Menurut sebuah unit bagian dari Federal Reserve Bank of New York, dolar digital, yang berbentuk mata uang digital bank sentral (CBDC), dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan pembayaran domestik dan lintas batas.
Adapun temuan itu didasarkan pada tes dengan beberapa bank terbesar di dunia dan perusahaan keuangan non-bank. New York Innovation Center (NYIC) menghabiskan sekitar 12 minggu untuk menguji teknologi yang dikenal sebagai regulated liability network.
Hal itu memungkinkan sejumlah lembaga keuangan mensimulasikan penerbitan uang digital yang mewakili dana pelanggan mereka sendiri, sebelum diselesaikan melalui cadangan bank sentral pada sebuah teknologi distributed ledger (DLT) yang disebut wholesale CBDC (wCBDC).
Tes itu membuktikan bahwa apa yang disebut dolar digital memiliki kemampuan untuk meningkatkan pembayaran wholesale atau grosir, dan penggunaan ledger atau buku besar tidak mengubah perlakukan hukum terhadap simpanan.
Sistem pembayaran regulated liability network ini berhasil dalam 5 area yang diuji. Hal itu meliputi programabilitas, privasi, interoperabilitas dengan sistem pembayaran grosir lainnya, ketersediaan sepanjang hari dan minggu, serta kecepatan penyelesaian.
“Dari perspektif bank sentral, bukti konsep kondusif untuk mengeksplorasi simpanan yang diatur dengan token, serta memahami potensi manfaat fungsional bank sentral dan uang digital bank komersial yang beroperasi bersama dalam ‘buku besar bersama’ (shared ledger),” kata Per Von Zelowitz, Direktur New York Innovation Center pada hari Kamis (6/7).
Para Partisipan yang Terlibat
Beberapa bank terbesar di dunia, termasuk Citigroup hingga Wells Fargo, bergabung dalam uji coba untuk melihat apakah sistem baru ini dapat memecahkan masalah, termasuk pergerakan uang lintas batas.
Para peserta lain yang ikut berpartisipasi termasuk BNY Mellon, HSBC, PNC Bank, TD Bank, Truist, U.S. Bank, Mastercard, dan messaging system pembayaran internasional yaitu Swift.
New York Innovation Center mengatakan bahwa proyek ini tidak mencerminkan pandangan dari badan pengatur Federal Reserve Board, Federal Reserve Bank of New York, atau komponen lain dari sistem Federal Reserve (The Fed) yang merupakan bank sentral Amerika Serikat (AS).
Belum Ditemukan Hambatan Hukum
Tes ini dilakukan pada private blockchain yang memerlukan izin untuk berpartisipasi. Hal ini jelas berbeda dengan public blockchain yang umumnya digunakan di dunia kripto.
Adapun proyek ini menyimpulkan bahwa mereka tidak mengidentifikasi hambatan hukum yang tidak dapat diatasi di bahwa undang-undang (UU) AS yang ada saat ini, yang dikhawatirkan akan mencegah pembentukan dolar digital semacam itu. Namun, keterlibatan dengan regulator lebih lanjut akan diperlukan sebelum mencapai kesimpulan akhir.
Sebagai informasi, ide tentang CBDC cukup jauh dari kata terealisasi di Negeri Paman Sam, bila dibandingkan dengan sejumlah negara yang telah memiliki langkah lebih maju seperti Cina.
Sebelumnya, beberapa pejabat The Fed telah menyatakan keraguan mereka atas kebutuhan akan CBDC.
Di sisi lain, beberapa bank seperti JPMorgan mengatakan bahwa mereka melihat peluang dalam deposit token, yang diterbitkan oleh bank di blockchain, yang bisa lebih banyak digunakan daripada stablecoin.
“Proof-of-Concept ini tidak dimaksudkan untuk memajukan hasil kebijakan tertentu. Juga tidak dimaksudkan untuk memberi sinyal bahwa The Fed akan membuat keputusan segera tentang kelayakan menerbitkan CBDC, atau produk maupun layanan lainnya. Serta tidak menunjukkan bagaimana sesuatu akan dirancang,” jelas New York Innovation Center.
Kebutuhan Atas Pembayaran Instan
Saat ini, ketika bank mengirim uang ke luar negeri, seringkali prosesnya panjang dan tidak praktis karena banyak sistem berbeda yang digunakan oleh bank dan pemerintah di seluruh dunia.
Sejumlah partisipan dalam uji coba ini menemukan bahwa teknologi tersebut dapat membantu menyinkronkan pembayaran dalam mata uang dolar dan memfasilitasi penyelesaian (settlement) hampir secara real-time.
Tony McLaughlin, yang memimpin emerging payments dan business development di unit perbendaharaan dan perdagangan Citigroup, mengatakan pihaknya sangat terdorong oleh temuan bisnis, hukum, dan teknis dalam uji coba ini.
“Secara khusus, prospek sistem pembayaran dolar AS yang instan secara global, yang dapat menguntungkan penyelesaian lintas batas, perlu dipelajari lebih lanjut secara serius,” kata perwakilan dari Citigroup itu.
Sebagai informasi, layanan pembayaran instan FedNow, yang dikembangkan oleh The Fed tanpa mengandalkan blockchain, diharapkan akan mulai beroperasi pada bulan Juli ini.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.