Pengadilan Rakyat Kabupaten Pingjiang, Provinsi Hunan, memutuskan bahwa trading futures di crypto exchange termasuk dalam kategori perjudian.
Putusan ini membuat sejumlah karyawan BKEX dan promotor eksternal dinyatakan bersalah atas dakwaan “mendirikan kasino”. Namun, mayoritas hukuman akhirnya ditangguhkan.
BKEX Exchange dan Tuduhan Perjudian
BKEX, crypto exchange yang didirikan Ji Jiaming pada 2018 silam, menjadi pusat dalam kasus ini. Wu Blockchain, mengutip putusan pidana yang baru dirilis, melaporkan bahwa Ji Jiaming kini sedang dalam pelarian.
BKEX awalnya beroperasi di bawah naungan Chengdu Dechen BiKe TianXia Technology Co., Ltd., menyediakan layanan trading spot sebelum akhirnya merambah ke futures. Antara Juli 2019 hingga Januari 2022, perusahaan ini beberapa kali berganti nama sebelum akhirnya dibubarkan. Pada 2021, BKEX meluncurkan fitur perdagangan kontrak perpetual, memungkinkan pengguna bertaruh dengan leverage tinggi menggunakan stablecoin USDT.
Menurut laporan, pengadilan menyatakan bahwa model perdagangan ini tergolong perjudian. Pengadilan menilai bahwa platform tersebut mendorong spekulasi harga Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) dengan leverage hingga 1.000 kali lipat.
“BKEX mengumpulkan orang untuk berjudi melalui internet,” lapor media lokal, mengutip putusan pengadilan.
Dilaporkan, karena kurangnya keahlian operasional, Ji Jiaming menggandeng Lei Le, yang membentuk tim di Shenzhen untuk mengelola modul perdagangan kontrak. Berdasarkan kesepakatan, keuntungan bersih dibagi dengan skema 58% untuk tim Ji di Chengdu dan 42% untuk operasi Lei di Shenzhen.
Pengadilan mengungkap, lebih dari 270.000 pengguna BKEX terlibat dalam perdagangan kontrak, menghasilkan keuntungan bersih lebih dari US$54,7 juta (sekitar 300 juta yuan). Dengan Ji Jiaming yang masih buron, persidangan ini berfokus pada karyawan dan agen. Dari delapan terdakwa yang tercatat dalam dokumen pengadilan, dua di antaranya adalah karyawan, dan enam lainnya adalah agen.
Salah satu terdakwa, Zheng Lei, menjabat sebagai insinyur wallet sekaligus kepala departemen wallet. Dia dijatuhi hukuman 25 bulan penjara, yang ditangguhkan selama periode yang sama, dan didenda 150.000 yuan (hampir US$30.000). Pengadilan juga menyita penghasilan ilegalnya sebesar 1,34 juta yuan.
Sementara itu, Wang, karyawan yang bertanggung jawab atas autentikasi KYC dan transaksi kripto, menerima hukuman 23 bulan penjara dengan hukuman ditangguhkan, serta denda sebesar 52.000 yuan (hampir US$10.000). Selain itu, agen-agen seperti Dong, yang merekrut pengguna ke platform, juga dinyatakan bersalah.
Sebagai contoh, Dong mengembangkan lebih dari 10.000 sub-agen dan memperoleh 33.558 USDT dalam bentuk rebate sebelum menyerahkan diri. Dia menerima hukuman penjara 18 bulan, yang juga ditangguhkan selama periode yang sama, dan didenda 35.000 yuan (sekitar US$6.400).
Regulasi Kripto Cina yang Semakin Ketat
Putusan ini sejalan pula dengan tindakan keras Cina terhadap aktivitas kripto berisiko. Baru-baru ini, pemerintah memperketat regulasi perbankan guna menekan perdagangan kripto ilegal, mempertegas sikapnya yang sudah lama menolak investasi spekulatif di aset digital.
Namun, lanskap regulasi di Cina tetaplah kompleks. Pasalnya, meskipun keputusan pengadilan terbaru mengategorikan perdagangan kripto sebagai perjudian, Mahkamah Tinggi Cina sebelumnya telah mengakui aset kripto sebagai properti legal dengan status komoditas. Walhasil, kontradiksi ini mencerminkan pendekatan Cina yang terus berkembang terhadap aset digital.
Terlepas dari tekanan regulasi, adopsi kripto di Cina terus berkembang pesat. Faktanya, negara ini tetap menjadi pemain utama di pasar global. Seperti yang telah dilaporkan BeInCrypto, Asia memimpin adopsi kripto secara global, mencakup 60% dari total pengguna. Laporan juga menunjukkan bahwa investor Cina masih aktif memperdagangkan aset digital, seringkali melalui platform terdesentralisasi dan crypto exchange luar negeri.
Pada akhirnya, keputusan pengadilan yang mengklasifikasikan trading futures kripto sebagai perjudian bisa saja memiliki dampak luas bagi industri aset digital di Cina. Keputusan ini membuka jalan bagi penegakan hukum yang lebih ketat terhadap exchange yang menawarkan perdagangan dengan leverage. Hal ini bisa mendorong lebih banyak platform untuk beroperasi secara tersembunyi ataupun memaksa mereka untuk memindahkan operasi ke luar negeri.
Dengan adanya risiko hukum yang mengintai bagi mereka yang bekerja di sektor kripto di Cina, putusan ini juga bisa mengurangi minat para profesional untuk bergabung dengan industri ini. Untuk saat ini, masa depan perdagangan kripto di Cina tetap penuh ketidakpastian, terombang-ambing di antara kebijakan regulasi yang semakin ketat dan permintaan pasar yang semakin besar pada aset digital.
Bagaimana pendapat Anda tentang larangan Cina terhadap trading futures ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.