Pasar kripto baru saja menyaksikan crash signifikan. Lebih dari US$850 juta (Rp13,8 triliun) posisi kripto tersapu likuidasi. Peristiwa ini terjadi setelah Federal Reserve mengumumkan pemotongan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Kendati pasar telah mengantisipasi pemangkasan suku bunga yang moderat, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell terkait pendekatan konservatif atas penyesuaian suku bunga di 2025 nyatanya memantik ketidakpastian pasar sekaligus aksi jual yang masif.
Bitcoin Merosot, Nyaris 300.000 Trader Kripto Terlikuidasi
Dalam konferensi pers, Jerome Powell menyampaikan bahwa meskipun inflasi telah “secara bertahap” melandai, lajunya lebih lambat dari yang diantisipasi. Akibatnya, The Fed merevisi perkiraan inflasi untuk 2025 menjadi 2,5%. Ini mengindikasikan potensi pengetatan kondisi ekonomi yang berisiko membatasi likuiditas di pasar keuangan, termasuk pasar kripto.
“Inflasi telah menunjukkan kemajuan menuju target Komite sebesar 2 persen, tetapi masih agak tinggi. Prospek ekonomi masih tidak pasti, dan Komite terus memperhatikan risiko di kedua sisi mandatnya,” demikian pernyataan Federal Reserve dalam rilis pers.
Perubahan kebijakan moneter ini berakibat pada penurunan tajam pada harga Bitcoin. Harganya tercatat terjun ke bawah US$99.000—turun lebih dari 8% dari rekor harga all-time high (ATH) sebelumnya di US$108.000. Bernasib sama, pasar kripto secara keseluruhan, termasuk altcoin nomor wahid Ethereum (ETH), juga menderita kerugian signifikan.
Menurut Coinglass, dalam 24 jam terakhir terjadi likuidasi sebesar US$869,39 juta; US$749,59 juta berasal dari posisi long dan US$119,80 juta dari posisi short. Altcoin terkena dampak paling parah, menyumbang lebih dari US$222 juta dari total aset yang terbantai likuidasi.
Di tengah gejolak pasar ini, sebanyak 299.335 trader mengalami kerugian tak terduga. Likuidasi terparah terjadi di Binance, melibatkan perdagangan Ethereum senilai US$7 juta.
Terlepas dari kemunduran ini, sentimen di kalangan trader kripto secara mengejutkan tetap optimistis. Crypto fear and greed index saat ini berada di angka 75, mencerminkan pandangan bullish yang solid di tengah terpaan volatilitas pasar. Sentimen ini menyoroti daya tarik berkelanjutan dari aset kripto sebagai investasi, bahkan di masa-masa sulit.
Semakin memperkuat optimisme ini, kendaraan investasi terkait Bitcoin mencatat arus masuk yang signifikan. iShares Bitcoin Trust oleh BlackRock, misalnya, mencatat US$359,6 juta dalam investasi baru hanya pada hari Rabu (18/12). Adapun, arus masuk gabungan untuk semua ETF Bitcoin spot jumlahnya mencapai US$275,3 juta.
Perkembangan ini—yang mencerminkan pendekatan hati-hati Federal Reserve dan optimisme pasar kripto—melukiskan interaksi kompleks antara kebijakan ekonomi makro dan pasar kripto. Investor kelihatannya berusaha melindungi diri dari ketidakpastian ekonomi dengan cara memperkuat portofolio aset digital mereka. Meskipun terdapat volatilitas yang melekat, aset digital dipandang sebagai strategi diversifikasi portofolio yang layak.
Aktivitas pasar terkini menyoroti pengaruh kebijakan moneter AS pada sektor kripto. Sejalan Federal Reserve terus menghadapi tantangan terkait inflasi, respons pasar kripto tetap cepat dan signifikan.
Bagaimana pendapat Anda tentang market dip Bitcoin sekaligus likuidasi massal ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.