Pasar Bitcoin lagi-lagi memasuki periode tak bergairah menyusul periode volatilitas yang terjadi akibat regulator AS yang semakin gencar menyerang industri kripto. Sebagai akibatnya, aksi konsolidasi terus berlanjut bahkan ketika aset ini sudah mulai pulih dari kerugian dan kembali berada di channel range-bound.
Pada tanggal 19 Juni, platform analitik on-chain Glassnode melaporkan bahwa volatilitas, volume, dan nilai terealisasi Bitcoin sedang mencapai level terendah dalam beberapa tahun belakangan.
Dalam sebuah “perjalanan tanpa arah,” pasar BTC tampaknya tak terlalu terpengaruh oleh langkah besar dari manajer aset terbesar di dunia, yakni BlackRock, yang baru saja mengajukan permohonan untuk ETF spot akhir pada akhir pekan lalu.
Volume Bitcoin dalam Fase Hangover
Salah seorang analis dari Glassnode dengan akun Twitter @_Checkmatey_ mendeskripsikan kondisi pasar saat ini sebagai periode “hangover“.
“Bitcoin [sedang] sepi, volumenya turun, jadi cukup jelas [bahwa] kita sedang mengalami fase apatis pasca-pesta (hangover apathy).”
Apabila mengamati kisaran harga BTC selama periode 30 hari, Glassnode melaporkan bahwa periode “tenang” seperti ini “jarang terjadi.”
Sementara itu, terhitung sampai detik ini, Bitcoin sendiri telah berada dalam periode range-bound selama lebih dari tiga bulan. Batas atas dari kisaran tersebut adalah US$31.000 pada tanggal 15 April, dengan batas bawah di US$25.000 pada tanggal 15 Juni.
Di samping itu, kondisi pasar semacam ini cenderung terjadi selama “periode apathetic hangover pasca-bear market,” tambah laporan tersebut.
Selain itu, metrik Volatilitas Terealisasi untuk periode satu bulannya juga terpantau sudah turun di bawah 40%. Capaian tersebut menjadi salah satu rekor terendahnya sejak pasar bullish tahun 2021 silam.
“Kita bisa memahami [bahwa] peristiwa seperti ini biasanya terjadi selama periode sideways yang panjang ketika pasar [berusaha] mencari pijakannya setelah tren bearish yang berkepanjangan.”
Selain itu, nilai mutlak (absolut) dari aktivitas pengambilan profit dan kerugian (profit and loss-taking) juga telah tergelincir ke level terendah dari siklusnya dan juga level terendah bulan Oktober 2020 di sekitar US$268 juta.
Tidak hanya di pasar spot, nyatanya penurunan juga terjadi di pasar derivatif, dengan volume perdagangan futures yang turun menjadi US$20,9 miliar per hari. Hal ini terjadi akibat likuiditas di segenap pasar aset digital terus menurun.
Namun, sisi positifnya, para “hodler” masih tetap konsisten melancarkan aksinya untuk mengakumulasi BTC. Mereka terus menumpuk koin-koin tersebut dengan jumlah sekitar 42.200 BTC setiap bulannya. Kondisi ini menunjukkan bahwa “kelas yang tidak terlalu memperdulikan harga sedang menyerap porsi yang signifikan dari pasokan yang tersedia saat ini.”
Prospek Pasar Kripto
Setelah tiga hari bergerak secara datar (sideways), harga Bitcoin akhirnya berhasil terangkat selama sesi perdagangan Asia pada Selasa (20/6) pagi. Alhasil, aset ini sekarang diperdagangkan seharga US$26.936, atau sudah mencatatkan kenaikan harian sebesar 2%.
Sejak tertimpa aksi dump akibat aksi SEC minggu lalu, harga Bitcoin tercatat sudah pulih sekitar 8% ke levelnya saat ini. Namun, jika dihitung dari level tertingginya sepanjang masa, aset ini masih turun 61% dan sekarang terlihat masih kokoh berada di zona bearish.
Bagaimana pendapat Anda tentang periode hangover Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.