Laporan indeks harga konsumen yang diterbitkan oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat, menunjukkan bahwa tingkat inflasi di Negeri Paman Sam sudah menurun menjadi 8,5% pada bulan Juli. Angka tersebut merupakan penurunan cukup signifikan dari tingkat inflasi AS sebelumnya yang sebesar 9,1%.
Pengungkapan ini mengejutkan banyak pihak dalam jajaran kabinet pemerintahan Presiden Joe Biden. Pasalnya, beberapa dari antara mereka telah mengantisipasi peningkatan tingkat inflasi karena beberapa faktor, seperti kenaikan harga dan perang Rusia-Ukraina.
“Hari ini, kami menerima kabar bahwa perekonomian kita mengalami nol persen inflasi di bulan Juli. Nol persen,” ungkap Presiden Biden di Gedung Putih.
- Baca juga: Senator AS Perkenalkan RUU Kripto yang Kedua; Tetapkan CFTC sebagai Regulator Industri Kripto
Harga Aset Kripto Melonjak
Di hampir sepanjang tahun 2022 ini, harga Bitcoin dan aset kripto utama lainnya telah terjun bebas akibat adanya kekhawatiran skala makro dan iklim geopolitik. Namun, setelah munculnya kabar ini, aset-aset kripto teratas nampak mulai pulih.
Sebagian besar aset kripto dalam papan peringat teratas mengalami penurunan pada tanggal 9 Juli lalu. Tanggal tersebut bertepatan dengan waktu penantian hasil laporan. Terlihat harga Bitcoin (BTC) turun 4% menjadi US$23.100. Sementara itu, Ethereum (ETH) anjlok lebih dari 5%. Meski demikian, harga aset-aset itu kini sudah kembali melonjak. Pada saat penulisan, Bitcoin diperdagangkan di atas US$24.500, sedangkan Ethereum diperdagangkan sedikit di bawah US$1.900.
Presiden Joe Biden Berupaya Turunkan Inflasi AS
Menanggapi laporan tersebut, Presiden Joe Biden menekankan bahwa pendekatan saat ini untuk mengurangi inflasi telah bekerja dan Kongres Amerika Serikat harus meloloskan UU Inflation Reduction Act.
“Rencana perekonomian bekerja, dan [yang] kedua adalah membangun sebuah perekonomian yang akan menghargai pekerjaan,” ujar Biden dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih.
Sementara tingkat inflasi berjalan semakin cepat, menurut laporan, tingkat produk domestik bruto (gross domestic product / GDP) menurun selama dua kuartal awal 2022. Hal ini berarti perekonomian benar-benar dihargai. Selain itu, laporan tersebut juga menyoroti bahwa biaya energi melambat di bulan Juli, tepatnya turun 4,6%; meskipun mempertahankan kurva kenaikan pada tahun 2021 di 32,9%. Kemudian, harga bensin juga menurun 7,7% dari bulan ke bulan. Meski begitu, harga bensin masih 44% lebih tinggi daripada tahun sebelumnya.
Sementara itu, harga bahan pangan masih terus meningkat. Kenaikannya sebesar 1,1% selama sebulan dan naik 10,9% pada basis year-over-year (YoY). Peningkatan tersebut merupakan yang terbesar sejak Mei 1979, berdasarkan para pakar.
Data tersebut telah menarik reaksi beragam dari berbagai pihak yang sensitif terhadap inflasi dan tren kebijakan moneter. Prospek suku bunga AS tidak naik setinggi perkiraan sebelumnya juga menekan nilai dolar AS, yang turun lebih dari 1% terhadap sekelompok mata uang mitra dagang utama, menurut New York Times.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.