Lihat lebih banyak

Memahami 3 Masalah Terbesar Pasar Kripto di Bulan Juni 2023: Volume Perdagangan, Likuiditas, dan Tekanan Jual

4 mins
Oleh Bary Rahma
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Di bulan Juni, pasar kripto harus bergulat dengan penurunan drastis dalam volume perdagangan, potensi krisis likuiditas, dan tekanan jual yang melonjak.
  • Crypto exchange terkemuka, khususnya Binance, telah mengalami penurunan volume perdagangan, sementara offshore crypto exchange semakin unjuk gigi menjadi pemain dominan.
  • Likuiditas yang rendah dapat berdampak negatif pada stabilitas harga dan efisiensi pasar, sementara tekanan jual yang tinggi bisa menyeret harga Bitcoin turun.
  • promo

Seiring dengan datangnya bulan Juni, kalangan investor yang terlibat dalam perdagangan kripto akan bergulat dengan tiga tantangan utama. Tentu saja, kendala-kendala ini dapat berdampak pada pasar kripto secara luas.

Tiga masalah ini termasuk penurunan volume perdagangan yang drastis, masalah likuiditas yang mengkhawatirkan, dan peningkatan tekanan jual yang substansial.

Volume Perdagangan Merosot

Di kuartal pertama tahun ini, pasar kripto penuh dengan momentum dan ekspektasi perdagangan yang tinggi. Tapi sayangnya, kita justru harus menyaksikan penurunan yang mengkhawatirkan dalam volume perdagangan di semua centralized crypto exchange (CEX) terkemuka sejak saat itu.

Volume perdagangan harian yang diakumulasi pada bulan Mei telah menyusut, dari angka yang mengesankan sebesar US$23 miliar, menjadi hanya US$9 miliar. Aksi penurunan ini menandakan berkurangnya minat spekulatif dan sikap apatis terhadap pasar kripto yang semakin tinggi.

“Volume perdagangan kripto harian sekarang adalah yang terendah sejak tahun 2020. Pasar secara agregat sedang mengalami periode apatis dan kapitulasi secara bertahap – kurangnya minat spekulatif dari massa menciptakan peluang bagi mereka yang memiliki keyakinan kuat,” kata analis Will Clemente.

Volume Perdagangan Kripto | Sumber: Kaiko
Volume Perdagangan Agregat dari 18 Crypto Exhange| Sumber: Kaiko

Sementara mengenai porsi volume perdagangan secara keseluruhan di crypto exchange, Binance telah mengalami penurunan signifikan. Pangsa pasarnya telah merosot hingga 56%, yang artinya mengalami penurunan tajam sebesar 15% dari puncaknya pada paruh kedua tahun 2022.

Sebaliknya, penurunan ini justru menguntungkan bagi crypto exchange di kategori lain, yang mencakup platform; seperti Huobi, Kraken, dan KuCoin.

Pangsa Pasar Kripto | Sumber: Kaiko
Pangsa Pasar Kripto | Sumber: Kaiko

Dengan lanskap regulasi di Amerika Serikat yang masih belum pasti, offshore crypto exchange tetap mendominasi dalam ekosistem perdagangan kripto. Mereka bahkan menyumbang 86% dari total volume perdagangan yang mengesankan. Terlebih lagi, tren ini diprediksi akan terus meningkat.

Lalu, yang mengejutkan lagi, bahkan Coinbase, yang secara tradisional diakui sebagai alternatif yang mematuhi aturan dibandingkan platform perdagangan kripto lainnya, mengumumkan peluncuran platform derivatif offshore miliknya sendiri, yaitu Coinbase International Exchange.

Krisis Likuiditas Kripto

Masalah besar kedua yang menghantui pasar kripto adalah krisis likuiditas. Hal ini terutama terlihat sangat signifikan untuk Bitcoin dan Ethereum.

Meskipun market depth berdenominasi USD tetap relatif stabil, likuiditas dalam bentuk persentase koin yang tersedia di pasar tetap datar. Ini berarti jumlah penawaran dan permintaan dalam batas 2% dari harga perdagangan saat ini. Hal ini mencerminkan meningkatnya ketidakpedulian orang-orang terhadap pasar kripto.

Market Depth Kripto | Sumber: Kaiko
Market Depth Kripto | Sumber: Kaiko

Penurunan likuiditas yang terus berlanjut telah menyebabkan mencuatnya pernyataan dari Jane Street dan Jump Crypto, dua market maker, yang mengungkapkan rencana untuk mengurangi operasi kripto mereka di AS karena ketidakpastian regulasi. Selangkah lebih jauh di depan, Jane Street bahkan mengumumkan pengurangan skala operasi kripto mereka secara global.

Implikasi dari berkurangnya likuiditas di pasar kripto sendiri sangat signifikan. Bukan tanpa alasan, karena likuiditas merupakan aspek penting dalam setiap pasar keuangan, termasuk kripto. Hal ini mengacu pada kemudahan apakah aset dapat dibeli atau dijual di pasar tanpa mempengaruhi harga aset tersebut.

Tingkat likuiditas yang tinggi menciptakan pasar yang lebih aman dan efisien. Oleh karena itu, hal ini memungkinkan para partisipan untuk masuk dan keluar dari perdagangan dengan mudah, sehingga menghasilkan spread yang lebih ketat.

Tapi sebaliknya, likuiditas yang rendah dapat menghambat kemampuan pelaku pasar untuk mengeksekusi perdagangan dalam jumlah yang lebih besar tanpa memberikan dampak pada harga, yang juga dikenal sebagai slippage.

Masalah Terbesar yang Dihadapi Trader Kripto | Sumber: Statista
Masalah Terbesar yang Dihadapi Trader Kripto | Sumber: Statista

Sederhananya, jika seorang trader ingin menjual kripto dalam jumlah besar dan jumlah pembelinya tidak mencukupi, harganya mungkin harus diturunkan agar menjadi menarik. Proses ini kemudian dapat menciptakan downward price spiral, yang bisa berujung membuat harganya lebih rendah dan mungkin memicu aksi jual besar-besaran.

Tekanan Jual yang Melonjak

Masalah ketiga yang muncul pada bulan Juni 2023 adalah lonjakan tekanan jual, karena harga Bitcoin turun di bawah US$27.000.

Sementara komunitas kripto tetap waspada terhadap level harga yang krusial, kekhawatiran seputar likuiditas semakin meningkat setelah adanya tindakan legislatif di Amerika Serikat.

Grafik Harga BTC/USD | Sumber: TradingView
Grafik Harga BTC/USD | Sumber: TradingView

Antoni Trenchev, mitra pengelola dari lender kripto Nexo, menyampaikan poin yang menarik.

“Bitcoin menghadapi sejumlah hambatan potensial di bulan Juni, dan sekarang drama batas utang tampaknya sedang menanti. Begitu Senat berkemungkinan mendukung undang-undang batas utang, pasar [akan] dibanjiri penerbitan treasury bill, yang kemungkinan akan menarik likuiditas dari aset berisiko, seperti Bitcoin,” jelasnya.

Plafon Utang AS | Sumber: Statista
Plafon Utang AS | Sumber: Statista

Baru-baru ini, DPR AS menyetujui kesepakatan untuk menangguhkan batas utang (debt ceiling) sebesar US$31,5 triliun. Hal ini dapat mengakibatkan penerbitan treasury bill AS hingga US$1 triliun, yang menimbulkan tekanan tambahan pada Bitcoin.

“Untuk Bitcoin, ini cukup sederhana: Tetap [berada] di atas moving average 200 minggu sekitar US$26.300, dan tren naik yang bullish sejak titik terendah November di US$15.500 masih utuh. Di sisi positif, [jika] harga mencapai di atas US$31.000, segalanya mungkin mulai menjadi sangat menarik.” jelas Antoni Trenchev.

Namun, tetap saja, Maartunn, selaku Manajer Komunitas di CryptoQuant, percaya bahwa meskipun lonjakan tekanan jual baru-baru ini mirip dengan aksi jual sebelumnya, tekanan ini mungkin akan mencapai puncaknya dalam waktu dekat dan kemudian kembali normal.

Bagaimana pendapat Anda tentang 3 masalah besar yang dihadapi pasar kripto ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori