Data on-chain mengungkapkan bahwa co-founder Ethereum, Vitalik Buterin, dilaporkan telah menjual sebanyak 3.000 ETH pada harga US$1.250,30 di protokol DeFi Uniswap V3 dua hari lalu.
Tidak berselang lama sebelum akhirnya mengirimkan 3.000 ETH ke protokol DeFi tersebut, riwayat transaksi Buterin yang tercatat di Etherscan menunjukkan bahwa ia telah menerima 5.000 ETH dalam dua transaksi berbeda dari alamat yang sama. Menurut informasi dari DeFi Llama, Uniswap sendiri merupakan automated market maker (AMM) yang saat ini memiliki ETH senilai hampir US$3,6 miliar dan sedang dalam penguncian di berbagai protokol dApp serta DeFi.
Setelah Buterin melakukan transfer ke Uniswap, kemudian ia mengonversi 3.000 ETH miliknya tersebut ke stablecoin USDC. Langkah ini kemungkinan diambil karena ia telah memprediksi harga ETH berpotensi akan turun pasca runtuhnya FTX, bursa kripto yang sebelumnya mendapat predikat terbesar kelima di dunia.
Sebagai informasi, USDC adalah stablecoin yang dipatok ke dolar AS. Umumnya, stablecoin mampu menawarkan peluang kepada para pengguna DeFi untuk mendapatkan yield dari aset kripto mereka. Selain itu, kelas aset ini juga dapat menjadi solusi untuk melindungi holder dari volatilitas aset kripto lainnya.
Vitalik Buterin Ikuti Langkah Investor Lainnya yang Tarik Dana dari Aset Kripto
Pada 14 November 2022, data on-chain dari Santiment mengungkapkan bahwa jumlah aktivitas deposit aktif ETH meningkat. Sedangkan, jumlah pengguna aktif hariannya di jaringan Ethereum telah mengalami penurunan. Data ini mencerminkan bahwa isu mengenai kurangnya kepercayaan pengguna di sektor kripto menyebabkan sejumlah trader dan investor untuk menarik aset mereka dari sektor ini.
Sebelumnya, tepatnya pada bulan Mei, Buterin telah mentransfer sebanyak 30.000 ETH dari wallet miliknya. Tidak heran, aktivitas ini mengakibatkan mencuatnya spekulasi tentang bearish reversal pada harga ETH. Kala itu, ETH diperdagangkan pada harga US$2.086. Dan ternyata, dia mengirimkan dana itu ke sebuah wallet yang ia gunakan untuk donasi kegiatan amal.
Di sisi lain, Ethereum Foundation sendiri tercatat sudah menjual sebanyak 20.000 ETH ke bursa kripto Kraken tidak lama setelah ETH mencapai level tertingginya sepanjang masa (ATH) di angka US$4.891. Tepatnya yang terjadi pada 16 November 2021 lalu. Selain itu, mereka juga terpantau telah menguangkan 35.000 ETH ke Kraken lima bulan sebelumnya pada saat harga aset tersebut juga mencapai titik puncak yang serupa. Terkait aktivitas ini, trader kripto terkenal Edward Morra sempat mengamati ini dan secara retoris menanyakan apakah Ethereum Foundation mengetahui sesuatu yang tidak orang lain ketahui. Pasalnya, kurang dari dua bulan kemudian, harga ETH anjlok sampai 40%.
Meski Kepercayaan di Pasar Pulih, Volatilitas Mungkin Masih Akan Berlanjut
Tidak bisa kita mungkiri, kebangkrutan FTX benar-benar mengguncang sektor kripto dengan begitu masif. Alhasil, harga Bitcoin, sebagai aset kripto terbesar, pun tumbang ke zona di bawah US$16.000.
Pada periode yang sama, setelah anjlok ke titik US$1.073, Ether berhasil menciptakan zona support di titik US$1.000-US$1.200. Namun demikian, masih belum diketahui secara pasti apakah ETH sudah memasuki titik bottom ataukah belum. Terakhir kali aset tersebut mencetak area bottom di titik US$880 adalah pada 18 Juni 2022 lalu. Saat ini, ketika keruntuhan FTX semakin terlihat jelas, semakin banyak juga ketidakpastian yang menyelimuti industri centralized exchange (CEX). Selain itu, tidak sedikit pula di antara bursa-bursa ini yang bersaing ketat dalam upaya untuk membuktikan kredibilitas mereka masing-masing.
Sehubungan dengan huru-hara yang terjadi, Buterin sendiri menyatakan bahwa keruntuhan FTX sangat merugikan pasar kripto. Pasalnya, FTX sendiri telah sejak lama menunjukkan bursanya sebagai entitas yang yang bereputasi tinggi dan juga kredibel di industri.
Sebaliknya, meskipun kehancuran proyek Terra juga sempat sangat merugikan industri kripto, faktanya Terraform Labs tidak pernah berusaha keras untuk memperkenalkan perusahaannya sebagai protokol yang transparan. Oleh karena itulah, meskipun kegagalan yang Terra alami berdampak sangat besar, tetapi insiden itu tidak begitu mengejutkan.
Bagaimana pendapat Anda tentang aksi dump ETH oleh Vitalik Buterin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.