihebohkan dengan Bitfinex, crypto exchange afiliasi Tether, yang menerbitkan perpetual futures aset kripto BNB.
  • Terkait hal ini, ada yang menduga Tether bersiap untuk melenyapkan Binance bersama pendirinya Changpeng ‘CZ’ Zhao.
  • Aksi Bitfinex yang terbitkan perpetual contract BNB juga diduga sebagai respon atas sikap Binance yang mulai mengkritisi Tether.
  • promo

Komunitas kripto sejak Jumat (1/9) dini hari mulai dihebohkan dengan crypto exchange afiliasi Tether yang menerbitkan perpetual futures (kontrak berjangka) aset kripto BNB, native currency dari ekosistem Binance.

Sebenarnya, Bitfinex, crypto exchange yang terafiliasi dengan penerbit stablecoin Tether, telah memperkenalkan perpetual contract BNB sejak hari Rabu (30/8) kemarin. Namun, menjelang akhir bulan Agustus pada pekan ini, komunitas kripto baru mulai menyadari terbitnya perpetual contract BNB di Bitfinex. Sontak, sejumlah spekulasi liar pun mulai bertebaran.

Adapun perpetual contract BNB di Bitfinex dapat diperdagangkan dengan leverage maksimum 20 kali lipat. Hal ini memungkinkan para trader membuka posisi untuk bertaruh apakah harga BNB akan naik (posisi long) atau turun (posisi short) ke depannya.

Komunitas Kripto Soroti Aksi Bitfinex

Terkait aksi Bitfinex tersebut, Dylan LeClair, Head of Market Research di BTC Inc, terkekeh sambil menulis, “Sekarang tanyakan pada diri Anda, setelah bertahun-tahun, mengapa [baru] sekarang [Bitfinex meluncurkan perpetual contract BNB]?

Dia menduga bahwa aksi Bitfinex sebagai respon atas sikap Binance yang mulai mengkritisi Tether.

Travis Kling, pendiri Ikigai Fund, juga bertanya-tanya karena, “BNB telah diperdagangkan selama hampir 6 tahun; Paolo Ardoino [Chief Technology Officer di Tether dan Bitfinex] bersama gengnya menunggu sampai HARI INI untuk meluncurkan perpetual contract BNB.”

Kemudian, akun Twitter (saat ini bernama X) Cryptohippo yang punya pandangan kritis menduga Tether bersiap untuk melenyapkan Binance bersama pendirinya Changpeng ‘CZ’ Zhao.

“Mesin pencetak uang [stablecoin] tanpa batas yang tidak didukung [dengan cadangan dolar yang cukup] vs crypto exchange dengan volume wash trading terbesar di dunia. Saya akan bertaruh pada Tether untuk memenangkan pertarungan ini,” tulis Cryptohippo.

Sementara itu Crypto Rover yang memiliki 552,8 ribu followers mengatakan bahwa, “Bitfinex baru saja me-listing perpetual contract BNB untuk men-short aset kripto itu. Tether akan melakukan apa yang dilakukan Binance terhadap FTX.”

Rumor Hubungan Binance dan Tether Sedang Tidak Baik

Bila sedikit jeli, aksi Bitfinex yang menerbitkan perpetual contract BNB baru-baru ini ada kaitannya dengan dinamika relasi antara Tether dan Binance.

Pada awal bulan Agustus ini, beberapa orang di dalam komunitas kripto menyadari bahwa mungkin sedang ada ‘perang dingin’ antara crypto exchange Binance dan penerbit stablecoin Tether.

Dugaan itu menggema pada 3 Agustus lalu, setelah sejumlah trader kripto tampaknya berbondong-bondong membuang stablecoin Tether USD (USDT) di stablecoin pools utama Curve Finance dan decentralized exchange (DEX) Uniswap.

Konsekuensi aksi itu mendorong pools tersebut ke dalam ketidakseimbangan yang parah. Ketidakseimbangan itu menunjukkan bahwa sejumlah pihak semakin memilih untuk memegang stablecoin lain seperti DAI atau USD Coin (USDC) daripada USDT, karena ada lebih banyak penjual USDT di pools Curve dan Uniswap.

Terkait hal ini, Paolo Ardoino mengisyaratkan bahwa adanya potensi permainan curang. Sejumlah pihak di komunitas kripto menafsirkan hal itu sebagai pukulan terselubung dari raksasa crypto exchange Binance.

“Bukankah menarik bahwa USDT sedang ditekan, dan USDC ditebus dengan besar-besaran, sementara tiba-tiba sebuah pesaing [stablecoin] yang lahir 2 hari yang lalu mendapatkan semuanya? Tepat! Rasanya pasti organik dan tidak manipulatif sama sekali,” cuit Paolo Ardoino dengan nada sarkas.

Adapun pesaing yang disindir oleh Paolo Ardoino adalah stablecoin FDUSD yang diterbitkan First Digital dan berbasis di Hong Kong. Sejak pengenalan awalnya pada 1 Juni lalu, CZ telah menyambut kehadiran FDUSD.

Dalam perkembangan terkini, Binance dengan cepat mengadopsi stablecoin FDUSD dan melakukan beragam cara agar para trader menggunakannya di platform Binance.

CZ Buat Sejumlah Pernyataan yang Menyerang Tether

Adam Cochran, General Partner di Cinneamhain Ventures, mengatakan bahwa, “Apa pun alasan pertarungan Binance dan Tether, itu bukanlah pertanda yang baik.”

Dia menyoroti 2 cuitan CZ yang secara tidak langsung bisa saja mendelegitimasi reputasi stablecoin USDT.

Pada 25 Juli lalu, CZ menulis, “Kerugian tidak permanen biasanya adalah kerugian permanen. Jangan biarkan istilah membodohi Anda. Dan stablecoin tidak selalu stabil. Pelajari manajemen risiko.”

Maju pada 27 Juli lalu, CZ mengatakan, “Bitcoin lebih stabil dari stablecoin sekarang.”

Dalam sebuah acara Ask Me Anything (AMA) yang diselenggarakan Binance pada 31 Juli lalu, CZ menyebut Tether sebagai black box atau kotak hitam karena tidak menerbitkan laporan audit formal.

“Saya pribadi belum melihat laporan audit USDT. Saya rasa, kebanyakan orang yang saya ajak bicara juga tidak melihatnya. Jadi, ini semacam black box, karena kita tidak tahu,” kata CZ.

Dalam pernyataan pada Oktober 2021, Paolo Ardoino, mengatakan bahwa, “Tidak ada stablecoin yang memiliki audit formal, [dan umumnya] hanya punya [laporan] pengesahan.”

Dengan kondisi semacam itu, CZ berharap ada banyak alternatif dalam stablecoin.

Tether Bisa Gunakan Bitcoin Milik Mereka sebagai Ancaman?

Kemudian pada 4 Agustus lalu, terkuaknya alamat Bitcoin wallet Tether memicu spekulasi liar tentang kemampuan mereka untuk memengaruhi market kripto secara luas.

Akun Twitter Napgenus ursus (@napgener), yang mencuri popularitas karena rangkaian cuitan kontroversial terkait insiden di Curve, menyoroti sisi negatif dari Tether yang menjadi pemegang Bitcoin terbesar ke-11 di dunia dengan memiliki 55.022 BTC (sekitar US$1,6 miliar).

“Tether sangat siap untuk menjual Bitcoin yang mereka miliki untuk mempertahankan setiap serangan [negatif atau FUD yang bermakna Ketakutan, Ketidakpastian, dan Keraguan] terhadap depeg USDT. Begitulah cara saya membaca situasi,” catat Napgenus ursus.

Dia menilai bahwa pertarungan Craig Wright vs Roger Ver dalam hard fork Bitcoin Cash (BCH) yang didukung Roger Ver dan menciptakan Bitcoin SV (BSV) yang didukung Craig Wright, diputar ulang pada tahun 2023 ini sebagai ‘perang dingin’ CZ dan Binance vs Paolo Ardoino dan Tether.

Sementara itu, akun Twitter thiccy (@thiccythot_), yang sempat menyebar FUD setelah Binance dan Coinbase digugat regulator AS pada Juni lalu, turut ikut bersuara dalam potensi perang dingin yang melibatkan Binance dan Tether.

“Drama Tether dan Binance sepertinya pertengkaran bisnis biasa. Circle, penerbit stablecoin USDC, berbagi ratusan juta dolar keuntungan dengan Coinbase. Tether tidak membagikan apa pun dengan Binance [padahal digunakan di platform itu secara besar],” ungkap akun Twitter thiccy.

Dia berpendapat, “Tidak begitu absurd [bagi Binance] untuk memperjuangkan sebuah proyek lain setelah Tether memamerkan semua keuntungan mereka. Semoga kedua belah pihak belajar untuk tidak melempar batu ke rumah kaca [merujuk pada industri kripto yang sensitif].”

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori